62 Pesan dan Mutiara Hikmah Mbah Moen yang Patut Kita Teladani

pesan mbah moen

Pecihitam.org – Mbah Moen atau nama lengkap beliau KH. Maimoen Zubair adalah sosok sejuk yang senantiasa ikhlas menasihati kita sepenuh hati. Terlebih Mbah Moen memang menyayangi kita semua, bahkan karena sayangnya beliau banyak sekali meninggalkan pesan dan nasehat kebaikan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Siapa pun kita, dari mana pun kita, apa pun corak kepercayaan yang kita pilih. Sudah sepantasnya kita menyayangi dan merindukan beliau, yang telah wafat meninggalkan kita di Mekkah 6 Agustus 2019.

Mengenang Mbah Moen adalah mengenang hari-hari indah penuh hikmah. Beliaulah sosok ulama yang sempurna, baik secara ilmu pengetahuan, spiritualitas, maupun pengalaman. Dalam tubuhnya mengalir deras DNA keshalihan dari seorang ayah dan ibu pendidik, keduanya berasal dari trah pesantren yang akrab dengan hikmah dan ilmu pengetahuan.

Dan berikut ini adalah pesan-pesan Mbah Moen:

  1. Arti angka 17-8-45 menurut Mbah Moen
    • 17 = jumlah rakaat shalat
    • 8 = jumlah pintu surga
    • 4 = jumlah syahadat dalam shalat fardhu malam (shalat Magrib dan Isya’)
    • 5 = jumlah syahadat dalam shalat fardhu siang ( shalat Shubuh, Dhuhur, dan Ashar)

    Jadi, mensyukuri kemerdekaan itu harus dengan menjaga shalat lima waktu. Agar dibukakan pintu surga yang jumlahnya delapan. Bangsa Indonesia adalah bangsa pilihan.

    Terbuka Proklamasi dilaksanakan tepat hari Jum’at, bulan Ramadhan. Sama persis waktu terjadinya Fathu Mekkah (kemerdekaan kota Mekkah) dari penjajahan tauhid. Jadi 17-8-45 bukanlah hal yang kebetulan.

    Akan tetapi, semuanya sudah didesain oleh Allah Swt. begitulah yang sering disampaikan oleh Mbah Moen setiap momen memperingati kemerdekaan.
  2. Mbah Moen mengatakan, Orang kalau baik, akan menjadi pilihan Allah. Di kala meninggal, amal yang diberikan banyak, yaitu amal-amal yang kadang tidak diketahui.
  3. Jangan bicara kebaikanmu di hadapan orang yang sedang sedih, jangan bicara kesehatanmu di hadapan orang sakit, jangan bicara kekuatanmu di hadapan orang lemah, jangan bicara tentang hartamu di hadapan orang miskin, jangan bicara kebebasanmu di depan orang yang terpenjara.
  4. Mbah Moen mengatakan, Kita sekalian meskipun orang biasa, bukan keturunan kyai, bukan keturunan ulama, bisa mempunyai anak-anak shaleh. Jangan berkecil hati. Berdoalah dan mendekatlah kepada pra kyai, para ulama. Allah Maha Mendengar, akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya, tentu dengan tetap ada usaha.
  5. “Wong seng apik iku seng ora berubah waktu seneng utawa susah”. Orang yang baik itu tidak berubah, baik di kala senang maupun susah.
  6. Yang terbaik dalam sesuatu adalah yang moderat (pertengahan). Sedangkan suka pada penghinaan adalah suatu kesalahan.
  7. Mbah Moen mengatakan, Sebaik-baiknya perhiasan adalah istri yang shalihah, sebaik-baiknya harta adalah anak yang shalih dan shalihah pula. Inilah kenikmatan akhirat yang kelak akan dialami keluarga mukmin.
  8. Termasuk dalam hal memuliakan orang shaleh adalah dengan menghormati istri dan keturunan orang shaleh tersebut.
  9. Pencegahan diri atas perbuatan jelak dalam diri orang yang memahami serta pemalu lebih sempurna daripada pencegahan diri atas perbuatan jelek dari orang yang tidak ada pemahaman serta tidak ada rasa malu.
  10. Mbah Moen mengatakan, Keinginan memberikan manfaat merupakan perbuatan baik karena keinginan itu menyebabkan adanya perbuatan baik. Sebaliknya, keinginan berbuat jahat merupakan perbuatan yang tidak baik karena keinginan itu menyebabkan adanya perbuatan tidak baik.
  11. Dengan kelapangan dada seseorang akan lebih memahami dirinya sendiri, meneliti kekurangan diri ketimbang menguliti perbedaan dan kesalahan orang lain.
  12. Sebagus apa pun bibit unggul yang kita tanamkan, jika memang tanahnya tidak bagus tidak akan menghasilkan padi yang berbobot baik.
  13. Mbah Moen mengatakan, Manusia itu dinilai baik setelah meninggal.
  14. Menikahlah dalam keadaan susah agar istri dan anakmu merasakan pahitnya kehidupan dan akan lebih bermakna.
  15. Orang di dunia itu ada kalanya senang dan ada kalanya susah. Semua itu supaya bisa mendekatkan diri kepada Allah.
  16. Mbah Moen mengatakan, hidup itu bisa dikatakan tenteram apabila: Ketika punya uang tidak merasa gembira dan saat tidak punya uang tidak merasa susah.
  17. Kalau mau berbicara, jangan di saat marah.
  18. Dunyo iku nggo dolanan, permainan. Mulane ambil permainan di keseharianmu. Dadi nek kowe kepingin penak neng dunyo, dunyo iki gawe doalanan”. Dunia itu untuk bermain. karena itu, ambillah permainan di keseharianmu. Jadi kalau kamu ingin hidup enak di dunia, jadikan dunia itu sebagai permainan.
  19. Tidak perlu pintar berbicara bahasa Arab, yang penting itu bisa membaca tulisan Arab dan memahaminya. Syekh Ihsan Jampes itu orangnya alim, bisa mengarang Kitab Shirojut Thalibin, alimnya luar biasa, tetapi berbicara bahasa Arab tidak terlalu lancar.
  20. Mbah Moen mengatakan, Manusia paling mulia di sisi Tuhan adalah yang paling bertaqwa. Karena itu, hendaklah orang yang paling bertaqwa di antara kita adalah orang yang paling kita muliakan dan kita cintai, sebagaimana Allah memuliakan dan mencintai mereka.
  21. Senakal-nakalnya santri jangan sampai tidak menghidupkan dua malam hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), minimal melaksanakan shalat sunnah dua rakaat setelah Isya’ dan satu rakaat Witir, agar hati tidak mati pada saat hati banyak yang mati.
  22. Berlalunya waktu harus benar-benar terisi untuk kemanfaatan manusia. Kalau itu tidak diperhatikan, waktu akan tersia-siakan. Kalau manusia lengah dalam memanfaatkan waktunya, maka tak terasa kita akan sampai pada saat ketika terompet Kiamat dibunyikan oleh Israfil.
  23. Mbah Moen mengatakan, Apabila hendak menikah, usahakan maharnya diperbanyak, walaupun calon istrimu hanya meminta mahar seperangkat alat shalat. Kalau belum memiliki uang, usahakan cari dahulu karena uang mahar itu berkah kalau dipakai usaha. Jadi setelah nanti menikah, kamu bisa meminta izin istrimu untuk menggunakan uang (mahar) itu sebagai modal usaha, insya Allah usahamu menjadi berkah.
  24. Mbah Moen mengatakan, Setelah Shubuh jangan tidur lagi karena bisa menyebabkan kefakiran.
  25. Bagaimana mungkin orang tua bisa punya anak shaleh dan mendoakan kedua orang tuanya, kalau dirinya saja ingkar dan tidak pernah mendatangi para kyai, ulama, dan orang shaleh. Bahkan ada rasa dengki, iri, dan hasut kepada para ulama.
  26. Orang di dunia itu ada yang senang dan ada yang susah. Semua itu supaya bisa mendekatkan diri kepada Allah.
  27. Lebih baik menjadi orang benar, meski tidak pintar. Sebab membuat orang pintar menjadi benar membutuhkan kejernihan hati dan keluasan jiwa.
  28. Mbah Moen mengatakan, “Ana sing luwih prayoga, yaiku dadi wong pinter sing tansah tumindak bener”. Ada yang lebih bijak, yaitu orang pintar yang senantiasa bertindak benar.
  29. Zaman sekarang itu orang ngaji tinggal sedikit, yang banyak itu pada sekolah, pada nyari gelar sarjana. Kapan tidak ada lagi orang mengaji? Tidak akan ada lagi orang mengaji jika al-Qur’an sudah tidak lagi dianggap ilmu, al-Qur’an hanya dianggap sebagai bacaan dan dimakan saja.
  30. Banyak yang membaca al-Qur’an karena tujuan mencari uang sehingga kurang memperhatikan ilmu-ilmu membaca al-Qur’an, seperti membaca tanpa mahkraj dan tajwid yang benar.
  31. Kalau ada orang kok bisa jadi kyai ampuh, itu sebab orang tuanya tirakat. Kalau orang tuanya tidak tirakat, tentu susah jadi kyai yang alim.
  32. Kitab itu seperti maling, asalkan kamu tekun mengulang-ulang dan kamu baca terus, si maling pasti lama-lama bisa mengaku. Sanad keilmuan itu penting. Karena itu pokok dan menjadi syarat bahwa ilmu itu benar-benar berasal dari Nabi Muhammad, sang sumber ilmu.
  33. “Kyai iku kudu bisa maca kitab kosongan”. Kyai itu harus bisa membaca kitab kosongan (tanpa harakat).
  34. Nabi itu diutus untuk mengajar, untuk mendidik. Karena itu, seorang kyai juga harus mengajar/mendidik. Sekarang banyak kyai tidak mengajar, namanya kyai formalitas. Kalau tidak mengajar, ya bukan kyai.
  35. Sebaik-baiknya orang bodoh yang beramal itu, masih lebih baik orang yang berpengetahuan.
  36. Walaupun berguru pada kyai Arab, jangan menyepelekan kyai Jawa. Sikap macam itu tidak saja bisa memusnahkan kyai Jawa, tapi juga memusnahkan kyai Arab sekaligus. Di sini punah, di sana juga punah.
  37. Kalau rumahmu biasa buat mengajar atau ngaji kitab, insya Allah besok anak dan atau cucu-cucumu pasti ada yang ahli kitab.
  38. Dahulu, ajaran Islam ini agar mudah dipahami masyarakat, diajarkan melalui tokoh-tokoh pewayangan, seperti Pandawa Lima. Siapa sesepuhnya? Yakni Puntadewa. Ia punya Jimat Kalimasada. Kalima itu “kalimat”, Sada itu “syahadat”. Jadi jimat Kalimasada itu adalah kalimat syahadat.

