Perbuatan yang Menghalangi Rezeki, Hindari Agar Sukses Dunia Akhirat

perbuatan yang menghalangi rezeki

Pecihitam.org – Boleh dikata bahwa semua orang di dunia ini pastinya ingin meraih kesuksesan. Maka Tak heran jika semua orang berlomba-lomba mencari rezeki setiap harinya. Sayangnya, banyak yang melanggar rambu-rambu sehingga tanpa sadar melakukan perbuatan yang dinilai bisa menghalangi rezeki yang ia harapkan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Akhirnya banyak yang merasa sudah bekerja keras banting tulang, Ibadah Fardhu dan Sunnah juga lancar, akan tetapi rezekinya tetap saja masih seret dan selalu terasa kurang.

Berikut ini adalah beberapa perbuatan yang dapat menghalangi rezeki:

1. Melakukan perbuatan dosa, maksiat, atau zina.

Dari Tsauban berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada yang menambah umur menjadi lebih barakah kecuali perbuatan baik (menyambung silaturahim), tidak ada yang dapat mengubah takdir kecuali doa, dan seseorang menolak rezekinya dengan perbuatan dosa yang telah dikerjakannya.” (HR. Ibnu Majah)

Perbuatan dosa yang telah kita kerjakan tidak sekedar mendapat balasan azab, tetapi juga membuat rezeki kita menajdi sempit. Sebagaimana telah dijelaskan pada hadis di atas.

Oleh sebab itu, umat Islam dianjurkan untuk selalu memohon ampun pada Allah SWT. Dari segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuat. Karena terkadang kita melakukan perbuatan dosa yang tidak kita disadari.

Di dalam hadis yang lain Rasulullah Saw bersabda, “Malaikat Jibril membisikkan kepadaku, bahwa setiap jiwa tidak akan keluar dari dunia (mati) hingga genap umurnya, dan telah menghabiskan rezeki (yang menjadi jatahnya). Maka baguskanlah kalian dalam mencari rezeki, jangan sekali-kali mengusahakan rezeki cepat datang dengan cara (yang mengandung) maksiat pada Allah SWT. Karena sesungguhnya Allah SWT tidak akan memberikan apa yang ada di sisi-Nya, kecuali dengan melakukan ketaatan pada-Nya.” (HR. ath-Thabrani)

Maksiat dengan berbagai macam bentuk dan caranya yang dilakukan kepada Allah SWT untuk mendapatkan rezeki. Baik itu dengan perbuatan syirik atau perbuatan dosa yang lain, seperti mencuri, menjambret, dan sebagainya. Menunjukkan bahwa yang melakukannya adalah hamba yang tidak sabar dan tidak bisa bersyukur.

Baca Juga:  7 Keutamaan Shalat Sunah Awwabin Yang Harus Kamu Tahu

Ia tidak sadar bahwa setiap hamba memiliki jatah rezeki masing-masing. Dan ia tidak akan mati sebelum rezeki yang telah menjadi jatahnya itu habis. Semua telah tertulis, sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

Hamba yang lemah dan dhaif tidak memiliki kemampuan sedikitpun untuk menambah jatah yang sudah ditetapkan baginya. Apalagi dengan cara yang tidak dibenarkan oleh Islam.

Namun terdapat satu dosa yang lebih dahsyat manghalangi seseorang untuk mendapatkan rezeki yaitu adalah zina. Zina selain pelakunya mendapat ancaman dosa besar, ia akan ditutup pintu rezekinya. Ia merasa semakin hari semakin miskin dan hartanya semakin habis.

Dalam sebuah hadis dijelaskan, dari Ibnu ‘Abbas berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Takutlah kalian akan perbuamn Zina karena dalamnya terdapat empat hal, mcnghilangkan ketampanan wajah, menutup pintu rezeki, membuat Allah SWT marah, dan pelakunya akan kekal di dalam neraka.” (HR, ath-Thabrani)

2. Menjadikan dunia sebagai tujuan hidup

Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup maka Allah SWT akan menjadikan dirinya kaya hati, disatukan baginya perkara-perkara yang terpisah dalam satu rasa, dan datang dalam keadaan tunduk, dan siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya maka Allah SWT menjadikan kefakirannya seolah tampak di antara kedua matanya, dan masalahnya dipisah-pisah (bertambah banyak), dan dia tidak mendapatkan dunia kecuali sebatas kemampuannya.” (HR. at-Turmudzi)

Sesuai dengan sabda Rasulullah Saw pada hadis di atas, orang yang paling tenang di dunia ini adalah orang-orang yang hanya mengutamakan akhirat. Dunia dibuat tunduk, menggambarkan bahwa kebutuhan materi akan dipermudah oleh Allah SWT. Dan perkara-perkara menjadi terkumpul, yakni ketika ia menghadapi berbagai masalah yang menimpa ia merasa menghadapi satu masalah saja.

