Peranan Mr. Hempher Terhadap Gerakan Muhammad bin Abdul Wahab (Bag 11)

mr hempher

Pecihitam.org – Setelah sekian lama mereka berteman, Mr.Hempher sudah melihat bagaimana potensi yang dimiliki Muhammad Ibn Abdul Wahab untuk menghancurkan Islam dengan landasan pemikiran yang bebas yaitu terlepas dari segala pandangan ulama-ulama. Kini Mr.Hempher melanjutkan kisah kesaksiannya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Selama aku tinggal disana (Basharah), beberapa perintah dari London sampai kepadaku supaya aku pergi ke Karbala dan Najaf, tempat dambaan hati kaum muslim Syiah, basis Ilmu dan spiritual mereka. Untuk dua wilayah ini ceritanya panjang. Adapun kisah Najaf, dimulai dari hari pemakaman Ali disini, ia adalah khalifah keempat menurut Ahlussunnah dan khalifah pertama menurut kaum Syiah.

Kota yang jarakknya dari Najaf kira-kira satu Farsakh (satu jam jalan kaki seorang lelaki dewasa) dinamakan Kuffah, inilah kota pusat pemerintahan Ali RA. Ketika Ia terbunuh, kedua putranya (Hasan dan Husein) memakamkannya di luar Kuffah, yaitu tempat yang sekarang dinamakan Najaf.

Di Najaf beberapa ulama Syiah berkumpul, di sana ada rumah-rumah, pasar-pasar dan sekolah. Sekarang Najaf menjadi basis ulama Syiah, dan khalifah di Astana memberikan sumbangan dan menghormati mereka karena beberapa perkara:

  • Pemerintahan Syiah di Persia membantu mereka dan bila khalifah Astana menyentuh kehormatan mereka maka hubungan antara kedua pemerintahan itu akan menjadi tegang dan terkadang sampai pada batas untuk berperang.
  • Di sekitar Najaf, banyak kaum ‘Asya’irah yang membantu ulama, berupa alat persenjataan. Meskipun bukan senjata canggih dan tiada undang-undang bagi mereka kecuali undang-undang ‘Asya’irah. Tetapi yang di maksud adalah posisi kepemimpinan ulama agar bergabung bersama ‘Asya’irah dalam peperangan yang menumpahkan darah dan bagi pemerintah tidak ada kepentingan yang serius untuk memaksa menarik penentangan ulama terhadap mereka.
  • Ulama di Sana menjadi para marja’ bagi muslim Syiah di dunia, di India, Afrika, dan lainnya. Jadi jika mereka menyentuh kehormatan mereka maka orang-orang syiah dari semua wilayah akan berontak.
Baca Juga:  Peranan Mr. Hempher Terhadap Gerakan Muhammad bin Abdul Wahab (Bag 8)

Adapun kisah Karbala, di mulai sejak terbunuhnya cucu Rasulullah (Husein Ibn Ali, putra Fatimah Binti Muhammad SAW). Penduduk Iraq mengundang Husein untuk datang kepada mereka dan untuk membai’atnya sebagai khalifah mereka.

Tetapi ketika ia bersama keluarganya sampai di tanah Karbala -12 farsakh dari kuffah- mereka berubah (ingkar janji). Mereka keluar untuk membunuh Husein atas perintah Yazid anak Mua’wiyah yang menjadi khalifah Umawi yang berkuasa di Syam.

Tentara Umawi yang berjumlah sangat banyak dengan nekat membunuh Husein Ibn Ali bersama keluarganya. Di peperangan itu, tentara Umawi menampakkan semua penghinaan mereka terhadap Husein dan keluarganya. Sejak saat itu syiah menjadikan tempat itu sebagai basis spiritual.

Baca Juga:  Tak Selalu Buruk, Ini 5 Sisi Positif dengan Hadirnya Aliran Wahabi

Mereka datang dari segala tempat dan mereka datang berhimpitan (penuh semangat) tidak seperti spiritual Kristen yang ada pada kami. Inilah kota Karbala, sebuah kota Syiah dan di sana terdapat ulama Syiah dan beberapa madrasah. Karbala dan Najaf satu sama lain saling mendukung.

Ketika aku mendapatkan perintah untuk pergi kedua kota ini, aku putuskan berangkat dari Basharah ke Baghdad, markas wali kota yang di rampas oleh khalifah di Astana dan dari situ aku berangkat ke Hullah, sebuah kota yang terletak di pinggir sungai Furat.

Furat dan Dajlah adalah dua sungai besar yang membelah Iraq dari Turky dan bermuara ke laut. Kesuburan pertanian di Iraq terletak pada dua sungai ini. Pada saat kepulanganku nanti ke London aku berencana mengusulkan kepada kementerian agar menggaris letak kekuasaan atas dua aliran sungau ini, supaya Iraq menundukkan rakyat dengan sikap yang lunak. Apabila aliran air ini terputus maka penduduk akan tunduk dan mematuhi kepentingan kami (London).

Baca Juga:  Mr. Hempher dan Perannya Terhadap Muhammad Ibn Abdul Wahab (Bag 1)

Dari Hullah aku berangkat ke Najaf dengan menyamar sebagai pedagang dari Azerbaijan dan aku bergabung dengan orang-orang rohaniawan dan mengikuti acara-acara dan majlis-majilis ta’lim mereka. Aku begitu kagum dengan kesucian rohani mereka, luasnya ilmu mereka dan kuatnya ketaqwaan mereka. Tetapi aku dapati mereka yang tradisional dan tidak berpikir tentang pembaruan urusan mereka. Hal yang aku perhatikan dari mereka adalah:…

Wallahu ‘alam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *