Langit, Bumi dan Gunung Menolak Saat Ditawari Amanah, Tak Seperti Manusia

langit bumi dan gunung

Pecihitam.org – Berbahagialah menjadi manusia atau tercipta menjadi manusia, karena Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna, memiliki fisik, ruh, akal dan rasa. Manusia diciptakan dan diturunkan kebumi karena rencana Allah menjadikan manusia sebagai Khalifatullah fill Ardl.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun janganlah terlalu congkak karena dijadikan sebagai makhluk sempurna, sebab ada amanah yang berat, dan itu adalah hal yang harus dikerjakan dalam sehari-hari, yaitu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Tidak dapat dibantah apabila Allah menciptakan manusia untuk beribadah sujud kepada-Nya. Itu adalah hal yang tidak dapat diganggu gugat lagi. Lalu, mengapa harus manusia yng menjadi pilihannya, kenapa bukan makhluk lain yang lebih besar dari manusia. Seperti langit, bumi dan gunung, bahkan mereka menolak untuk menjadi seperti manusia. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam Alquran surat Al-Ahzab. Seperti apa?

Ternyata banyak kisah yang terjadi sebelum akhirnya alam semesta dan segala isinya siap untuk ditinggali. Seperti ketika Allah mengumpulka para makhluk untuk membagi peran, disitulah Allah memerintahkan para makhluk untuk menerima amanah dari-Nya.

Dimana bagi yang menerimanya, maka akan dijadikan makhluk yang paling sempurna dialam semesta. Namun amanah ini juga ada konsekuensi. Bagi yang menjalankan perintah-Nya, maka akan dihadiahi surga, namun jika melanggar akan diberi siksa di neraka.

Baca Juga:  Penyakit Hati Dalam Islam, Waspadalah!!

Allah SWT menawarkan amanah tersebut kepada langit, bumi dan gunung. Namun ketiganya menolak tawaran tersebut. Dengan alasan bukan karena ingkar kepada Allah, namun mereka merasa tidak sanggup untuk mengemban besarnya amanah tersebut. Ternyata, manusialah yang dengan berani menerima tawaran Allah SWT untuk menjadi makhluk sempurna. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Ahzab

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72).

Ayat ini dimaknai berbeda oleh para ulama Mufassirin. Diantaranya adalah Imam Al-Aufi dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- mereka berkata,

“Yang dimaksud dengan al-amanah adalah, ketaatan yang ditawarkan kepada mereka sebelum ditawarkan kepada Adam ‘alaihissalam, akan tetapi mereka tidak menyanggupinya. Lalu Allah berfirman kepada Adam, ‘

‘Sesungguhnya Aku memberikan amanah kepada langit dan bumi serta gunung-gunung, akan tetapi mereka tidak menyanggupinya. Apakah engkau sanggup untuk menerimanya?’ Adam menjawab, ‘Ya Rabbku, apa isinya?’

Maka Allah berfirman, ‘Jika engkau berbuat baik maka engkau akan diberi balasan, dan jika engkau berbuat buruk maka engkau akan diberi siksa’. Lalu Adam menerimanya dan menanggungnya. Itulah maksud firman Allah, ‘Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh’.”

Kemudian, menurut Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas ra. Ia menyampaikan:

Baca Juga:  Anda Sedang Sakit? Bergemberilah! Allah Menggugurkan Dosa dan Mengangkat Derajatmu

“Amanah adalah kewajiban-kewajiban yang diberikan oleh Allah kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Jika mereka menunaikannya, Allah akan membalas mereka. Dan jika mereka menyia-nyiakannya, maka Allah akan menyiksa mereka. Mereka enggan menerimanya dan menolaknya bukan karena maksiat, tetapi karena ta’zhim (menghormati) agama Allah kalau-kalau mereka tidak mampu menunaikannya.”

Kemudian Allah Ta’ala menyerahkannya kepada Adam, maka Adam menerimanya dengan segala konsekwensinya. Itulah maksud dari firman Allah: “Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh,” yaitu pelanggar perintah Allah”

Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia hidup di dunia ini hanya menjalani ujiannya saja. Lulus atau tidak dalam menjalankan ujian tersebut akan dijawab oleh Allah SWT setelah hari kiamat tiba nanti. Disana, akan ditunjukan bahwa sebelum hidup di dunia manusia sudah melakukan perjanjian dengan Allah yakni mengakui keesaan-Nya dan menjalankan amanah yang sudah ditetapkan.

Baca Juga:  Ilmu Tanpa Akhlak, Sama Saja dengan Membawa Kehancuran

Namun fitrahnya, manusia akan lupa setelah lahir ke dunia. Kemudian, setelah hari kiamat nanti, manusia akan kembali diingatkan tentang janji tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Hadid ayat 8 yang berbunyi

وَمَا لَكُمْ لَا تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۙ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ لِتُؤْمِنُوا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ أَخَذَ مِيثَاقَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang-orang yang beriman.” (QS. Al Hadid: 8).

Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik