Pecihitam.org, JAKARTA – Seorang pria berkewarganegaraan Jepang kembali memeluk agama Islam dihadapan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj.
Dituntun langsung oleh KH. Said Aqil Sirodj, pria yang diketahui bernama Takayoshi Nanakishi tersebut mengikuti jalannya prosesi sakral pembacaan dua kalimat syahadat yang berlangsung secara khidmat di lantai 3, Gedung PBNU, Jakarta Pusat, disaksikan oleh para pengurus PBNU, yakni Ketua PBNU KH. Abdul Manan Ghani dan Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini, H Umar Syah, H Aizzudin Abdurrahman, Juri Ardiantoro, dan Isfah Abidal Aziz, pada Selasa (19/11).
Kiai Said berujar kepada pria Jepang tersebut bahwasanya Islam merupakan agama yang ajarannya mudah untuk dilaksanakan. Di antara ajaran tersebut berupa rukun iman, yakni iman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari kiamat, dan qadha dan qadar.
“Agama Islam itu kelebihannya dalam teologi, original. Dari 15 abad lalu sampai sekarang, rukun iman ada enam. Di mana saja. Mau Islam Arab, Islam Asia, Amerika,” kata Kiai Said. Dikutip Laduni
Lebih lanjut, KH. Said menjelaskan bahwa keaslian Islam tak hanya terletak pada sisi teologi, namun juga terletak pada sisi syariat yakni ; mendirikan shalat, menunaikan zakat, menjalankan puasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji di Arab Saudi. “(Syariat itu) Sejak 15 abad yang lalu sampai sekarang nggak pernah berubah.
Takayoshi mengaku bahwa sebelumnya dirinya sering berkunjung ke PBNU. bermula dari situ, perlahan ia pun mengenal ketua PBNU, H Azizuddin Abdurrahman atau pria yang kerap disapa Gus Ais yang kelak mengantarkannya untuk menjadi seorang muslim.
Rasa penasarannya memuncak lantaran seiring berjalannya waktu takayoshi sering berdiskusi tentang islam dan ke-Indonesiaan dengan Gus Ais. “Lama-lama saya menjadi penasaran. Tidak hanya tentang Islam, tapi juga tentang Indonesia,” ungkap Takayoshi melalui penerjemah.
Hingga waktunya tiba, ia pun memantapkan hatinya untuk memeluk Islam. Sementara itu, Alasannya tertuju pada PBNU untuk menuntunnya menajdi seorang muslim dikarenakan ia merasa cocok dengan cara dakwah Islam yang dilakukan oleh PBNU.
“Islam itu kan ada aliran keras. Nah, Islam NU inilah yang paling mengena. Enak gitu,” ucapnya.
KH. Said pun berpesan bahwa secara prinsip Islam mana pun tetap sama, meskipun memiliki perbedaan yang kecil.
Itu sama semua. Islam mana pun sama semua. Dari dulu sampai sekarang. Kalau ada perbedaan kecil, (tapi) pada prinsipnya satu (sama),” terang Kiai Said.