Ngabuburit, Menunuggu Berbuka Puasa yang Diisi dengan Santai, Mencari Takjil hingga Tausiyah

ngabuburit

Pecihitam.org– Untuk bulan Puasa tahun ini, istilah ngabuburit memang jarang kita dengar. Karena di tengah kebijakan Physical Distancing ini, masyarakat dihimbau untuk membatasi kegiatan di luar dan menjaga jarak antara satu sama lain.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun ngabuburit tetaplah menjadi sebuah tradisi khas Indonesia yang jarang atau bahkan tidak ditemukan sama sekali di negara muslim lainnya.

Ngabuburit atau mengabuburit adalah kegiatan menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan. Kegiatan ini dapat berupa banyak hal, seperti jalan-jalan, bermain, bercengkerama, mencari takjil gratis, mendatangi pasar kuliner atau menghabiskan waktu di taman.

Selain itu, kegiatan ngaabuburit juga dapat berupa kegiatan keagamaan seperti mendengarkan ceramah ataupun mengaji.

Tahukah Anda, berasal dari istilah apa dan makna asal Ngaabuburit ini?

Maka dalam tulisan ini saya akan menjelaskan tentang makna, asal-usul serta perkembangannya sehingga menjadi trend yang sangat dikenal terlebih di kalangan anak-anak muda.

Daftar Pembahasan:

Asal Kata & Arti Ngabuburit

Ngabuburit merupakan istilah yang berasal dari bahasa Sunda. Adapun artinya menurut Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), adalah laku randalam bahasa Sunda dari ngalantung ngadagoan burit, yang artinya bersantai-santai sambil menunggu waktu sore.

Kata dasarnya, burit, berarti sore hari. Waktu ini biasanya antara usai shalat asar hingga sebelum matahari terbenam.

Akan tetapi, menurut sumber lainnya, kata berasal dari kata burit saja (bukan merupakan lakuran) yang mendapatkan imbuhan dan pengulangan suku kata pertama.

Baca Juga:  Ketika Umat Kristen Disebut Kafir: Ini Ujian Keimanan

Beberapa contoh kata bahasa Sunda lainnya yang memiliki unsur morfologis serupa, yakni ngabeubeurang (menunggu siang hari), ngabebetah (nyaman) dan ngadeudeket (dekat).

Kemuduanb Ngabuburit dikenal kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Istilah ini lebih familiar untuk anak-anak dan remaja yang memiliki banyak waktu kosong saat menjalankan ibadah Puasa. Waktu kosong inilah yang disebut dengan ngabuburit.

Ngabuburit sendiri kerap diisi dengan berbagai aktivitas. Beberapa daerah bahkan memiliki tradisi ngabuburitnya masing-masing.

Ngabuburit & Bulan Ramadan

Walaupun indentik dengan bulan Ramadhan, di daerah asal dari kata ngabuburit sendiri aktivitas ini tak hanya dilakukan di Bulan Ramadan, melainkan sehari-hari kala menungu adzan Maghrib.

Perkembangan Ngabuburit

Kemudian dalam perkembangannya, ngabuburit selama Bulan Ramadan yang pada awalnya diisi dengan berbagai kegiatan religius seperti pesantren kilat. Namun, seiring perkembangan zaman, di Indonesia mulai berkembang menjadi berbagai aktivitas yang lebih bervariasi.

Seperti wisata kuliner di pasar kaget alias pasar Ramadhan, berbagai aktivitas sosial, hingga sekedar acara kumpul-kumpul sahabat.

Ngabuburit & Program Acara Ramadhan di TV

Seperti saya sebutkan di awal, istilah ngabuburit untuk tahun ini memang jarang kita dengar, karena di tengah kebijakan pemerintah untuk menjaga jarak di masa pandemi Covid-19.

Namun, jika kita flashback ke belakang, mengingat beberapa tahun lalu, ternyata ngabuburit juga tercover dalam program acara Ramadhan di televisi yang dirangkai dengan konser maupun kultum menjelang berbuka puasa.

Baca Juga:  Apa Hukumnya Ruqyah? Ini Pendapat Beberapa Ulama

Pada tahun 2012 misalnya, acara televisi ragam hiburan bertajuk Ngabuburit ditayangkan di berbagai televisi. Selain menyajikan komedi, acara ini juga menyajikan ceramah keagamaan.

Di tahun tahun 2018, TransTV menyiarkan acara serupa dengan judul Ngabuburit Happy. Semacam acara konser musik pada bulan Ramadhan yang diselenggarakan pada sore hari umumnya dibubuhi istilah ‘ngabuburit’, seperti Ngabuburit Bersama Slank, Konser Ngabuburit bersama Iwan Fals atau Ngabuburit Concert with So7.

Bahkan pada tahun 2016 sempat ada film pendek bertajuk Ngabuburit (Waiting for Iftar) yang ditontonkan pada Jogja-Netpac Asian Film Festival ke-14. Film ini bercerita tentang sepasang suami istri yang sedang berdiskusi tentang mudik Lebaran saat menjelang buka puasa.

Esensi dari Ngabuburit

Aktivitas ngabuburit apapun yang dilakukan entah itu konser musik, kuntum maupun sekadar mencari malam, setidaknya inilah 3 esensi yang ada dalam aktifitas ini.

Santai

Yang pertama adalah bersantai, maksudnya dengan jalan-jalan di waktu sore hari setelah hampir seharian mungkin selain berpuasa juga beraktifitas lain seperti bekerja di kantor maupun sekedar bekerja kemas-kemas rumah dan halaman sebagai persiapan lebaran. Maka sore hari setelah melakukan shalat ashar, ngabuburit merupakan momen yang sangat pas untuk bersantai sementara.

Melupakan Rasa Lapar

Lapar dan haus terlebih di awal-awal menjalani puasa memang merupakan godaan yang sangat umum yang dihadapi oleh orang yang berpuasa. Maka untuk mengalihkan godaan itu atau melupakan rasa lapar dan dahaga, biasanya seseorang berjalan baik sendiri maupun bersama keluarga, melakukan ngabuburit dalam rangka mengalihkan atau melupakan godaan untuk makan dan minum itu.

Baca Juga:  Begini Cara Sederhana Agar Kita Bisa Mengenali Hadits Dhaif

Buka Bersama

Puncak dari aktivitas ngabuburit khususnya yang terkemas dalam suatu agenda acara adalah dengan melakukan buka bersama. Dalam aktivitas ngabuburit yang diisi dengan konser maupun ceramah agama, pastinya sebagai pemungkas acara akan diisi dengan melakukan buka bersama yang biasanya juga melibatkan anak yatim dan kaum dhuafa.

Demikianlah ulasan tentang ngabuburit sebagai sebuah tradisi khas Islam yang ada di nusantara. Mudah-mudahan masa pandemi Covid-19 segera berlalu hingga budaya Ngabuburit di tahun depan kembali berjalan normal di negeri kita tercinta. Amin!

Faisol Abdurrahman