Pentingkah Hemat Air dalam Wudhu? Ini Anjuran dari Rasulullah

Pentingkah Hemat Air dalam Wudhu? Ini Anjuran dari Rasulullah

Pecihitam.org- Rasulullah S.A.W. adalah orang yang sangat hemat air dalam wudhu. Beliau pun mewanti-wanti umatnya dalam hadits yang sifatnya umum agar jangan sampai boros. Beliau pun mengabari bahwa di antara umatnya ada yang berlebih-lebihan dalam thoharoh (bersuci).

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Menurut Hadist Tirmidzi 51 diterangkan: “berwudlu hanya dengan air satu mud dan mandi dgn satu sha’.”  Imam Syafi’i, Ahmad dan Ishak mengatakan;

“Hadits ini bukan bermakna sebagai pembatasan, bahwa hal itu tak boleh terlalu banyak atau sedikit, tetapi menurut kadarnya. mud adalah suatu takaran yang setara dengan sebanyak isi telapak tangan sedang, jika mengisi keduanya kemudian membentangkannya itulah yang dikatakan satu mud”

Berdasarkan hadist ini diketahui bahwa Rasulullah S.A.W. sangat hemat air dalam wudhu. Pemborosan air wudhu perlu dihindari untuk menghindari perilaku mubazir.

Agar kegiatan wudhu bernilai ibadah hendaknya wudhu dengan sewajarnya dan tidak berlebihan dalam menggunakan air agar tidak termasuk dalam perbuatan mubazir.

Permasalahannya banyak yang tidak memahami perbedaan isbagh wudhu dengan israf wudhu. Isbagh wudhu atau menyempurnakan wudhu ke anggota-anggota wudhu bukan berarti harus menyiram anggota wudhu itu berkali-kali.

Baca Juga:  Apakah Wanita Haid Boleh Berwudhu? Ini Penjelasan Menurut Mazhab Syafii?

Yang disunnahkan dalam Islam adalah tiga kali, jadi bila lebih dari tiga kali itu namanya israf wudhu (berlebihan dalam berwudhu). Ini mubazir, dan orang-orang yang suka mubazir tergolong ke dalam saudara syaitan.

Imam An-Nawawi dalam karyanya Khulâshatul Ahkâm fî Muhimmâtis Sunan wa Qawâ‘idil Islâm menyebutkan secara eksplisit larangan boros air dalam berwudhu sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW berkata kepada salah seorang sahabatnya yang akan mengambil air sembahyang, “Jangan berlebihan (dalam penggunaan air).”

Sejumlah riwayat menyebutkan seberapa banyak Rasulullah SAW menggunakan air untuk mandi dan berwudhu. Demikian disampaikan Imam An-Nawawi dalam karyanya Khulâshatul Ahkâm fî Muhimmâtis Sunan wa Qawâ‘idil Islâm.

Dari Anas RA, “Rasulullah SAW mandi menggunakan air sebanyak satu sha‘ hingga lima mud. Sedangkan untuk mengambil air sembahyang, Beliau SAW menghabiskan air sebanyak satu mud,” HR Bukhari dan Muslim.

Baca Juga:  Melahirkan dengan Operasi Sesar, Apakah Wajib Mandi Besar?

Satu mud seukuran 675 gram atau ¾ liter. Sementara satu sha‘ seukuran empat mud atau 2.700 gram. Dalam kitab Khulâshatul Ahkâm, Imam An-Nawawi meriwayatkan seberapa banyak air yang digunakan Rasulullah SAW dalam berwudhu.

Dari Ummi ‘Imarah Al-Anshariyah RA, “Nabi Muhammad SAW berwudhu dengan sebuah wadah berisi air sekira dua per tiga mud,” HR Abu Dawud dan An-Nasa’i.

Dari perbagai riwayat di atas, para ulama menyimpulkan bahwa agama melarang keras penggunaan air secara berlebihan termasuk dalam berwudhu.

Karenanya mereka menetapkan bahwa boros air dalam berwudhu adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT (makruh). Berikut ini kutipan dari Syekh M Nawawi Banten dalam Qûtul Habîbil Gharîb, Tausyîh ‘alâ Fathil Qarîbil Mujîb.

Adapun hal-hal yang dimakruhkan dalam mengambil air sembahyang adalah berlebihan dalam menggunakan air, mendahulukan anggota tubuh kiri dibanding yang kanan, menambah lebih dari tiga basuhan secara yakin, mengurangi basuhan kurang dari tiga basuhan meskipun ragu…

Baca Juga:  Hukum Mencukur Bulu Kemaluan dalam Islam dan Tata Cara Melakukannya

Karenanya, upayakan membuka keran sekadar keluar air yang dipakai untuk meratakan anggota yang dibasuh saat wudhu. Jangan sampai membuka keran lebar-lebar karena dapat membuang sia-sia banyak air.

Pastikan meninggalkan keran dalam keadaan tertutup rapat. Kalau keran rusak, segera diganti demi mensyukuri keberadaan nikmat air. Kalau perlu, gunakan cerat demi penghematan air.

Kita berdoa semoga Allah SWT melindungi kita dari pekerjaan setan yang terkutuk, salah satunya boros memakai air. Kita meminta agar Allah menyelamatkan kita semua dari tindakan yang dibenci-Nya.

Mochamad Ari Irawan