Pentinggnya Mendidik Anak dengan Lembut Sebagaimana Contoh Nabi

mendidik anak dengan lembut

Pecihitam.orgRasulullah saw. telah memberikan teladan cara bergaul dan mendidik anak dengan lembut. Kewajiban kita selaku orang tua muslim adalah mencontohnya. Tanpa kita sadari, kadang kita cenderung bersikap keras sehingga membuat anak-anak merasa takut. Dengan begitu, anak-anak pun akan tumbuh dengan hati yang keras sebagaimana orang tua mendidiknya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam banyak kasus kita pernah mendengar anak yang lari dari rumah karena tidak menyukai cara orang tua mendidiknya. Orang tua terlalu memaksakan kehendaknya. Anak tidak akan menjadi patuh, melainkan menjauh darinya.

Rasulullah saw. pernah mengajarkan bagaimana cara mendidik seorang anak yang masih kecil dengan cara yang lemah lembut, salah satunya dalam etika makan, melalui sabda beliau:

“Wahai anakku, apabila engkau makan, maka ucapkanlah ‘Bismillah’ dan makanlah dengan menggunakan tangan kanan serta ambillah hidangan yang terdekat darimu.” (HR. Thabrani)

Cara tersebut sangat sederhana, tetapi sesungguhnya memiliki manfaat yang luar biasa. Selain membiasakan anak bersopan santun ketika makan, sekaligus kita memasukkan nilai-nilai Islam dalam diri sang anak. Jika anak sudah terbiasa, kita bisa mengajari cara-cara yang lain yang pernah dicontohkan Rasulullah saw.

Abu Hafsh adalah anak angkat Rasulullah saw. ia bercerita, “Tanganku secara terburu-buru memegang shafhah (tempat makan), maka Rasulullah menegurku dengan berkata, ‘Wahai anakku, ucapkan Bismillah sebelum engkau makan.”

Rasulullah menggunakan kata ‘wahai anakku’ untuk menunjukkan sikapnya yang lemah lembut terhadap anak.

Baca Juga:  Tanda Orang yang Taqwa: Tinggalkan Hal yang Tak Berguna

Kelemahlembutan terhadap seorang anak juga dapat diterapkan dalam banyak hal, misalnya mengajak anak bangun pagi, mandi pagi, mengajak belajar, dan sebagainya.

Menyebut nama yang paling disukainya, gelarnya, atau sebutan yang baik termasuk faktor yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak dan dapat meningkatkan semangat spiritual serta dapat memperbaiki kondisi psikologinya.

Menghadapi perilaku anak yang bermacam-macam terkadang membuat orang tua harus berpikir ulang. Ketika melihat tingkah laku anak-anak yang lucu dan menggemaskan bisa membuat kita senang, tertawa dan bahagia.

Namun kadang-kadang sebagai orang tua kita menjadi kewalahan menghadapi perilaku anak-anak kita yang sulit diatur dan maunya hanya mengikuti kemauannya sendiri. Bahkan seringkali orang tua kehilangan akal sampai menggunakan cara-cara kekerasan baik kekerasan verbal (membantak, memarahi) maupun kekerasan fisik (memukul, mencubit) demi mendisiplinkan anak.

Pernahkah kita bersyukur telah menjadi orang tua, di mana di tengah-tengah kita masih banyak orang yang menginginkan anak, sedangkan kita telah memperoleh karunia terindah dalam kehidupan kita. Untuk itu, salah satu cara bersyukur kita adalah dengan memahami akan peran sebagai orang tua. Hal ini sangatlah penting untuk dipahami karena disinilah awal bagi orang tua untuk bisa memahami dan mengerti mengenai dunia anak-anak.

Baca Juga:  Inilah Tiga Tingkatan Puasa Menurut Imam Al Ghazali

Anak-anak sangat membutuhkan orang tuanya untuk memperoleh perawatan, pengasuhan, bimbingan dan pendidikan dari orang tuanya. Bagaimana tugas dan peran sebagai ayah dan ibu, sehingga anak-anak bisa merasakan kebahagiaan dan kepercayaan bersama dengan orang tuanya. Dan ini sangat baik sekali karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Dalam menghadapi perilaku anak yang luar biasa aktifnya membutuhkan kesabaran, kelembutan dan kasih sayang dari orang tuanya. Jika perilaku anak bisa diatasi dengan senyuman, kenapa harus dengan kemarahan. Kalau bisa dengan usapan, kenapa harus dengan cubitan.

Dengan mengekspresikan kasih sayang dalam menegur kesalahan, anak akan tetap merasa nyaman walaupun mereka melakukan kesalahan, karena mereka masih belum memahami dan mengetahui kesalahannya, yang mereka tau adalah mereka selalu menginginkan perhatian lebih dari orang tuanya.

Rasulullah saw. selalu menjadi teladan yang sangat baik dalam mendidik anak dengan lembut dan penuh pengertian. Adakalanya beliau memanggil anak dengan panggilan yang sesuai dengan jenjang usianya, seperti ungkapan: “Hai anak muda, sesungguhnya aku akan memberimu beberapa pelajaran”.

Adakalanya pula beliau memanggil anak dengan sebutan “Hai anakku.” Seperti yang ia lakukan kepada Anas saat turun ayat hijab: “Hai anakku, mundurlah engkau ke belakang.”

Rasulullah saw. memang sangat lembut dalam memperlakukan anak-anak. Tidak akan pernah kita temukan bandingannya. Banyak peristiwa dalam sirah Nabi yang mempersona berkaitan dengan kasih sayang beliau terhadap anak-anak. Baik beliau sebagai ayah, kakek atau pendidik bagi anak-anak. Termasuk kasih sayang beliau terhadap anak-anak non-muslim.

Baca Juga:  Inilah 8 Bentuk Durhaka Kepada Orang Tua yang Wajib Dihindari

“Adalah Muhammad saw. mengangkat dan melempar ke atas putri kecilnya, Fatimah tinggi-tinggi dan menangkapnya. Beliau melakukan ini beberapa kali, kemudian beliau bersabda, ‘Semoga harum namanya dan luas rezekinya.’”

Demikianlah uraian singkat ini semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca semuanya. Amin. Wallahu ‘alam.

Mehri Andani MB