Baca Juga:  Wahai Para Isteri, Perbaikilah Akhlakmu Agar Tidak Menjadi 10 Wanita Ahli Neraka

Artinya, bagi orang-orang yang mementingkan kehidupan akhirat dan menjadikannya sebagai tujuan utama dalam hidup, semua masalah hidup terasa ringan. Tidak perlu ada yang dipusingkan.

Dan yang lebih penting dari semua itu, hati mereka merasa cukup atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Tidak pernah kurang apalagi mengeluh. Mereka tampak rela dan ridha dengan segala pemberian dan nikmat dari Allah SWT, berupa apapun dan berapapun.

Berbeda dengan orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidup. Maka orang-orang tersebut justru tampak miskin dengan kekayaan yang dimilikinya.

Hidupnya seolah-olah penuh dengan berbagai masalah. Karena memang Allah SWT menciptakan masalah yang dihadapinya menjadi banyak dan terpisah-pisah.

Mereka tidak pernah merasa puas, selalu ingin menambah kekayaan. Sedangkan Allah SWT telah menggariskan bahwa mereka akan mendapatkan rezeki sebatas kemampuannya saja.

Namun bagi orang yang menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup, ia mendapatkan rezeki dari kemampuan dia mengumpulkan ditambah dengan keberkahan dari Allah SWT.

3. Mengharapkan rezeki secara terburu-buru

Dari Jabir bin ‘Abdullah berkata, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda, “Janganlah kalian merasa terburu-buru untuk mendapatkan rezeki, karena sesungguhnya seorang hamba tidak akan mati hingga ia sampai pada akhir (meaghabiskan) rezeki yang telah menjadi jatahnya, maka perbaikilah kalian dalam mencari rezeki dengan mengais yang halal dan meninggalkan yang haram.” (HR. al-Hakim)”

Rezeki tidak usah diburu habis-habisan hingga seolah-olah tak kenal istirahat walaupun sebentar. Rezeki tetap harus dicari, tetapi sikap memburu yang berlebihan adalah tidak bagus.

Karena sesuai dengan sabda Rasulullah Saw di atas, dijelaskan bahwa setiap hamba memiliki jatah rezeki masing-masing. Manusia tidak akan mati hingga jatah gezekinya di dunia ini telah dihabiskan.

Baca Juga:  Sombong Yang Diperbolehkan Dalam Islam, Seperti Apa?

Oleh sebab itu, tidak perlu terburu-buru karena jika telah menjadi jatahnya Rezeki tidak akan lari kemana.

Terburu-buru dengan rezeki juga merupakan perbuatan yang dianggap dapat menghalangi rezeki, membuat seseorang menjadi tampak seperti manusia yang selalu gelisah dan tidak bersyukur. Selalu kurang dan ingin mendapatkan harta lebih cepat dan lebih kaya.

Padahal Islam menganjurkan agar umatnya selalu sabar dan menerima nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Bersyukur masih mendapatkan rezeki, karena banyak di antara umat manusia ini yang masih jauh di bawah belenggu kemiskinan.

Dan yakin bahwa sebenarnya kaya itu bukan karena hartanya yang banyak dan melimpah, tetapi hakikat kaya itu adalah kaya hati.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Bukanlah kaya itu dari banyaknya harta benda, tetapi yang dimaksud kaya adalah kaya hati.” (H.R. Al-Bukhari)

Seseorang yang kaya hatinya tidak akan bersikap tamak akan kepemilikan harta. Ia selalu bersyukur dan menerima rezeki yang telah didapatkan. Bahkan dari rezekinya ia justru membagi-baginya dengan orang lain yang membutuhkan. Dengan berzakat, bersedekah, infak, atau dalam bentuk yang lainnya. Walaupun ia tidak memiliki banyak harta benda, tetapi seolah-olah ia tampak kaya raya dan penuh kewibawaan.

M Resky S

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *