Pahala Suami Memberi Nafkah Istri, Lebih Besar daripada Infak di Jalan Agama

Pahala Suami Memberi Nafkah Istri

Pecihitam.org – Setelah mengucapkan ijab qabul dan resmi menikah, maka seorang laki-laki harus siap dengan tanggung jawab memberikan nafkah kepada istrinya. Laki-laki wajib memastikan kebutuhan istri dan keluarganya tercukupi dengan cara bekerja keras setiap hari.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun kewajiban memberi nafkah ini tidak sekedar memastikan bahwa mereka setiap hari bisa makan dan melanjutkan hidup saja. Lebih dari itu, hal ini merupakan sebuah ibadah dan memiliki pahala yang amat besar ketika suami memberi nafkah kepada istri nafkah. Seperti apa pahala tersebut? Berikut ulasannya.

Nafkah suami kepada istri hukumnya adalah wajib. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Muslim:

اتَّقُوْا اللهَ فِيْ النِّسَاءِ، فَإِنَّهُنَّ عوان عِندَكُمْ، أَخَذْتُمُوْهُنَّ بِأَمَانَةِ اللهِ وَ اسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوْجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللهِ ، وَ لَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَ كِسْوَتُهُنَّ بِالمَعْرُوْفِ

“Bertaqwalah kalian dalam masalah wanita. Sesungguhnya mereka ibarat tawanan di sisi kalian. Kalian ambil mereka dengan amanah Allah dan kalian halalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Mereka memiliki hak untuk mendapatkan rezki dan pakaian dari kalian”. (HR Muslim)

Bagi pada suami tidak perlu khawatir, ternyata pahala ketika memberi nafkah kepada istri lebih besar dibandingkan pahala memberikan harta untuk perjuangan agama Islam. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW bahwa,

Baca Juga:  Tiga Golongan yang Rugi di Akhirat, Siapakah Mereka?

“Satu dinar yang engkau belanjakan untuk perang di jalan Allah SWT dan satu dinar yang engkau belanjakan untuk istrimu, maka yang paling besar pahalanya ialah apa yang engkau berikan kepada istrimu.” (HR. Bukhari-Muslim)

Dan ternyata dari sedekah di jalan Allah, membebaskan budak, sedekah kepada orang miskin, yang dijanjikan pahala paling besar ialah ketika memberikan nafkah untuk keluarga. Rasulullah Saw bersabda,

دِيْنَارٌ أنْفَتَهُ في سَبِيْلِ اللهِ وَ دِيْنَارٌ أنْفَتَهُ في رَقَبَةٍ وَ دِيْنَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلىَ مِسْكِيْنٍ وَدِيْنَارٌ أنْفَتَهُ في على أهْلِكَ أعْظَمُهَا أجْرًا الَّذِي أنْفَتَهُ على أهْلِكَ

“Dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, dinar yang engkau infakkan untuk membebaskan budak, dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu, pahala yang paling besar adalah dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu” HR Muslim, Ahmad

Walaupun demikian, bukan berarti istri boleh semaunya menuntut nafkah yang banyak kepada suami.Sebaiknya disesuaikan dengan keadaan umum yang diterima, tidak pelit atau berlebih-lebihan serta sesuai dengan kesanggupan suami dalam keadaan masing-masing.

Baca Juga:  Islam adalah Agama Toleransi, Sejak Dahulu, Kini dan Nanti

وَمَتِّعُوهُنَّ عَلَى الْمُوسِعِ قَدَرُهُ وَعَلَى الْمُقْتِرِ قَدَرُهُ مَتَاعًا بِالْمَعْرُوفِ

“Dan hendaklah kamu berikan suatu pemberian kepada mereka. Orang yang mampu sesuai dengan kemampuannya dan orang yang miskin sesuai dengan kemampuannya pula, yaitu pemberian menurut yang patut”. (Al Baqarah: 236)

Namun terkadang ada suami yang meski telah mengetahui kewajibannya yang begitu besar, ia tidak bertanggungjawab memberi nafkah pada istrinya. Adapula harta yang mereka dapatkan disimpan tanpa sepengetahuan istri, sementara istri, harus bersusah payah membagi uang belanja yang sering tidak cukup.

Mengenai suami yang pelit dan bakhil ini, Rasulullah Saw bersabda yang artinya sebagai berikut.

كَفَى بِالمَرْءِ إِثْماً أنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوْتُ

“Cukuplah sebagai dosa bagi suami yang menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR Muslim).

Selain itu, Rasulullah juga sabda yang artinya:

“Tidaklah para hamba berada dalam waktu pagi, melainkan ada dua malaikat yang turun. Salah satu dari mereka berdoa,”Ya, Allah. Berikanlah kepada orang yang menafkahkan hartanya balasan yang lebih baik,” sedangkan malaikat yang lain berdoa,”Ya, Allah. Berikanlah kebinasaan kepada orang yang menahan hartanya (tidak mau menafkahkannya). Muttafaqun ‘alaihi

Dengan demikian, kewajiban dan pahala yang begitu besar serta ancaman yang tidak main-main, seharusnya para suami yang tidak menafkahi istri atau bersikap pelit harusnya berfikir kembali. Sebab sebenarnya, istri lah salah satu sebab Allah melancarkan rezeki suami. Di dalam lancarnya rezeki suami selalu ada istri yang mendoakan. Wallahua’lam bisshawab.

Baca Juga:  Sebab-Sebab Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama Bagian - 1
Arif Rahman Hakim
Sarung Batik