Perbedaan Nahdlatul Wathan Versi Jawa dan Lombok

Perbedaan Nahdlatul Wathan Versi Jawa dan Lombok

PeciHitam.org – Masyarakat Jawa dan Lombok mungkin sudah akrab dengan istilah Nahdlatul Wathan (NW). Istilah tersebut merujuk pada organisasi. Namun rujukan keduanya, baik Jawa dan Lombok bisa jadi berbeda. Sebab memang ada dua organisasi yang menggunakan nama tersebut.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebelum adanya Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) di Jawa pada tahun 1926, telah berdiri beberapa organisasi, antara lain Nahdlatul Wathan (kebangkitan bangsa), Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air), Nahdlatul Tujjar (kebangkitan pedagang), dan Nahdlatul Fikri (kebangkitan pemikiran).

Ketiga organisasi yang menggunakan awalan kata nahdlatul di atas yang berarti kebangkitan. Sesuai namanya, penyebutan tersebut dilatarbelakangi untuk merespon peristiwa pada masa penjajahan Belanda dulu. Ketiganya juga diprakarsai oleh KH. Wahab Chasbullah, salah satu pendiri organisasi Islam terbesar di dunia sekarang ini, yaitu Nahdlatul Ulama.

Didirikannya Nahdlatul Wathan ini, KH. Wahab Chasbullah bekerjasama dengan Kyai Mas Mansur yang sama-sama telah menyelesaikan pendidikannya di Universitas al-Azhar Kairo, Mesir. Tercatat, Nahdlatul Wathan ini berdiri sejak tahun 1916, di Surabaya.

Kemudian 21 tahun setelah berdirinya NW di Surabaya, didirikan pula NW di Lombok pada tahun 1937 oleh Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Baca Juga:  Sejarah Modernisasi Agama dan Kebangkitan Politik di Dunia Islam

Meskipun memiliki nama yang sama, namun pendirinya berbeda. Hal ini sekaligus menepis anggapan bahwa NW di Lombok merupakan cikal bakal Nahdlatul Ulama di Jawa.

Munculnya ide pembentukan NW dari Kiai Wahab merupakan tindak lanjut atas didirikannya Tashwirul Afkar sejak 1919. Tashwirul Afkar sendiri merupakan suatu organisasi yang secara rutin mengadakan diskusi tentang seputar masalah-masalah agama dengan beberapa ulama tradisional di Surabaya. Sekarang ini, diskusi yang demikian itu disebut Bahtsul Masail.

Sedangkan berdirinya NW di Lombok diposisikan sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan atau dengan kata lain merupakan respon sejarah penyebaran perkembangan Islam di Nusantara.

Melihat sejarahnya, penyebaran Islam di Nusantara ini dilakukan melalui jalan tasawuf, yaitu dengan dibentuknya tarekat di beberapa wilayah. Salah satunya Tarekat Hizib Nahdlatul Wathan yang diasuh TGKH. Abdul Madjid di Lombok.

Sebelumnya, Tuan Guru KH. M. Zainuddin Abdul Madjid telah mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah pada 1937. Inilah cikal bakal didikannya NW sebagai organisasi kemasyarakatan. Namun secara kelembagaan, organisasi tarekat NW ini tercatat secara resmi baru pada tahun 1964.

Baca Juga:  Perbedaan Ulama dalam Pembagian Fase Periodeisasi Syarah Hadis

Meskipun demikian, jika ditelusuri lagi pada tahun 1950, Tuan Guru KH. M. Zainuddin Abdul Madjid juga pernah menjadi bagian penting dari Nahdlatul Ulama dan menjabat sebagai konsulat NU.

Selanjutnya TGKH. Abdul Madjid memiliki program untuk mengubah sistem halaqah, sistem pendidikan tradisional yang tidak mengenal kelas di Lombok, dengan mengadopsi sistem Pendidikan dari Madrasah al-Shaulatiyah Mekah yang dianggap lebih modern.

Maka berdirilah Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah yang diperuntukkan bagi santri putra dan Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah yang diperuntukkan bagi santri putri. Kedua lembaga tersebut sama-sama menanamkan nilai-nilai cinta tanah air kepada santri-santrinya.

Tidak hanya itu, Lembaga tersebut juga mengajarkan pentingnya berdiri sebagai bangsa yang mandiri dan bebas dari tindasan pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pada perkembangan selanjutnya, kemudian muncul gerakan Al-Mujahiddin yang dipimpin langsung oleh Tuan Guru KH. M. Zainuddin Abdul Madjid.

Baca Juga:  Kerajaan Demak; Sejarah dan Hubungannya dengan Walisongo

Kedua organisasi, baik itu NW yang ada di Jawa maupun NW Lombok, beserta tokoh-tokohnya, masing-masing berperan penting dalam sejarah umat Islam di Indonesia dengan cara sendiri-sendiri dan di wilayah masing-masing.

Demikian perbedaan antara Nahdlatul Wathan di Jawa dan Lombok, mudah-mudahan dapat memberi gambaran awal sekaligus menangkis persepsi bahwa Nahdlatul Wathan Lombok merupakan cikal bakal NU yang sekarang. Bukan demikian, melainkan keduanya memiliki sejarah yang berbeda.

Mohammad Mufid Muwaffaq