Kisah Seorang Sopir yang Jadi Waliyullah dan Punya Santri Ribuan

kisah sopir jadi waliyullah

Pecihitam.orgWaliyullah adalah orang-orang pilihan yang menjadi kekasih-Nya. Selalu terdapat kisah-kisah seru dan rahasia yang tak terduga tentang Wali Allah di dunia. Ada Wali yang menyamar seperti orang gila, bahkan ada juga wali yang tak tahu bahwa dirinya seorang Wali.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun yang perlu kita tahu ternyata tak semua wali atau kekasih Allah itu adalah seorang ulama, keturunan orang-orang saleh atau pejuang Islam. Bahkan ada kisah yang mana seorang sopir pribadi jadi waliyullah. Lantas apa amal perbuatannya hingga ia bisa mendapat maqam yang tinggi di mata Allah? Berikut kisahnya.

Ini adalah kisah nyata seorang bernama Mukhsin yang jadi sopir pribadi juragan di Malang dan ternyata ia adalah Waliyullah. Walaupun profesinya sopir ternyata beliau merupakan wali dan menjadi pengasuh pondok pesantren dengan jumlah santri ribuan.

Suatu hari Mukhsin diminta sang majikan yang bermukim di Bululawang, untuk mengantarnya ke Pasuruan. Sang Majikan ingin berkunjung ke kediaman salah satu kiai besar yang sudah kesohor derajat kewaliannya yaitu Mbah Hamid.

Sebagai sopir yang baik dan rajin bekerja, Mukhsin pun mengantar sang majikan tadi. Mereka berdua menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam, dan akhirnya mereka sampai di pondok pesantren Kiai Hamid bin Abdullah bin Umar Pasuruan.

Baca Juga:  Daud ath-Tha'i, Waliyullah yang Hanya Punya Harta 20 Dinar dalam 20 Tahun

Sesampainya di pondok Mukhsin tak mengantar majikannya masuk ke dalam ruang tamu sang kiai. Sebab sebagai seorang sopir, ia merasa sebaiknya menunggu sang majikan di luar saja.

Namun ternyata Kiyai Hamid tak mau menerima majikan tadi jika Mukhsin sopirnya tak diajak masuk ke ruang tamu. Akhirnya sang majikan memanggil Mukhsin dan memintanya ikut masuk.

Sang Manjikan pun berkata: “Kiyai Hamid tidak mau menerima kedatanganku, kalau kamu tidak ikut masuk,”
Mukhsin kemudian terheran. Dalam hati ia bertanya, “Kenapa kiyai Hamid tidak mau menerima majikanku, kalau aku tidak ikut ke dalam?”

Akhirnya Mukhsin ikut masuk ke ruang tamu. Barulah Kiai Hamid menyambut sang majikan dan dirinya dengan hangat.
Ditengah obrolan, tiba-tiba Kiai Hamid bertanya kepada Mukhsin amalan-amalan apa yang dijalaninya selama ini. Mukhsin pun menjawab, ia hanya menjalani berbagai amalan yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.

Baca Juga:  Kisah Muslim Jenaka; Mulai Humor Rasulullah Hingga Nasruddin Hoja

Karena juga penasaran, si Majikan pun bertanya: “Tadi kenapa Kiyai menolak kedatangan saya, ketika saya masuk sendirian ke kediaman Anda? Dan Anda bilang tidak akan menerima kedatangan saya apabila tidak mengajaknya (sopir) juga?,”

“Anak ini akan jadi wali dan akan memiliki pondok pesantren yang besar. Saya sudah melihat tanda-tandanya. Makanya saya menolak kedatanganmu kalau tak kamu ajak sang wali,” jelas Kiyai Hamid.

Mukhsin pun hanya tersenyum dan sedikit menundukkan kepalanya karena malu mendengar jawaban Kiyai Hamid tersebut. Ia sendiri tak pernah mengetahui kalau ia akan menjadi seorang waliyullah. Bahkan sang majikan terperanjat kaget mendengar penuturan Kiai Hamid tentang sopir pribadinya tersebut.

Setelah sekian lama kisah ini pun menyebar ke berbagai pelosok, maka satu persatu para orangtua mengirimkan anak-anaknya kepada Kiyai Mukhsin untuk belajar agama Islam. Semula hanya lima murid dan bertempat di mushala dekat rumah majikannya. Namun kian lama, kewalian Kiyai Mukhsin terdengar di berbagai daerah akhirnya makin banyak santri belajar kepada beliau.

Baca Juga:  Hatim Al-Asham, Seorang Wali yang Pura-pura Tuli demi Seorang Wanita

Dari situ berdirilah Pondok Pesantren Al-Maqbul yang terletak di daerah Bululawang, Kabupaten Malang. Dan setahun kemudian santrinya mencapai 100. Dan semakin tahun jumlah santrinya terus bertambah. Hingga kini jumlah santrinya mencapai sekitar sepuluh ribuan.

Ternyata Kiyai Mukhsin menjadi kekasih Allah bermula dari seorang sopir yang selalu taat dan takut kepada Allah. Beliau tak pernah meninggalkan salat lima waktu dimanapun berada dan selalu menjalankan sunah-sunah Rasulullah SAW lainnya.

* Dikutip dari Cerita Nyata Para Wali , Al Ba’alawi & Ulama dengan sedikit penyesuainan yang diperlukan.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik