Kitab Maulid Ad-Diyaul Lami’, Karya Habib Umar bin Hafidz yang Sangat Luar Biasa

Teks Kitab Maulid Ad-Diyaul Lami'

Pecihitam.org- Salah satu kitab maulid abad ini adalah Kitab Maulid Ad-Diyaul Lami’, karya Guru Mulia Al-Arif Billah Al-Musnid Habib Umar bin Hafidz rahimahullah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kitab ini ditulis pada tahun 1994 dan selesai tidak sampai sepertiga malam. Waktu itu menjelang sepertiga akhir malam, Habib Umar memanggil seorang muridnya yang seorang penulis.

Lalu beliau memerintahkan, “Tulislah”. Beliau pun mendiktekan lantunan kalam hikmah yang kemudian kini dikenal dengan Ad-Diyaul Lami‘. Luar biasa! Kitab ini selesai ditulis sebelum masuk waktu Shubuh.

Memang kitab maulid karya Habib Umar ini luar biasa. Ada cerita dari Habib Mundzir Al-Musawwa, salah seorang murid utama Habib Umar asal Indonesia. Menurut habib yang telah sekitar 80 kali mimpi bertemu Nabi ini, Nabi Muhammad tidak pernah tidak hadir dalam majlis yang dibacakan Ad-Diyaul Lami’. Masya Allah.

Konon jamaah yang istiqamah hadir dalam Majlis Ad-Diyaul Lami’ banyak yang bermimpi bahwa Ahlu Badr, Ahlu Uhud, para wali bahkan para nabi tutur hadir, bahkan ruh Nabi Muhammad SAW juga hadir sebelum satu orang pun sampai serta tidak keluar hingga tak tersisa satu orang pun dalam Majlis Ad-Diyaul Lami’.

Bahkan pernah suatu ketika, seorang terpercaya di Madinah bertanya kepada Habib Umar yang dikenal sebagai waliyullah. “Wahai Guru Mulia, kapan Madinah ini akan membaca maulid besar-besaran?”

Baca Juga:  Inilah Rahasia Kitab Maulid Karya Al-Habib Umar Bin Hafidz

Habib Umar menjawab, “Aku dan engkau masih akan hidup saat pembacaan maulid di Masjid Nabawi dan Masjid Al-Aqsha”. Lalu orang itu bertanya kembali, “Ad-Diyaul Lami’ kah?” Habib Umar pun tersenyum sambil berlalu.

Selain itu, angka-angka dalam Ad-Diyaul Lami’ melambangkan sejarah-sejarah Nabi. Misalnya pada pembukaannya, ada shalawat Ya Rabbi Shalli ‘ala Muhammad sebanyak 12 kali. Itu adalah isyarat bahwa Nabi dilahirkan pada tanggal 12.

Kemudian pada mukaddimah diawali dengan tiga ayat, yakni dari Surat Al-Fath, At-Taubah dan Al-Ahzab. 3 ayat ini melambangkan bahwa Nabi dilahirkan di bula ke-3 Hijriah, yakni Bulan Rabiul Awal.

Dan jika kita menghitung jumlah bait syairnya dari alinea pertama hingga Mahallul Qiyam, maka kita akan mendapati hal yang luar biasa lagi, yakni berjumlah 63 bait. Bukankah ini menyimbolkan usia Nabi yang wafat di usia 63 tahun?

Baca Juga:  Alasan Ibnu Asyur Tertarik Menulis Kitab Tafsir al-Balaghah al-Quraniyyah

Dan masih banyak lagi kelebihan dari Kitab Maulid Ad-Diyaul Lami’. Sedangkan isi dari kitab maulid ini seperti halnya kitab maulid pada umumnya. Menyuguhkan kisah sang Rasul yang penuh suka cita.

Keistimewaan lainnya dari kitab maulid ini adalah jika suatu majlis dibacakan Ad-Diyaul Lami’, maka majlis ini akan banyak jamaahnya, terutama akan digandrungi oleh muda-mudi yang umumnya enggan ikut majlis ilmu.

Wajar jika kitab karya Habib Umar ini begitu luar biasa. Karena Habib Umar sendiri jauh lebih luar biasa dari karya-karyanya.

Habib Umar sebelum menginjak usia 20 tahun sudah hafal 20.000 hadis dan diteruskan hingga hafal 100.000 hadis. Dan itu beliau tidak sekadar hafal matan hadisnya saja, melainkan lengkap dengan sanadnya hingga sampai ke Rasulullah SAW. Oleh karena itu, selain digelar Al-Hafidz, beliau juga dijuluki Al-Musnid (orang yang hafal ratusan ribu hadis beserta sanadnya).

Baca Juga:  Kitab Sullam At Taufiq Karya Sayyid Abdullah Ba’alawi

Selain hafal ratusan ribu hadis dan kalam-kalam hikmah, beliau sendiri telah banyak membuat syair yang jika dijumlahkan juga mencapai ratusan ribu.

Memang beliau adalah samudera ilmu baik bidang hadis, hakikat hingga makrifat. Maka wajar jika Ad-Diyaul Lami’ begitu banyak mengandung hikmah tentang sejarah Nabi baik secara tersurat maupun tersirat dalam simbol jumlah atau angka-angka baitnya.

Faisol Abdurrahman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *