Menelusuri Geneologi Keilmuan Hadis KH. Ali Musthofa Yaqub

KH. Ali Musthofa Yaqub

Pecihitam.org – Indonesia selain menjadi negara yang menempati peringkat pertama dalam jumblah penduduk muslim terbesar di dunia. Disatusisi, ternyata di Indonesia juga mempunyai banyak sekali ajaran Islam, mufasir, tokoh tasawuf, dan tokoh-tokoh hadis. Seperti KH. Ali Musthofa Yaqub yang terkenal sebagai seorang tokoh dan pakar hadis di Indonesia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

KH. Ali Mustafa Yakub lahir pada 2 Maret 1952, di desa Kemiri kecamatan Subah, kabupaten Batang, Jawa Tengah dan wafat pada tanggal 28 April 2016 di Ciputat. Ia merupakan anak dari pasangan suami istri Yaqub dan Siti Habibah/Zulaikha.

Ayahnya dikenal sebagai sosok pemuka agama/dai yang rutinitas kesehariannya bergelut dalam bidang keagamaan, seperti berdakwah dan mengajar, begitu juga dengan ibunya yang menekuni bidang serupa. Ali Mustafa Yaqub sendiri merupakan anak ke-5 dari 7 bersaudara.

Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terbilang cukup relegius. Meskipun tergolong keluarga yang mapan, namun sejak kecil ia sudah dididik agar terbiasa hidup sederhana dan taat terhadap ajaran-ajaran agama.

Edukasi yang membentuk karakter spiritual Ali Mustafa Yaqub diperoleh dari Ayah dan Kakeknya. Keluarganya memang dikenal memiliki pondok pesantren yang secara sukarela didedikasikan untuk mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan.

Baca Juga:  Periode Penulisan Hadis Dimulai Sejak Zaman Rasulullah atau Sahabat?

Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat sekitar pada waktu itu yang terbilang awam dalam persoalan agama, sehingga Ayah dan kakeknya merasa terpanggil untuk menyelesaikan problem ini dengan mendirikan pondok pesantren.

Pendidikan Ali Mustafa Yaqub dimulai dengan Sekolah Dasar (SD) di desanya sendiri, kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP), lalu pada 1966 pindah ke Pondok Pesantren di daerah Seblak, Jombang dan melanjutkan sekolahnya di tingkat Tsanawiyah dan selesai pada 1969.

Berikutnya, terhitung dari 1969-1972, Ali Mustafa menimba ilmu di Pondok Pesantren Tebuireng. Di tempat ini pula dia menempuh studi Strata Satu (S-1) pada Program Studi Syariah, tepatnya di Universitas Hasyim Asy’ari yakni dari pertengahan 1972 hingga 1975.

Setelah ia menyelesaikan Strata Satu ( S-1 ) kemudian studinya di Timur Tengah.  Ia melanjutkan studinya ke  Universitas King Saud dalam bidang Tafsir dan Hadis sampai memperoleh ijazah master pada 2005/2006. Ali Mustafa Yaqub kemudian melanjutkan studi doktoralnya di Universitas Nizamia, Hyderabad India dengan konsentrasi dalam bidang hukum Islam dan lulus pada 2007/2008.

Baca Juga:  Inilah Sosok Ayah Abdullah bin Mubarak, Budak Asal India yang Jujur dan Bertakwa

Pada 1985, setalah kembalinya dari Saudi Arabia, dia menjadi tenaga pengajar di Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta (1985) untuk mata kuliah hadis dan ilmu hadis; mengajar di Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ) Jakarta (1986) dan Pengajian Islam Masjid Istiqlal Jakarta.

Selain itu juga mengajar di IAIN Syarif Hidayatullah (sekarang UIN Syarif Hidayatullah) Jakarta (1987-1988), Institut Agama Islam Shalahuddin al-Ayyubi (INNISA) Tambun Bekasi (1989-1990), Pendidikan Kader Ulama MUI, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STIDA) al-Hamidiyah dan sebagainya.

Genealogi pemikiran KH Ali Mustafa Yaqub terutamanya di bidang hadis, secara umum dapat dilacak dengan mengkaji gagasan-gagasannya yang banyak terefleksikan dalam karya-karya tertulis.

KH Ali Mustafa Yaqub disebut sebagai salah satu tokoh yang wacana pemikirannya turut memberi sumbangsih terhadap rekonstruksi kajian pemahaman hadis di Indonesia pada abad XXI. Di samping tokoh-tokoh nusantara lainnya seperti Muhammad Syuhudi Ismail, Said Agil al Munawar, Lutfi Fathullah, Kamarudin Amin, Daniel Djuned, Edi Safri, Buchari M, Daud Rasyid Sitorus, dan Nizar Ali

Baca Juga:  Lika-Liku Aliran Fundamentalis yang Hanya Memahami Hadis Nabi Secara Tekstual

Tidak hanya dalam konteks kajian pemahaman hadis, lewat ide-ide yang ditawarkannya KH Ali Mustafa Yaqub juga berkontribusi atas dinamika pengembangan kajian hadis Indonesia, spesifiknya dalam bidang metode penelitian dan kritik hadis.

Selain itu, dibidang hadis ia juga sangat terpengaruh oleh pemikiran gurunya yaitu Muhammad Mustofa Azami. Sehingga ia menerjemahkan karya karangan gurunya ini yaitu Studies in Early Hadith Literature / Dirasah fi al-Hadis al-Nabawi wa Tarikh Tadwinh ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya.

M. Dani Habibi, M. Ag