Kisah Sayyidina Ali Membeli Unta Malaikat Jibril Seharga 100 Dirham

kisah sayyidina ali

Pecihitam.org – Sebuah kisah tentang Sayyidina Ali membeli Unta dari malaikat ini tercantum dalam dua kitab, yaitu an Nawadir dan al Aqthaf ad Daniyyah fi Idhahi Mawa’idhi al ‘Ushfuriyyah. Dalam kedua kitab tersebut ada sedikit perbedaan versi namun pesan yang disampaikan sama.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam kitab al Aqthaf ad Diniyah diriwayatkan Ja’far bin Muhammad, yang memiliki sanad dari ayahnya, lalu dari kakeknya. Suatu ketika, kakek Ja’far yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib pulang ke rumah selepas silaturahim kepada Rasulullah.

Di rumah itu Ali menjumpai istrinya, Sayyidah Fatimah, sedang duduk memintal, sementara Salman al Farisi berada di hadapannya tengah menggelar wol.

“Wahai wanita mulia, adakah makanan yang bisa kau berikan kepada suamimu ini?” tanya Ali kepada istrinya.

“Demi Allah, aku tidak mempunyai apapun. Hanya enam dirham ini, ongkos dari Salman karena aku telah memintal wol,” jawabnya. “Uang ini ingin aku belikan makanan untuk Hasan dan Husain.”

“Bawa kemari uang itu,” kata Ali. Fatimah segera memberikannya dan Ali pun keluar membeli makanan.

Dalam versi kitab an Nawadir disebutkan bahwa hari itu, sudah tiga hari, Hasan, Husain, Harits, Ali dan Fatimah belum makan. Fatimah mempunyai kain jarik dan meminta Ali untuk menjualkannya. Lalu, ada yang membeli kain itu dengan enam dirham. Bukannya dibawa pulang ke rumah, uang itu malah disedekahkan Ali kepada orang-orang fakir.

Baca Juga:  Hafshoh binti Umar, Istri Nabi yang Menjadi Pemilik Mushaf Pertama

Ketika dijalan Sayyidina Ali bertemu seorang laki-laki yang berdiri sambil berujar, “Siapa yang ingin memberikan hutang (karena) Allah yang maha menguasai dan mencukupi?” Sayyidina Ali yang mendengra itu kemudian mendekat dan langsung memberikan enam dirham di tangannya kepada lelaki tersebut.

Sesampainya dirumah Fatimah menangis saat mengetahui suaminya pulang dengan tangan kosong. Sayyidina Ali hanya bisa menjelaskan peristiwa secara apa adanya.

“Baiklah,” kata Fatimah, tanda bahwa ia menerima keputusan dan tindakan suaminya.

Sekali lagi, Sayyidina Ali bergegas keluar. Kali ini bukan untuk mencari makanan melainkan mengunjungi Rasulullah. Di tengah jalan seorang Badui yang sedang menuntun unta menyapanya, “Hai Ali, belilah unta ini dariku.”

”Aku sudah tak punya uang sepeser pun,” kata Ali.

“Ah, kau bisa bayar nanti.”

“Harganya berapa?”

“Seratus dirham.”

Sayyidina Ali sepakat membeli unta itu meskipun dengan cara berhutang. Sayyidina Ali lantas menggeret unta itu untuk menjualnya ke pasar. Sesaat kemudian, tanpa disangka ia berjumpa dengan orang Badui lainnya.

“Apakah unta ini kau jual?”

“Benar,” jawab Ali.

“Dengan harga berapa kau membelinya?,”

“Seratus dirham?”

“Saya akan membelinya dengan keuntungan 60 dirham,” kata Badui itu. Ada versi lain Badui itu membelinya dengan harga 300 dirham.

Ali menyetujui harga tersebut dan akhirnya, si Badui membayarnya kontan. Kemudian Ali menemui seorang badui pertama untuk membayarkan hutang Untanya.

Baca Juga:  Nama Aslinya Abdul Ghaffar, Kenapa Dikenal dengan Nama Nabi Nuh? Beginilah Ceritanya

Badui itu bertanya, “Apakah kau sudah menjual unta itu, wahai Ayah Hasan?,”

“Ya,” jawab Ali.

“Kalau begitu berikan hakku!,” ungkap badui itu.

Setelah ali menyerahkan seratus dirham dari hasil penjulan unta tadi kepaa badui itu, Sayyidina Ali segara pulang kepada istrinya. Fatimah kali ini tampak kaget namun juga berseri menunggu penjelasan suaminya dari mana ia mendapatkan uang 60 dirham.

Fathimah bertanya, “Dari mana engkau mendapatkan (uang) ini suamiku”.

Ali menjawab, “Saya bersedekah karena Allah dengan enam dirham. Lalu Allah SWT memberiku enam puluh dirham. Setiap satu dirham dibalas dengan sepuluh dirham”.

Setelah kejadian tersebut, Ali lantas ingin menghadap Rasulullah SAW. Saat kakinya baru memasuki pintu masjid, sambutan hangat langsung datang dari Rasulullah.

Nabi pun melempar senyum dan salam, lalu bertanya, “Hai Ali, kau yang akan memberiku kabar, atau aku yang akan memberimu kabar?

“Sebaiknya Engkau, ya Rasulullah, yang memberi kabar kepadaku

“Tahukah kamu, siapa orang badui yang menjual unta kepadamu dan orang badui yang membeli unta darimu?”

“Allah dan Rasul-Nya tentu lebih tahu,” sahut Ali memasrahkan jawaban.

“Hai, Ali! Orang yang menjual unta itu adalah Jibril as, dan orang yang membeli itu adalah Mikail, sedangkan unta itu adalah kendaraan Fatimah nanti pada hari kiamat,” Kata Rasulullah.

Baca Juga:  Kisah Tentang Keajaiban Istighfar Tukang Roti yang Menggetarkan Imam Ahmad

Kemudian Rasulullah lanjut bersabda, “Hai Ali! Engkau diberikan tiga hal yang tida diberikan kepada selain engkau, yaitu istri yang nantinya yang menjadi ratu wanita surga, dua putra yang nantinya menjadi kepala pemuda surga, dan mertua yang menjadi tuan para utusan Allah. Oleh karena itu, bersyukurlah kepada Allah SWT atas segala yang diberikan kepadamu dan memujilah kepada-Nya atas segala kebaikan yang Allah berikan kepadamu.

Dalam versi kitab al-Aqthaf ad-Daniyah disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Sangat beruntung kau, wahai Ali. Kau telah memberi pinjaman karena Allah sebesar enam dirham, dan Allah pun telah memberimu tiga ratus dirham, 50 kali lipat dari tiap dirham. Badui yang pertama adalah malaikat Jibril, sedangkan Badui yang kedua adalah malaikat Israfil.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik