Muhammad bin Sirin, Ulama Tabi’in Ahli Fiqih dan Tafsir Mimpi

muhammad bin sirin

Pecihitam.org – Muhammad bin Sirin, merupakan seorang Imam dari golongan para Tabi’in yang ahli dalam menafsirkan mimpi’, cerdas serta dapat dipercaya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Abu Nu’aim bahwasanya,

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Di antara para tabi’in ada seorang yang mempunyai akal yang brilian, wira’i, suka memberi makan tamu-tamunya, menghormati orang-orang yang mau mengesahkan Allah dan mengakui dosa dosanya.

Dia adalah seorang yang dapat dipercaya, pandai menjaga diri, sering bangun malam dan menangis dalam shalatnya, suka berpetualang dan murah senyum. Dialah Abu Bakar Muhammad bin sirin, orang yang sering melakukan puasa Dawud”

Beliau bernama lengkap Muhammad bin Sirin Al-Anshari Abu Bakar bin Abi Umrah Al-Bashri. Ia adalah saudara Anas, Ma’bad, Hafshah, Karimah, budak Anas bin Malik, pembantu Rasulullah saw.,

Adapun sang ayah merupakan seorang tawanan yang berasal dari ‘Ain At-Tamr yaitu tawanan Khalid bin Al-Walid. Terkait kapan beliau Lahir: Dari Anas bin Sirin, dia berkata, “Saudaraku Muhammad bin Sirin dilahirkan dua tahun sebelum pemerintahan Khalifah Umar bin Al Khathab berakhir.”

Sedangkan kapan beliau wafat, ada banyak sejarahwan yang mengatakan bahwa Muhammad bin Sirin meninggal dunia selang 100 hari setelah meninggalnya Al-Hasan Al-Bashri yaitu tahun 110 Hijriyah. Sedangkan dalam riwayat Khalid al Kandasy dari Hammad bin Zaid berkata, “Ibnu Sirin meninggal dunia pada bulan Syawal tahun 110 Hijriyah.”

Adapun ciri ciri beliau yang digambarkan oleh Yusuf bin ‘Athiyyah, dia berkata, “Aku pernah melihat Ibnu Sirin, dia adalah seorang yang berperawakan pendek, besar perutnya, pandai berhemat, banyak canda dan tawa dan sering memakai pacar (pewarna kuku)”.

Kehati hatian Muhammad ibn Sirin dan menetapkan fatwa

Baca Juga:  Ulama Nusantara di Haramain Ini Adalah Embrio Nahdlatul Ulama

Sebagai seorang ulama yang sangat dikenal akan kealiman dan ketakwaannya, tentu dalam menetapkan fatwa bukanlah sesuatu yang digampangkan oleh seorang Muhammad Ibn Sirin.

Bahkan sebuah pertanyaan yang menyangkut tentang hukum jika dilontarkan kepadanya akan membuat wajah seorang Muhammad Ibn Sirin berubah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh  dari Asy’ats, dia berkata,

Jika Ibnu sirin ditanya tentang halal dan haram, wajahnya berubah, hingga Anda bisa mengatakan bahwa seolah-olah dia bukanlah orang yang Anda lihat sebelumnya.”

Adapun dari ‘Ashim Al-Ahwal, dia berkata, “Aku sedang bertamu di rumah Muhammad bin Sirin, kemudian seorang lelaki datang menemuinya, dia berkata, “Apa pendapat Anda tentang ini?” Dia berkata, “Aku sama sekali tidak tahu tentang hal itu.” Kemudian kami berkata kepadanya, “Katakan saja menurut pendapat Anda.” Dia berkata, “Bisa saja aku mengatakan pendapatku kemudian di lain waktu aku bisa menariknya kembali. Demi Allah, aku tidak bisa (melakukan seperti itu).”

Berbagai riwayat dalam Mengenal kewara’an Muhammad bin Sirin

Berbicara tentang kewara’an beliau, ternyata ada begitu banyak riwayat yang mengutarakan hal ini, sebagaimana yang dipaparkan sebagai berikut:

Dari Muwarriq Al-‘Ajali, dia berkata, “Aku belum pernah melihat seorang pun yang lebih terkenal kewara’an dan keahliannya dalam fikih melebihi Muhammad bin Sirin.”

Al-Khatib Al-Baghdadi berkata, “Muhammad bin sirin adalah salah seorang ulama fikih dari Bashrah, dan dia adalah orang yang terkenal dengan kewara’annya di masanya.”

Abu Qalabah berkata, “Pergilah kalian menemuinya, dan pastilah kalian akan menemukannya sebagai orang yang paling wira’i dan dapat mengendalikan dirinya di antara kalian.”

Dari Ibnu ‘Auf, dia berkata, “Muhammad bin Sirin pernah berkata tentang sebuah kalimat yang selalu aku ingat, “sesungguhnya aku tidak pernah berkata, “Tidak apa-apa, akan tetapi aku berkata “Aku tidak mengetahui apa-apa'”

Adapun dari Muhammad bin Sa’ad berkata, “Dia adalah orang yang dapat dipercaya, berpengetahuan luas, tinggi budi pekertinya dan sangat dihormati, disamping dia adalah seorang Imam dan wira’i. Selain itu dia adalah orang yang mempunyai tekad yangbesar untuk menuntut ilmu.”

Keahliannya di bidang menafsirkan mimpi

Baca Juga:  Biografi Imam As Suyuthi Penyempurna Kitab Tafsir Jalallain

Siapa sangka, ternyata diluar kemampuan dirinya yang dikenal sebagai seorang ulama, rupanya Muhammad ibn Sirin memiliki keistimewaan lainnya seperti menafsirkan mimpi. Bahkan jika sahabatnya sedang menceritakan mimpi yang baru saja dialaminya maka tak segan segan beliau menjelaskan arti mimpinya tersebut,

Sebagaimana yang diutarakan oleh Mughirah bin Hafsh, dia berkata, “Ibnu sirin pernah ditanya oleh seseorang, Aku bermimpi seolah-olah melihat rasi bintang Gemini mendahului bintang Tsurayya.” Mendengar hal itu Ibnu Sirin menjawab, “Tidak lama lagi, Al Hasan akan meninggal dunia sebelum aku, kemudian baru aku. Al-Hasan adalah orang yang lebih banyak ilmunya daripada aku”

Adapun Dari Abu Qalabah, dia berkata, sesungguhnya seolang lelaki berkata kepada Muhammad  Ibn Sirin, “Aku bermimpi seolah-olah aku kencing dengan mengeluarkan darah.” Kemudian Muhammad bin sirin berkata, “Apakah kamu menjima’ isterimu dalam keadaan haidh?” orang itu menjawab, “Ya.” Beliau pun berkata, “Takutlah kepada Allah dan jangan kamu mengulanginya.”

Guru dan murid Muhammad bin Sirin

Baca Juga:  Syekh Yusuf al Makassari; Ulama Sulawesi yang Dijuluki Putra Afrika

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Hafizh, beliau berkata, guru guru dari Muhammad bin Sirin diantaranya:

  1. Dari Anas bin Malik
  2. Zaid binTsabit
  3. Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib
  4. Jundub bin Abdillah Al-Bajali
  5. Hudzaifah bin Al-yaman
  6. Rafi’ bin Khudaij
  7. Sulaiman bin ‘Amir
  8. Samurah bin Jundub, lbnu Umar
  9. Ibnu Abbas
  10. Utsman bin Abi Al-Ash
  11. Imran bin Hushain
  12. Abu Ad-Darda’
  13. Abu Said
  14. Abu Qatadah
  15. Abu Hurairah
  16. Abu Bakar AtsTsaqafi
  17. Sayyidah Aisyah Ummul Mukminin
  18. Ummu ‘Athiyyah
  19. Humaid bin Abdirrahman Al-Humaidi
  20. Abdullah bin saqif
  21. Abdurrahman bin Abi Bakarah dan
  22. Ubaidah Al-Salmani.

Sedangkan murid murid beliau diantaranya:

  1. Asy-Sya’bi
  2. Tsabit
  3. Dawud bin Abi Hind
  4. Ibnu ‘Aun
  5. Yunus bin ‘Ubaid
  6. Jarir bin Hazim
  7. Ayyub
  8. Hubaib bin Asy-Syahid
  9. ‘Ashim Al-Ahwal
  10. ‘Auf Al-Arabi
  11. Qatadah
  12. Sulaiman At-Taimi
  13. Qurrah bin Khalid
  14. Malik bin Dinar
  15. Mahdi bin Maimun
  16. Al-Auza’i
  17. Hisyam bin Hisan
  18. Yahya bin’Atiq
  19. Yazid bin Ibrahim
  20. Abu Hilal Ar-Rasibi
  21. Imran Al-Qaththan, dan
  22. Imarah bin Mihran.

Sumber: 60 Biografi Ulama Salaf oleh Syaikh Ahmad Farid

Rosmawati