Pemicunya Sama, Sejarah Iraq, Libya, Suriah, Yaman, Bisa Terulang di Indonesia

Sejarah Libya, Suriah, Yaman, Akan Terulang di Indonesia Jika Pemicunya Sama

Pecihitam.org- Sejarah akan terulang jika pemicunya sama. Itulah narasi yang sesuai untuk menggambarkan betapa dulu Irak, negara Islam yang besar dan maju hancur porak poranda. Kemudian sejarah itu terulang di Libya, Suriah, Yaman. Negeri-negeri Islam yang maju dan kaya akan ulama itu pun menjadi hancur akibat perang saudara yang tekemas dalam gerakan buas oposisi dalam slogan Ganti Presiden.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Presiden Suriah Bassar al-Assad dianggap oleh sebagian kelompok sebagai pemimpin yang tidak adil, sehingga protes besar-besaran terjadi untuk menjatuhkan presiden pun bergemuruh, walaupun sebenarnya lebih kepada makar untuk mengkudeta pemerintahan yang sah.

Lihat apa yang terjadi dengan Suriah sekarang? Atau ke belakang lagi, apakah Libya lebih aman pasca lengsernya Muammar Khadafi yang dikatakan diktator? Atau lebih jauh lagi apakah setelah Saddam Hussein Irak lebih sejahtera?

Begitulah hanya orang yang berpikir jauh ke depan yang bisa menangkap sinyal-sinyal ini. Sementara mereka yang kagetan, sedikit-sedikit teriak rezim dzalim, harus segera diganti. Tanpa memikirkan perang saudara, gesekan sesama anak negeri.

Baca Juga:  Imam Al Ghazali Bergelar Pembela Islam, Samakah dengan Nama yang Melekat di FPI?

Bergerak atas nama keadilan dan dengan murah membawa dalil agama untuk melegitimasi manuvernya, tanpa memikirkan mafsadah yang ditimbulkan yang bisa jadi lebih besar dari kehidupan yang sekarang.

Oleh karenanya, sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Tasyri’ al-Jina’i al-Islami, menurut madzhab empat imam dan juga madzhab Syiah Zaidiyah, haram hukumnya melakukan makar pada pemerintah sekalipun dengan tujuan amar ma’ruf nahi munkar.

Alasannya sebagai berikut

لأن الخروج على الإمام يؤدى عادة إلى ما هو أنكر مما فيه وبهذا يمتنع النهى عن المنكر لأن من شرطه أن لا يؤدى الإنكار إلى ما هو أنكر من ذلك

Karena makar atau berontak pada pemerintah biasanya menyebabkan pada hal yang lebih munkar daripada kondisi yang sedang dialami. Oleh karenanya, walaupun dengan niat nahi munkar, memberontak pada pemimpin tidak boleh. Karena syarat nahi munkar itu tidak boleh menyebabkan pada sesuatu yang lebih munkar.

Pemberontakan pada pemerintah bukan membuat negara semakin aman dan sejahtera, malah makin parah. Menimbulkan kekacauan, peperangan, kerusakan, ketidakamanan, seperti yang telah dialami Irak, Libya dan Suriah.

Baca Juga:  Benarkah UAS Menodai Agama, Siapa yang Berhak Memvonisnya?

Kalau sudah begitu, jangankan mikir makan enak, mau ibadah pun susah, bahkan untuk tidur atau sekadar diam dalam rumah menjadi tidak aman. Perang berkecamuk di mana-mana.

Kita harus bisa cerdas membaca ini. Jangan terbuai. Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan Buthi adalah salah seorang ulama besar abad ini yang menjadi korban ambisi oposisi.

Setelah beliau tiada, dan saat Suriah kini tidak lebih baik dari sebelumnya, baru banyak rakyat Suriah memahami bahwa dulu beliau membela pemerintah bukan karena menjilat, tapi karena ingin tetap menjaga persatuan, agar tidak timbul dampak negatif dari melawan pemerintah.

Tapi semuanya terlambat sudah. Seharusnya mereka telah sadar sedari dulu. Tapi apa mau dikata, benar adanya petuah Syaikh Ramadhan Buthi

الفتنة يفهمها العاقل في أولها ويفهمها الجاهل في نهايتها

Orang yang cerdas mendeteksi fitnah sejak dari mula. Sedangkan orang bodoh baru menyadarinya setelah porak poranda.

Semenjak saat itu, seminar-seminar dengan tajuk “Jangan Suriah-kan Indonesia” digelar di mana-mana. Tapi di sisi lain, masih banyak kelompok yang ngotot untuk mendesak agar presiden mundur, bahkan berencana menggagalkan pelantikan presiden terpilih pada 20 Oktober mendatang.

Baca Juga:  Benarkah Lagu "Ibu Kita Kartini" Terkesan Lebih Heroik dari "Aisyah Istri Rasulullah"?

Jika terus begini akankah Indonesia mengalami seperti Suriah, Libya atau Irak? Semua tergantung kita. Yang pasti secara teori, sejarah akan terulang jika pemicunya sama.

Faisol Abdurrahman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *