Marak Bencana di Indonesia, Habib Luthfi Minta Umat Berhenti Saling Fitnah

Pecihitam.org – Ulama kharismatik Habib Luthfi bin Yahya, Rais Am Jam’iyah Ahlith Thariqah Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) menyampaikan pesan ke umat Muslim di Indonesia.

Dalam pesannya, Habib Luthfi mengatakan apabila kita melihat apa yang Allah anugerah kepada hambanya, hasud yang ada dalam diri kita akan hilang. Karena kita melihat Allah bukan apa yang diberikan.

Ia menyampaikan pesan tersebut untuk menggambarkan masalah aktual masyarakat kini, khususnya bencana alam yang menimpa Indonesia.

Dilansir dari Ngopibareng.id, Minggu, 5 Januari 2020, berikut tausiyah lanjutan Pengasuh Jamaah Rutin Kanzus Shalawat Pekalongan ini:

Pohon berdampingan, pisang, sawo, mangga dll. Satu tanah melahirkan berbagai macam rasa.

Kita akan merasakan nikmat menikmati berbagai macam rasa buah. Apabila lidah terjangkit sariawan, manis pun jadi pahit. Begitupula ketika seseorang sudah sakit hatinya terjangkit dengan penyakit hasud.

Baca Juga:  Kalam Sufi dari Maulana Habib Luthfi bin Yahya, Pemimpin Forum Sufi Dunia

“Kalau kita bisa menjaga persatuan insya Allah bencana semakin jauh. Kalau ingin bencana terus turun, kita lanjutkan saling fitnah bangsa ini, sampai hancur bangsa ini. Yang bisa menangkal dan menepis itu adalah kasih sayang sesama kita, sesama anak bangsa.”

Dengan bergaul, kita akan bisa melihat aneka nikmat yang Allah berikan kepada yang lain. Tidak akan menjadi orang yang mau menang sendiri.

Kita kembali kepada Allah dalam hal apapun. Termasuk dalam menikmati karunia Allah. Seperti makan, niat untuk menjemput nikmat Allah yang lain.

Oleh karena dalam doa makan diakhiri: “jauhkan kami dari siksa neraka”. Supaya rezeki yang kita nikmati tidak mengantarkan kita kepada perilaku maksiat.

Baca Juga:  Sangat Disayangkan, Ust Yazid Jawas Tak Hadiri Undangan Mudzakaroh MUI Bogor

Inilah pentingnya adab dalam thariqat, saling menghormati makhluk Allah, mengkritik dengan etika dan adab, karena kita selalu kembali kepada Allah. Bukan malah ingin membuat keributan.

Kita ini faqir kepada Allah. Bisa gak kita saling bergandeng tangan sesama fuqara. Bukan malah mau menang-menang sendiri.

Kalau kita membahas bencana dan musibah kita harus menata hati. Jangan musibah membawa musibah lain, karena menganggap musibah sebagai adzab. Darimana kita tahu itu arzab? Dari maksiat? Ini namanya sudah jatuh tertimpa tangga. Jangan main tuduh.

Kita jangan saling hasud, senang kalau antara umat pecah saling fitnah. Menjauhkan umat kepada ulama, lebih jauh lagi kecintaan kita kepada TNI dan Polri dan seterusnya.

Baca Juga:  Habib Luthfi: Bagi Kader Banser, NKRI Harga Mati
Muhammad Fahri