Pecihitam.org – Apa itu tasawuf? Mungkin beberapa dari kita terkadang belum mengetahui dan masih bertanya-tanya, apa sebenarnya itu tasawuf. Secara bahasa pengertian tasawuf menjadi beberapa macam pengertian, seperti di bawah ini;
Daftar Pembahasan:
Pengertian tasawuf secara bahasa
- Pertama, tasawuf berasal dari kata ( ا هل ا لصفة ) ahlu suffah, yang artinya kelompk orang pada masa Nabi Muhammad SAW, yang hidupnya berdiam di masjid-masjid, mereka mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah SWT.
- Kedua, tasawuf berasal dari kata ( صفا ء) shafa, yang artinya “bersih” atau “suci” maknanya adalah orang-orang yang menyucikan diri di hadapan Tuhan.
- Ketiga, tasawuf berasal dari kata ( صف) shaf, berarti orang-orang yang saat shalat selalu ada di shaf paling depan.
- Keempat, tasawuf berasal dari kata (سو فئ ) saufi, yang artinya kebijaksanaan.
- Kelima, tasawuf berasal dari kata shaufanah yaitu sebangsa buah-buahan kecil yang berbulu yang dapat bertahan tumbuh di padang pasir di tanah arab.
- Ketujuh, tasawuf berasal dari kata ( صو ف) shuf yang artinya bulu domba atau wol.
Pengertian tasawuf secara istilah
Pengertian tasawuf secara istilah adalah ilmu yang mengajarkan kepada manusia untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah. Pada bingkai global, urgensi tasawuf yang disajikan bagi kalangan intelektual muda, seperti para mahasiswa, adalah upaya positif untuk sadar dan mengenal pada eksistensi dirinya, sehingga ia akan sampai pada eksistensi Tuhannya. Tasawuf yang terkenal adalah konsep : “Barang siapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya”.
- Menurut Muhammad Ali Al-Qossab, tasawuf adalah akhlak yang mulia, yang timbul pada masa yang mulia dari seorang yang mulia ditengah-tengah kaum yang mulia.
- Menurut Al-Junaid ai-Baghdadi pengertian tasawuf sebagai berikut: “hendaknya kita berhubungan dengan al-Haqq tanpa perantara (wasilah)” dan kitab lainnya beliau juga mendefinisikan tasawuf adalah “hendaknya hidup dan matimu diserahkan kepada al-Haqq”.
- Menurut Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili, beliau mendefinisikan tasawuf sebagai proses praktek dan latihan diri melalui cinta yang mendalam untuk ibadah dan mengembalikan diri ke jalan Tuhan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan ma’rifat menuju keabadian, saling mengingatkan antar manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah SWT dan mengikuti syari’at Rosulullah SAW dalam mendekatkan diri dan mencapai keridhoan-Nya.
Dasar-dasar tasawuf dalam Al-Qur’an dan Hadits
Kajian tentang tasawuf semakin banyak diminati orang. Sebagai bukti, misalnya, semakin banyaknya buku yang membahas tasawuf yang banyak kita temui telah mengisi berbagai perpustakan terutama di Negara-negara yang berpenduduk muslim, juga Negara-negara barat sekalipun yang mayoritas masyarakatnya adalah nonmuslim.
Ketertarikan mereka terhadap tasawuf dapat dilihat pada dua kecenderungan, yaitu pertama karena kecenderungan terhadap kebutuhan fitrah atau naluriah. Kedua, karena kecenderungan pada persoalan akademis.
Kecenderungan pertaman mengisyaratkan bahwa manusia membutuhkan sentuhan-sentuhan spiritual atau rohani. Kecenderungan kedua mengisyaratkan bahwa kajian tasawuf menarik untuk dikaji secara akademis-keilmuan.
Kemudian untuk melihat dasar-dasar tentang tasawuf, dirasa penting untuk mengetahui landasan-landasan naqli dari tasawuf. Landasan naqli yang di maksudkan adalah landasan Al-Qur’an dan Al-Hadis. Hal ini penting karena Al-Qur’an dan Al-Hadis merupakan kerangka acuan pokok yang selalu dipegang umat islam.
Landasan Al-Qur’an
Tasawuf pada awal pembentukannya adalah akhlak atau keagamaan, dan moral keagamaan ini banyak diatur dalm Al-Quran dan Hadits. Jelaslah bahwa sumber pertamanya adalah ajaran-ajaran islam. Sebab tasawuf ditimba dari Al-Quran dan Hadits, dan amalan-amalan serta ucapan para sahabat. Amalan serta ucapan para sahabat itu tentu saja tidak keluar dari ruang lingkup Al-Quran dan hadits Nabi.
Al-Quran merupakan kitab Allah SWT. Yang di dalamnya terkandung muatan-muatan ajaran Islam, baik akidah , syariah, maupun muamalah . Ketiga muatan tersebut banyak tercermin dalam ayat-ayat yang termaktub dalam Al-Quran. Ayat-ayat Al-Quran itu, di satu sisi memang perlu dipahami secara tekstual lahiriah, namun di sisi lain, ada juga wajib dipahami secara kontektual rohaniah. Sebab jika dipahami hanya salah satunya saja, ayat-ayat Al-Quran akan terasa kaku, kurang dinamis.
Pada dasarnya islam telah mengatur kehidupan yang bersifat lahiriah dan batiniah. Pemahaman terhadap unsur yang bersifat batiniah inilah yang melahirkan tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini mendapat perhatian yang besar dari sumber ajaran Islam. Al-Quran dam As-Sunnah, serta praktik kehidupan Nabi Muhammmad SAW dan para sahabatnya. Al-Quran antara lain berbicara tentang kemungkinan manusia dapat saling mencintai (mahabbah ) dengan Tuhan. Hal itu misalnya difirmankan Allah SWT dalam Al-Quran.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al Baqarah : 186)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS Qof : 16)
Landasan Hadits
Dalam hadis Rasulullah SAW banyak dijumpai keterangan yang berbicara tentang kehidupan rohaniah manusia. Berikut ini salh satu hadits Rasulullah yang bisa dipahami dengan pendekatan tasawuf.
“Barang siapa yang mengenal dirinya, maka akan mengenal Tuhannya”
Hadis ini di samping melukiskan kedekatan hubungan antara Tuhan dan manusia, sekalipun mengisyaratkan arti bahwa manusia dan Tuhan adalah satu. Jadi barang siapa yang ingin mengenal Tuhan cukup mengenal dan merenungkan perihal dirinya sendiri.
Dasar-dasar tasawuf di atas ternyata merupakan benih-benih tasawuf, yang dalam kedudukannya disebut sebagai ilmu mengenai maqomat (tingkatan) dan ahwal (keadaan). Dengan kata lain, ilmu tentang moral dan tingkah laku manusia terdapat rujukannya dalam Al-Quran dan pertumbuhan pertamanya, tasawuf ternyata ditimba dari sumbernya Al-Quran dan Hadits
Sumber:
Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
Sultoni, Ahmad. 2007. Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Maha-Siswa. Surabaya: Temprina Media Grafika.
Tamrin, Dahlan. 2010. Tasawuf Irfani. Malang: UIN-Maliki Press.