Pecihitam.org – Biasanya bayi yang baru saja dilahirkan oleh ibunya akan menangis dalam keadaan apapun kecuali pada saat tidur. Entah itu alasannya karena lapar, haus, buang air kecil atau buang air besar. Semua bayi hanya bisa mengekspresikannya dengan satu cara yakni menangis.
Namun ada kisah tiga bayi ajaib dalam Islam yang berbeda dengan bayi biasa. Allah Swt. menunjukkan kekuasaan-Nya kepada tiga bayi ajaib yang bisa berbicara saat masih dalam gendongan ibunya.
Tiga bayi ajaib tersebut pernah diceritakan langsung oleh Rasulullah Saw. kepada Abu Hurairah r.a. dalam shahih al Bukhari kitab Ahadisul Anbiya’. Berikut adalah kisah ketiga bayi ajaib tersebut:
Pertama, Nabi Isa a.s. ketika masih bayi. Kisah bayi Nabi Isa tercantum dalam al Qur’an surah Maryam ayat 16 sampai 36. Kisah ini dimulai saat Maryam diberi kabar gembira oleh malaikat Jibril bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki suci.
Maryam pun kaget. Ia tak habis pikir, bagaimana ia bisa mengandung sedangkan disentuh oleh seorang laki-laki saja tak pernah ia rasakan. Tapi bagi Allah Swt. tidak ada yang tidak mungkin. Apabila Allah Swt. telah berkehendak, hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin.
Maryam mengasingkan diri dengan kandungannya itu dari hingar bingar manusia, hingga masanya tiba ia merasakan sakit akan melahirkan. Setelah kelahiran Nabi Isa as, ia pun membawanya kembali pulang ke kampung halaman.
Kedatangan Maryam mendapat cemoohan dan cibiran. Orang-orang berkata, “wahai Maryam, sungguh engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar.” “Wahai saudara perempuan Harun, Ayahmu bukanlah seorang yang buruk perangainya, dan ibumu bukan pula perempuan pezina.”
Mendengar hal tersebut, Maryam yang tak kuasa menantang mereka dan mengusulkan agar bertanya langsung kepada anaknya yang masih bayi bahwa ia bukanlah pezina. “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam gendongan?” Jawab mereka.
Namun Nabi Isa a.s. yang masih bayi dalam gendongan Maryam pun dengan izin Allah Swt. tiba-tiba berbicara. “Sesungguhnya aku hamba Allah Swt., Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan Aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada. Dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
Kisah bayi ajaib selanjutnya adalah bayi pembela Juraij di kalangan Bani Israil. Dikisahkan bahwa seorang laki-laki bernama Juraij shalat di Musholla. Saat menjalankan ibadah shalat, ibu kandungnya datang menemuinya dan memanggil-manggil namanya. “Juraij….Juraij….”
Meski bimbang untuk menjawab panggilan ibunya atau meneruskan shalatnya, akhirnya ia memilih untuk meneruskan shalatnya. Sang ibu geram, tak mendapati jawaban anaknya yang ia panggil-panggil namanya. Lantaran sudah sakit hati, ibunya Juraij pun berkata, “Ya Allah, Jangan Engkau matikan Juraij sampai Engkau memperlihatkan ia perempuan-perempuan pezina.”
Do’a sang ibu dikabulkan Allah Swt. Tak lama kemudian, Juraij yang masih di Musholla didatangi oleh perempuan cantik yang merayu untuk bercumbu dengannya. Juraij menolak dengan keras sebab ia memang dikenal dengan seorang yang alim dan ahli ibadah.
Kecewa dengan penolakan Juraij, perempuan itu pun mendatangi laki-laki penggembala kambing, merayu dan mengajaknya melakukan perbuatan zina. Perempuan tersebut pun hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia mengaku pada kaum Bani Israil bahwa anaknya tersebut adalah hasil hubungan gelapnya dengan Juraij.
Sontak kaum Bani Israil pun marah. Mereka berbondong-bondong menyerbu tempat peribadatan Juraij untuk mereka hancurkan. Mereka tak henti-hentinya mencela dan menghakimi Juraij. Juraij yang merasa tidak bersalah, mencoba untuk mendinginkan suasana. Segera Juiraj mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat, meskipun Mushollanya sekarang telah hancur lebur.
Juraij pun mendatangi bayi kecil yang dituduh sebagai anaknya dan bertanya, “siapa bapakmu?” Atas izin Allah Swt. kepada hambaNya yang sholeh, anak laki-laki yang masih bayi itu pun menjawab. “Sang Penggembala.”
Mendengar jawaban bayi tersebut, penduduk kaum Bani Israil pun malu lantaran telah menuduh yang tidak-tidak. Mereka telah menghancurkan Musholla Juraij. “Kami akan membangunkan kembali tempat ibadahmu dari emas wahai Juraij.” Kata mereka menyesal.
“Tidak perlu, cukup kalian bangunkan dari tanah saja.” Jawab Juraij dengan bijaksana, karena ia sadar apa yang menimpa dirinya memang murni dari kesalahannya yang mengabaikan panggilan ibunya ketika melaksanakan shalat sunnah. Padahal meneruskan melaksanakan shalat yang tidak wajib adalah sunnah, sedangkan menjawab dan berbakti kepada ibu adalah wajib.
Bayi ajaib yang ketiga yakni seorang bayi dari kaum Israil. Bayi yang dapat berbicara ketika masih dalam gendongan ibunya juga terjadi lagi di antara kaum Bani Israil. Suatu hari ada seorang ibu menyusui anak laki-lakinya, tiba-tiba ia melihat seorang laki-laki gagah, tampan dan berpenampilan bagus lewat dengan menunggangi kudanya.
Sang ibu yang takjub dengan laki-laki tersebut pun berdoa. “Ya Allah, jadikanlah anak laki-lakiku ini sepertinya.” Dengan izin Allah Swt. sang anak yang masih disusui ibunya melepaskan susuannya dan menoleh ke arah penunggang kuda yang tampan dan gagah itu seraya mengatakan “Ya Allah, jangan Engkau jadikan aku sepertinya.” Setelah mengatakan itu, sang bayi kembali menyusu ibunya.
Tak berselang lama, ada seorang hamba sahaya, budak perempuan lewat di depan ibu yang masih menyusui anaknya. Melihat budak yang lusuh dan berpenampilan kurang menarik itu sang ibupun melontarkan doanya kembali. “Ya Allah, jangan Engkau jadikan anak laki-lakiku seperti budak perempuan ini.”
Mendengar doa ibunya, bayi laki-laki itu langsung melepaskan susuannya dan berdoa “Ya Allah jadikanlah aku seperti dia.” Mendengar doa anaknya selalu bertolak belakang dengannya sang ibu kaget dan menanyakan alasannya. “Kenapa kau doa demikian wahai anakku.”?
“Laki-laki penunggang kuda yang tampan dan gagah tadi adalah sosok figur yang sombong, sedangkan budak perempuan ini telah difitnah oleh kaum Bani Israil bahwa ia telah mencuri dan berzina, padahal ia tidak pernah melakukan perbuatan keji tersebut. Kisah bayi ajaib yang ketiga ini mengajarkan kita bahwa jangan pernah melihat seseorang dari luarnya saja, tetapi lihatlah akhlak dan budi pekertinya. Karena itulah yang dinilai oleh Allah azza wa jalla.” Kata bayi itu.
Demikianlah kisah tiga bayi ajaib dalam Islam dengan kuasa Allah, mereka dapat berbicara saat dalam gendongan ibunya. Menurut riwayat lain mengatakan bahwa sebenarnya ada 7 bayi bahkan riwayat lain ada yang menyebutkan 11 bayi yang dapat berbicara. Insya Allah akan kita bahas di lain kesempatan.
Wallahu A’lam bisshawab.
- Hakikat Ibadah yang Sesungguhnya dalam Ajaran Islam - 25/07/2020
- Persamaan Hak Perempuan dan Laki-laki dalam Al-Quran - 19/07/2020
- Inilah 6 Fakta Poligami Rasulullah yang Jarang Diketahui - 16/07/2020