Lima Tingkat Keimanan Manusia Menurut Syaikh Nawawi al Bantani

tingkat keimanan manusia

Pecihitam.org – Kadar keimanan tidak bisa di ukur oleh jangkauan manusia, karena letaknya di hati yaitu berupa keyakinan dan kecintaanya terhadap Allah Swt. Tingkat keimanan manusia pun bisa saja naik turun, apalagi manusia biasa seperti kita ini. Lalu seperti apa tingkatan keimanan manusia dalam islam?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Percaya dan meyakini keberadaan Allah swt merupakan bagian dari rukun iman yang pertama. Allah Swt senantiasa memuliakan orang yang beriman dan mengangkat derajat mereka dengan melapangkan hatinya, sehingga kondisi batin seorang beriman sangat luas dan tidak terbatas.

Di sebutkan oleh Syekh M Nawawi Banten dalam kitab Kasyifatus Saja, beliau mengatakan bahwa tingkatan keimanan seseorang itu ada lima, yaitu sebagai berikut :

  • Tingkatan yang petama adalah Iman Taklid. Yaitu keimanan yang berdasarkan pada ucapan para ulama, kyai, ustadz atau orang-orang berilmu pengetahuan tentang islam lainnya, tanpa terlebih dahulu memahami tentang dalil-dalinya. Keimanan Taklid pun sah-sah saja, walaupun bisa jadi termasuk bermaksiat karena tidak ada usaha untuk mencari dalil-dalil sendiri padahal ia mampu dan lebih memilih mengambil dasar dari ucapan orang lain saja.
  • Tingkatan yang kedua adalah Iman Ilmu (Ilmul Yaqin). Yaitu keimanan yang berdasarkan dengan pemahamannya pada aqidah beserta dalil-dalilnya. Syek M Nawawi al Bantani mengatakan bahwa “ Orang-orang yang termasuk kategori keimanan pertama dan kedua terhijab oleh zat Allah,” (Syekh M Nawawi Bnaten, Kasyifatus Saja halaman 9).
  • Tingkat keimanan yang ketiga adalah Iman ‘Iyan (Ainul Yaqin). Yaitu keimanan seseorang yang mengetahui Allah Swt (Makrifatullah) melalui pengawasan batin. Keimanan yang seperti ini tidak pernah kehilangan Allah Swt sedikitpun dari pandangan batinnya, seakan-akan memandang langsung “gerak-gerik” Allah Swt yang selalu hadir dari dalam batinnya. Tingakatan ini sudah menduduki maqam muraqabah.
  • Tingkatan iman yang keempat adalah iman haq (Haqqul Yaqin). Yaitu keimanan seseorang yang telah sampai pada derajat ‘arif’ (Makrifat). Haqqul Yaquin ini telah mencapai pada kedudukan Maqam Musyahadah.
    Syekh M Nawawi mengatakan, bahwa “ Orang yang termasuk dalam kategori ini terhijab dari makhluk Allah,” (Syekh M Nawawi Bnaten, Kasyifatus Saja halaman 9).
  • Tingkatan keimanan yang kelima adalah iman hakikat. Yaitu level keimanan yang membuat seseorang sangat jatuh cinta kepada Allah Swt dan bahkan lenyap karena Allah Swt, ia bahkan sampai lupa dengan dirinya, dan hanya ada Allah dalam pandangannya. Layaknya orrang yang tenggelam di laut namun tidak melihat adanya pantai. Iman hakikat menduduki Maqam fana.
Baca Juga:  Hukum Praktek Euthanasia Pasien Menurut Islam

Dari kelima tingkatan keimanan di atas, semuanya mulia. Hanya saja ada perbedaan derajat di sisi Allah Swt. Kita sebagai manusia pun tidak mampu dan tidak perlu menilai dan mengukur tingkat keimanan seseorang, karena semuanya sama-sama bersumber pada Allah Swt.

Adapun urutan keimanan pada tingkat pertama dan kedua adalah bentuk upaya manusia, sehingga wajib untuk mencari dalil dan mempelajari sifat-sifat Allah swt untuk dapat mendalami keimanannya. Sedangkan tingkatan keimanan berikutnya adalah laduni, wahbi, yaitu sebuah anugerah berdasarkan kehendak Allah yang tidak dapat di upayakan oleh manusia biasa.

“Seseorang wajib berada di dua level pertama. Sedangkan tiga level berikutnya adalah ilmu Rabbani (anugerah Allah) yang di berikan Allah secara khusus kepada sejumlah hamba-Nya yang di kehendaki,” (Syekh M Nawawi Bnaten, Kasyifatus Saja halaman 9).

Baca Juga:  Teguh, Sabar dan Ikhlas, Sebab Semua Akan Indah Pada Waktunya

Sedangkan dari lima tingkatan ini, akhirnya kita diingatkan pada keimanan maqam baqa sebagaimana disebutkan oleh Syekh Ibnu Athaillah dalam Al-Hikam-nya. Jadi keimanan seseorang kepada Allah terdapat enam tingkatan.

  • Tingkatan level yang keenam yaitu keimanan adalah Baqa. Seseorang mampu memandang Allah dan makhluk-Nya, bersamaan tanpa terkecoh. Allah sebagai ujud hakiki dan makhluk-Nya sebagai ujud Majazi. Tingkatan keimanan ini telah mencapai kedudukan yang lebih sempurna karena ia tetap menjaga hubungannya dengan Allah, alam dan manusia, atau biasa di sebut dengan maqam akmal. (Lihat Al-Hikam, Syekh Ibnu Athaillah).

Jadi, tingkatan keimanan manusia dalam islam ada enam yaitu, iman taklid, Iman Ilmu, Iman ‘Iyan, iman Haq, iman Hakikat, dan Maqam Baqa. Level tertinggi dari tingkatan keimanan seseorang adalah maqam baqa’ karena ia telah tenggelam dalam fana dan semakin baqa, sehingga semakin ia mencintai Allah. Ia pun semakin sadar dan mengakui kekuasaan Allah Swt. dan semakin beradab kepada Mkahluk-Nya.

Baca Juga:  Benarkah Orang Meninggal Disiksa Karena Tangisan Keluarganya?

Namun kita sebagai manusia tidak berhak untuk menilai dan mengukur tingkat keimanan manusia lainnya, namun lebih baik kita berikhtiar mendalami keiman diri sendiri dengan mempelajari sifat-siaft Allah Swt. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik