Kisah Umar bin Khattab Ingin Membunuh Nabi Saw Sebelum Memeluk Islam

kisah umar memeluk islam

Pecihitam.org – Bagi umat islam pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Umar bin Khattab ra. Kali ini akan sedikit kami sajikan sebuah kisah dimana Umar bin Khattab sebelum memeluk Islam. Bagaimana kisahnya? Simak ulasan berikut.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Siapa sangka, sebelum mengucap syahadad, Umar sama sekali tidak bersahabat. Bahkan konon Umar sangat membenci Rasulullah Saw dan hendak ingin membunuh beliau. Namun akhirnya karena hidayah Allah, Umar pun memeluk Islam

Sahabat Rasulullah SAW dan khalifah ini berhasil membawa Islam pada kejayaan. Banyak negeri dikuasai, musuh tidak sanggup menghadapi, bahkan konon setan pun ketakutan saat melihat Umar bin Khattab.

Sebelum memeluk islam, Umar bin Khattab berkali-kali berniat dan sangat bersemangat ingin membunuh Rasulullah SAW. Hingga akhirnya pada suatu hari sebuah surat memberinya hidayah. Isinya mampu menembus qalbu karena berasal langsung dari sang Pencipta.

Sebelumnya Umar berasal dari kaum Jahiliyah yang menyembah juga berhala. Apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad tentang Islam merupakan hal yang bertentangan dengan nenek moyangnya. Mengetahui hat tersebut, Umar pun begitu marah saat Nabi berhasil membawa banyak pengikut dari kaumnya.

Dari situlah Umar bin Khattab sangat membenci Nabi Muhammad saw. Dengan tubuhnya yang kuat dan kekar serta strategi perang yang tak terkalahkan, membuat Umar begitu diperhitungkan sebagai musuh Islam kala itu.

Kisah ini menceritakan sebelum Umar memeluk Islam dan hendak datang menemui Rasul untuk membunuhnya. Namun karena sebuah potongan surat al Quran akhirnya ia mendapat hidayah dari Allah Swt.

Kemarahannya begitu memuncak ketika tahu bahwa kaumnya begitu banyak yang mengikuti agama yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Nafsunya untuk membunuh Muhammad SAW ini juga dilakukan demi menghilangkan beban yang dipikul kaum Quraisy akibat syiar Islam yang semakin kuat.

Baca Juga:  Kisah Imam Al-Ghazali dan Seekor Lalat yang Menjadi Sebab Beliau Masuk Surga

Hari itu, Umar meninggalkan rumah dengan membawa sebilas pedang menuju Dar al Arqam, yakni rumah Arqam bin Abi al Arqam, yang sering dijadikan tempat berkumpul Nabi Muhammad dan sahabatnya menunaikan shalat.

Belum sampai di Dar al Arqam, ia dibuat terkejut, karena dalam perjalanannya Umar justru mendengar kabar dari Nu’aim bin Abdullah bahwa sang adik, Fatimah dan suaminya sudah memeluk Islam.

“Demi Allah, engkau menipu dirimu sendiri, wahai Umar ! tidakkah engkau berpikir bahwa bani Abdul Manaf akan membiarkanmu tetap hidup setelah engkau membunuh putra mereka, Muhammad? mengapa engkau tidak segera kembali ke rumahmu dan memperbaiki rumahmu sendiri, saudara perempuanmu, Fatimah, beserta suaminya telah memeluk agama Muhammad?

Mendengar kabar itu Umar laksana tersambar petir disiang hari. Ia lalu berbalik arah menuju rumah Fatimah adiknya. Ketika Umar sampai di rumah adik perempuannya, Fatimah sedang dibawah bimbingan suaminya Khabab mempelajari Surat Thaha.

Surat Thaha inilah yang konon membuat Umar jatuh cinta dan memutuskan untuk memeluk Islam. Ia mendengarkan dengan seksama isi surat tersebut.

Lalu Umar pun masuk kerumah dan mempertanyakan kebenaran tentang kabar mereka yang telah masuk Islam. Iparnya, Khabab pun menjawab,

“Wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran itu bukan berada pada agamamu?”

Jawaban tersebut membuat Umar begitu marah dan langsung menendang Khabab hingga tersungkur. Fatimah lalu mencoba membangunkan sang suami namun justru Umar menamparnya sehingga darah menetes dari bibir Fatimah.

Baca Juga:  Kisah Tiga Bayi Ajaib dalam Islam

Dengan penuh amarah, Fatimah lalu berkata: “Wahai Umar, jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah”.

Umar ingin kembali menamparnya, namun ia tidak tega dan mulai melunak karena melihat tetesan darah sang adik. Kemudian ia meminta agar Fatimah memberitahukan apa yang dibacanya tadi.

“Berikan kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya.’ Fatimah pun berkata,” Kamu itu kotor. Tidak boleh menyentuh kitab itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah terlebih dahulu!”

Lantas Umar bin Khattab mandi dan mengambil kitab yang ada pada adik perempuannya. Ia lalu membaca hingga ayat ke 14:

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”

Seketika itu hati Umar memuji dan muliakan isinya, lalu ia minta ditunjukkan keberadaan dimana Nabi Muhammad. Ia lalu memutuskan untuk kembali ke Dar al Arqam dengan tetap membawa pedangnya.

Sesampainya disana dia mengetuk pintu. Mereka yang ada di tempat itu sontak saja kaget dan cemas melihat Umar dengan wajah bengis membawa pedangnya yang telah terhunus.

Akan tetapi Hamzah yang juga hadir di tempat itu meyakinkan mereka seraya mengatakan bahwa jika Umar datang membawa kebaikan, kita sambut. Tapi jika Umar datang membawa keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri.

Baca Juga:  Siasat Abu Nawas Bikin Prajurit Raja Tak Bisa Buang Air Besar

Kemudian Nabi Muhammad Saw memberi isyarat agar Hamzah menemui Umar agar membawanya menemui beliau Saw. Kemudian Nabi Muhammad memegang baju Umar dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras, seraya berkata:

“Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan adzab Allah diturunakan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah ?”

Lantas berkatalah Umar dengan lantang : “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah.”

Kesaksian Umar yang tidak terduga itu disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah, hingga suaranya terdengar sampai Masjidil Haram.

Tidak lama kemudian, keputusan Umar bin Khattab untuk memeluk Islam membuat seisi Mekkah langsung gempar. Mengingat awalnya dialah orang yang begitu keras menentang Islam namun kini justru menjadi pengikut setianya.

Demikianlah kisah Umar ketika memeluk Islam, dengan mudahnya Allah membolak-balikan hati manusia. Sesuai dengan kehendak-Nya, sesuai dengan yang dipilih-Nya. Bahkan dengan cara-cara yang mudah dan tidak masuk akal. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik