Pecihitam.org – Sholat sunnah merupakan sholat yang apabila di kerjakan akan memperoleh pahala dan jika di tinggalkan tidak berdosa. Shalat Sunnah di bagi menjadi dua macam yaitu shalat Sunnah muakkad dan sholat Sunnah ghairu muakkad. Lantas apa saja perbedaan dan macam-macam dari shalat Sunnah muakkad dan Sunnah ghairu muakkad tersebut?
Sholat Sunnah muakkad adalah shalat sunnah yang sangat dianjurkan karena setiap hari Rasulullah SAW melaksanakannya dan jarang sekali ditinggalkan. Tata cara melaksanakannya sama dengan sholat wajib, yang berbeda hanya niat dan jumlah rakaatnya. Sholat sunnah muakkad dijelaskan dalam ilmu fiqh sebagai berikut,
وهو الذي يكون فعله ممكملا ومتمما للواجبات الدينية كاللأذان والأقا مة والصلاة المفروضة في جما عة
Artinya : “Yaitu adalah Sunnah yang di lakukan untuk melengkapi dan menyempurnakan kewajiban agama seperti azan, iqamat, dan sholat fardhu berjamaah”.
Sedangkan sholat sunnah ghairu muakkad ialah sholat Sunnah yang tidak di kuatkan karena tidak selalu kadang-kadang) di lakukan oleh Rasulullah SAW. seperti yang di jelaskan oleh Tsuroya Mahmud Abdul fatah, yang mengatakan bahwa :
ومندوب غير مؤكد هوالذي لم يواظب عليه النبي وأنما فعله في بعض اللأحيان وتركه في بعض الأخر وذللك
Artinya: “Sunah yang tidak muakkad adalah amalan yang tidak selalu Nabi laksanakan tiap saat, namun kadang-kadang juga meninggalkannya.” (lihat (Tsuroya Mahmud Abdul Fattah [ Mudharat fi Ushulil Fiqih], halaman 82-83)
Salah satu contoh sholat Sunnah yang di hukumi Sunnah muakkad dan ghairu muakkad adalah sholat rawatib. Sholat rawatib di bagi dua yaitu
Sholat Sunnah rawatib muakkad, yaitu sholat Sunnah yang di anjurkan pelaksanaaanya. Sholat Sunnah rawaatib muakkad juga telah dijelaskan oleh syekh Zainuddin Al-Malibary berikut :
والمؤكد من الرواتب عشر وهوركعتان قبل صبح وضهر وبعده مغرب و عشاء
Artinya : “ sholat-sholat rawatib yang muakkad ada 10 rakaat : 2 rakaat sebelum subuh, 2 rakaat sebelum dzuhur, dua rakaat setelah dzuhur, dua rakaat setelah magrib, dan 2 rakaat setelah isya’,” (Lihat Syekh Zainuddin Al-Malibari, Fathul Muin Syarh Qurrotil ‘Ain bi Muhimmatid Din halaman 169)
Jadi, sholat Sunnah rawatib muakkadah ialah sebagai berikut
- Dua rakaat sebelum sholat subuh
- Dua raakaat sebelum dzuhur
- Dua raakaat seseudah dzuhur
- Dua rakaat sesudah magrib
- Dua rakaat sesudah magrib
Sholat Sunnah rawatib ghairu muakkad, yaitu sholat Sunnah yang kurang di tekankan pelaksanaannya. Adapun yang termasuk sholat Sunnah ghairu muakkadah sebagai berikut:
- Empat rakaat sesudah sholat Dzuhur
- Dua rakaat sebelum sholat Ashar
Seperti dalam hadist berikut.
“Allah memberi rahmat kepada seseorang yang sholat empat rakaat sebelum Ashar.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi)
- Dua rakaat sebelum sholat Magrib
“Bahwa Nabi SAW sholat sebelum magrib 2 rakaat.” ( HR. Ibnu Hibbab)
Dua rakaat sebelum sholat Isya’
Sebenarnya, sholat Sunnah muakkad tidak hanya sholat Sunnah rawatib muakkadah saja, masih ada sholat Sunnah lainnya yang hukumnya Sunnah muakkadah seperti, sholat tarawih, sholat tahiyatul masjid, sholat idain ( Idul Fitri dan Idul Adha), sholat witir dan sholat tahajud.
Sebagaimana beberapa sholat Sunnah tersebut selalu di kerjakan oleh Rasulullah SAW dan jarang di tinggalkan bahkan hampir tidk pernah di lewatkan oleh Rasulullah SAW.
Adapun hikmah dalam melaksanakan ibadah shalat Sunnah rawatib muakkad dan ghairu muakkad ialah untuk menutupi kekurangan-kekurangan dalam shalat fardhu. Serta dapat meningkatkan iman kita kepada Allah Swt serta melaksanakan Sunnah Rasulullah SAW. Wallahua’lam bisshawab.