Pesan dari Makam Gus Dur untuk Papua, Kami Sayang

Pesan dari Makam Gus Dur untuk Papua, Kami Sayang

Pecihitam.org – Sejumlah mahasiswa Papua melakukan doa bersama di makam Gus Dur di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu, 21 Agustus 2019. Mereka ada 14 orang yang pada hari itu juga mengadakan pertemuan dengan keluarga besar presiden ke-4 Indonesia tersebut.

Ditemani oleh Putri Gus Dur, Yenny Wahid, seperti dikabarkan VIVA.co.id, para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di kota santri itu melakukan serangkaian prosesi dalam ziarah ini. Sebelum berdoa, mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama, saling berpegangan tangan sebagai simbol persatuan dan diakhiri membaca tahlil serta doa menurut kepercayaan anak Papua sendiri.

Menurut Yenny Wahid, ziarah ke makam Gus Dur ini bertujuan untuk mengirim pesan kepada warga Papua sekaligus mengingatkan bahwa di tanah Jawa ini pernah ada satu tokoh yang begitu dekat dengan warga papua, yakni Gus Dur.

Baca Juga:  Sekret PMII Makassar Diserang Bom Molotov, Satu Kader Terluka

“Dan kedekatan Gus Dur dengan mereka (warga Papua) ini harus dijaga dan pelihara sebagai penyatuan kita sebagai bangsa Indonesia. Tentu kita dulu tahu bagaimana Gus Dur dulu berusaha memberikan harkat martabat kepada masyarakat Papua. Dulu anak tiri hingga menjadi setara sebagian anak bangsa,” katanya.

Yenny Wahid juga menjelaskan bahwa bangsa Indonesia sangat sayang pada warga Papua. “Makna kunjungan ke makam Gus dur ini, agar kita diingatkan kembali bahwa, kedekatan secara emosional itu ada. Papua adalah kita,” ucapnya.

Di akun Instagram-nya, putri Gus Dur yang aktif di bidang politik ini menulis kenangan betapa orang-orang Papua begitu dekat di hati Gus Dur. “Bagi Gus Dur, orang-orang Papua adalah orang-orang yang dekat di hatinya. Almarhum Papa Theys, Bapa Toha dan tokoh-tokoh Papua lainnya adalah kawan-kawan karibnya,” bunyi keterangan Yenny Wahid di foto yang diunggah pada Selasa, 20 Agustus 2019.

Baca Juga:  Tengku Zulkarnain Soal Tagar #PecatTengkuZulDariMUI: Waspada Pengalihan Isu RUU HIP

Gus Dur pula yang mengijinkan warga Papua memanggil diri mereka dengan nama kebanggaannya: Papua. Sebuah nama yang ketika diucapkan pada masa Orba, bisa mengantar orang ke penjara. Apalah arti sebuah nama kata orang, namun bagi Gus Dur, nama bisa berarti kebanggaan, ketika yang menyandangnya merasa dimanusiakan,” lanjutnya.

Yenny juga mengungkapkan betapa dirinya sedih dengan memanasnya situasi di Papua. Ia menilai kejadian itu dipicu oleh penyebaran berita yang yang belum jelas ujung pangkalnya dan ada unsur hoax serta provokasi yang mengakibatkan naiknya emosi.

“Kami sangat sedih dengan memanasnya situasi di beberapa daerah di Papua pada saat ini,” tulisnya.

Beberapa hari terakhir, kerusuhan terjadi di Manokwari Papua di mana massa membakar gedung DPRD. Disebutkan peristiwa itu bermula dari dugaan ujaran rasis pada mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya.

Baca Juga:  Wapres Kiai Ma'ruf Amin Sebut Kemiskinan Jadi Penyebab Kekafiran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *