Penjelasan Imam Ghazali Tentang Menuntut Ilmu Hanya untuk Mengejar Pangkat

Menuntut Ilmu Hanya untuk Mengejar Pangkat

Pecihitam.org – Islam sangat memperhatikan pendidikan bagi umatnya, bahkan perintah untuk menuntut ilmu pun tercantung dalam Al-Qur’an dan hadist. Ini berarti menuntut ilmu memang sangat penting bagi seluruh manusia, karena dengan memiliki ilmu maka akan mengangkat derajat kita di hadapan Allah Swt serta di hadapan manusia. Sebagian besar orang yang menuntut ilmu memiliki orientasi agar kelak mendapatkan gelar serta pangkat yang tinggi. Lalu bagaimana pandangan islam tentang menuntut ilmu hanya untuk mengejar pangkat tersebut?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Mencari ilmu merupakan suatu kewajiban bagi seluruh manusia, bahkan Allah Swt menyebut orang yang sedang menuntut ilmu itu di nilai sebagai jihad. Salah satu sahabat Rasulullah Saw yang paling cerdas adalah Ali bin Abi Thalib, bahkan pernah di sebutkan oleh Rasulullah Saw bahwa sayyidina Ali adalah gerbangnya ilmu.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah memberikan nasihat yang cukup menarik, beliau mengatakan bahwa sesungguhnya seseorang yang mencari ilmu itu sebaiknya tidak memiliki niat untuk dapat membanggakan dirinya sendiri (takabur), sehingga dapat berdebat dengan orang-orang yang bodoh atau di bawahnya, bertujuan untuk pamer dan agar mendapatkan kedudukan atau jabatan yang tinggi.

Jika, seseorang yang mencari ilmu dengan niat di dalam hatinya hanya demi mendapatkan gelar pendidikannya saja, sehingga ia dapat menaikkan status sosial di lingkungan masyarakat atau hanya ingin mendapatkan jabatan yang dia inginkan, maka hal tersebut di larang dalam syariat agama. Bahkan Rasulullah Saw pernah menegaskan di dalam sebuah hadist berikut,

Baca Juga:  Gus Baha Ditanya, Melakukan Maksiat Apakah Termasuk dalam Takdir Allah?

“Barang siapa belajar ilmu dengan tujuan seharusnya untuk mencari ridha Allah Azza wa jalla semata, namun tidak mempelajarinya kecuali hanya bisa mendapatkan materi duniawi, ia tidak akan pernah bisa mencium baunya surga pada hari kiamat,” (Sunan Abi Dawud, 3664)

Berdasarkan hadist tersebut, maka dapat kita pahami bahwa ketika kita menuntut ilmu sebaiknya di dasari oleh niat yang bersih dari hati sejak awal. Dan tidak di perbolehkan apabila niatnya hanya untuk kesenangan duniawi saja.

Ada cerita yang cukup tenar di kalangan kita sebagaimana sebagaimana dikutip dalam kitab Manhaju Dzawin Nadzar, Imam Al-Ghazali dalam mencari ilmu tidak murni karena Allah. Beliau dan saudaranya Ahmad, sebelum alim di kemudian hari, awalnya juga dimulai dari mencari ilmu bukan karena Allah semata. Mereka berdua mencari ilmu agar dapat makan gratis. Baru setelah mereka mendapatkan ilmu yang banyak, ilmu yang mereka peroleh, mengantarkan keduanya dekat kepada Allah.

Meskipun begitu, Imam Al-Ghazali sendiri tetap berpesan supaya orang-orang tidak tertipu dengan quote Sufyan ats-Tsauri:

ولا ينبغي أن يغتر الإنسان بقول سفيان “تعلمنا العلم لغير الله فأبى العلم أن يكون إلا لله فإن الفقهاء يتعلمون لغير الله ثم يرجعون الى الله

Baca Juga:  Adab Bertamu yang Harus Diperhatikan oleh Seorang Muslim

“Sebaiknya jangan sampai ada yang tertipu dengan perkataan Sufyan ats-Tsauri ‘ kami belajar ilmu bukan karena Allah’. Namun kemudian ilmu itu dengan sendirinya tidak mau kecuali untuk mendekatkan diri hanya kepada Allah. Sesungguhnya para pakar fiqh, mereka mencari ilmu bukan karena Allah, namun mereka kemudian kembali (lurus niatnya) karena Allah,” (Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin)

Imam Al-Ghazali dalam penjelasannya di atas, ingin mengingatkan agar kita tidak terkecoh atau tertipu oleh quotes dari Sufyan ats-Tsaury, yang menyebutkan bahwa mencari ilmu itu bukan karena Allah. Quotes dari Sufyan ats-Tsaury tersebut tentu saja sangat tidak sesuai dengan sayriat dalam islam, karena sesungguhnya mencari ilmu itu harus di niatkan karena Allah Swt sehingga dengan ilmu yang di miliki maka akan semakin mendekatkan kita kepada Allah Swt.

Sebenarnya yang di maksud oleh Sufyan Ats-Tsaury adalah ilmu yang membahas tentang ilmu kalam, fiqh dan fatwa-fatwa serta konsep muamalah atau ilmu perdebatan lainnya (tanpa di sertai pendekatan kepada Allah Swt) maka akan membuat orang tersebut menjadi serakah terhadap urusan duniawi saja sampai ia meninggal. Sedangkan ilmu-ilmu yang dapat menuntun seseorang semakin dekat dengan Allah Swt itu seperti ilmu hadist, tafsir Al-Qur’an, sirah nabawiyah dan sahabat, karena ilmu-ilmu tersebut dapat menciptakan perasaan takut dan cinta kepda Allah Swt.

Baca Juga:  Putus Asa adalah Penyakit yang Mematikan Bagi Umat Islam

Menurut sebagian besar ulama, seseorang yang menuntut ilmu dengan niat dan tujuan untuk urusan duniawi saja seperti misalnya demi medapatkan gelar dan jabatan dan sebagainya, maka hal tersebut di ibaratkan dengan mengambil kotoran namun dengan sendok emas.

Jadi, berdasarkan penjelsan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa menuntut ilmu apapun itu bentuknya selama di niatkan karena Allah Swt dan memiliki manfaat banyak bagi kehidupan masyarakat maka hal tersebut di perbolehkan dengan catatan bahwa ketika mencari ilmu maka harus sejak awal di dasari dengan niat dan tujuan yang baik dan mulia. Dan jangan sampai menuntut ilmu namun hanya dengan niat atau tujuan untuk mengejar pangkat dan jabatan saja. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik