Mengenal Sifat-sifat Rasulullah; dari Sifat Wajib hingga Sifat Mustahil bagi Beliau

Mengenal Sifat-sifat Rasulullah; dari Sifat Wajib hingga Sifat Mustahil bagi Beliau

PeciHitam.org – Rasulullah merupakan nabi terakhir yang menjadi penyempurna nabi dan ajaran-ajarannya yang terdahulu. Salah satu yang paling utama adalah ajaran tentang akhlak.  Untuk itu, ada beberapa sifat sifat Rasulullah yang wajib ada dan bisa kita tiru.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sifat wajib berarti sifat yang pasti ada pada rasul. Sifat sifat Rasulullah yang wajib ada empat, antara lain:

As-Siddiq

As-Siddiq, berarti jujur atau dapat diartikan rasul selalu benar. Apa yang telah diucapkan oleh Nabi Ibrahim as. kepada bapaknya merupakan perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh bapaknya merupakan sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat serta mudarat, maka jauhilah.

Peristiwa ini terekam dan diabadikan dalam surat Maryam ayat 41 berikut:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا

Artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.” (QS. Maryam: 41)

Al-Amanah

Al-Amanah, berarti dapat dipercaya. Ketika Nabi Nuh diutus oleh Allah kepada kaumnya, beliau ditertawakan bahkan didustakan. Kemudian Allah memberikan penegasan bahwa Nabi Nuh merupakan orang yang amanah (terpercaya). Peristiwa ini dijelaskan dalam surat Asy-Syu’ara’ ayat 106-107 berikut:

إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ . إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (QS. asy-Syu’ara: 106- 107)

Baca Juga:  Bolehkah Melaksanakan Aqiqah dan Haul Bareng? Begini Penjelasannya

At-Tablig

At-Tablig, berarti menyampaikan. Rasul selalu meyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan oleh Nabi Muhammad Saw serta tidak ada satupun yang tidak disampaikan kepada umatnya. Firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 67 berikut:

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

Artinya:“Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. al-Maidah : 67)

Al-Fatanah.

Al-Fatanah, berarti cerdas. Rasul mempunyai kecerdasan yang tinggi. Hal ini terbukti pada saat terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah. Setiap kelompok memaksakan kehendaknya guna meletakkan al-Hajar al-Aswad (batu hitam) di atas Ka’bah, kemudian Rasulullah SAW menengahi mereka. Solusi yang dilontarkan Rasulullah yaitu dengan cara seluruh kelompok yang bersengketa supaya memegang ujung dari kain tersebut.

Kemudian, Nabi Muhammad meletakkan batu itu di tengah sisinya, barulah mereka semua masing-masing pembesar dari kabilah mengangkatnya sampai di atas Ka’bah. Hal tersebut tentu sangat mencerminkan kecerdasan dari Rasulullah SAW.

Lawan dari sifat wajib yaitu sifat mustahil. Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Berikut ini sifat mustahil bagi rasul, antara lain :

Baca Juga:  Wajib Tahu! Islam Melarang Orang Tua Menyakiti Hati Anak

Al-Kizzib

Al-Kizzib, berarti berdusta. Mustahil bagi rasul untuk bohong atau dusta. Semua perkataan dan juga perbuatan rasul tidak pernah dusta atau bohong.

Hal ini ditegaskan an-Najm: 2-4, berikut ini:

مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ . وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ . إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkan itu (al-Qur’ān) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’an) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. an-Najm: 2-4)

Al-Khianah

Al-Khianah, berarti mustahil rasul itu khianat. Semua yang diamanatkan atau disampaikan kepadanya pasti dilaksanakan. Hal ini telah disebutkan dalam surat al-An’am ayat 106:

اتَّبِعْ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS. al-An’am: 106)

Al-Kitman

Al-Kitman, berarti mustahil jika rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang rasul terima dari Allah SWT pasti akan disampaikan kepada para umatnya. Hal ini juga telah disebutkan dalam surat al-An’am ayat 50:

قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ

Baca Juga:  Ibadah dalam Masa Pandemi: Kritik Fatwa Ustadz Jawwas

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (QS. al-An’am: 50)

Al-Baladah

Al-Baladah berarti mustahil kalau rasul itu bodoh. Rasulullah memang merupakan seorang yang ummi (tifak dapat membaca dan menulis) namun beliau diberi anugerah kecerdasan yang luar biasa dari Allah.

Itulah penjelasan mengenai sifat sifat Rasullullah yang bisa kita teladani agar menjadi manusia yang baik dan benar. Dan sebagai umat Muhammad, kita juga harus menghindari sifat mustahil tersebut diatas, agar terhindar dari hal hal yang dibenci oleh Allah swt.

Mohammad Mufid Muwaffaq