    Pengakuan terhadap ketuhanan Gusti Allah dan kerasulan Nabi Muhammad. Atau makna lainnya, kalima itu artinya “lima”, dan sada itu artinya “dua belas”. Artinya, tidaklah disebut sebagai orang yang mengakui keesaan Allah secara betul-betul kalau dia belum menunaikan shalat lima waktu berjumlah tujuh belas rakaat.
  39. Tanda-tanda keilmuan itu hilang kalau orang hafal al-Qur’an hanya dibuat simakan dan deresan saja.
  40. “Ngaji seng temenan, ora usah mikir bakal dadi opo”. Mengajilah sungguh-sungguh, tidak perlu berpikir nanti akan jadi apa.
  41. Yang paling hebat bagi seorang guru adalah mendidik. Dan rekreasi yang paling indah adalah mengajar. Saat melihat murid-murid yang menjengkelkan dan melelahkan, terkadang hati diuji kesabarannya. Namun hadirkanlah gambaran bahwa di antaranya satu dari mereka kelak akan menarik tangan kita menuju surga.
  42. Jadi guru itu tidak usah mempunyai niat bikin pintar orang, nanti kamu hanya marah-marah ketika melihat muridmu tidak pintar. Yang penting niat menyampaikan ilmu dan mendidik yang baik. Masalah muridmu kelak jadi pintar atau tidak, serahkan pada Allah. Didoakan saja terus-menerus agar muridnya mendapat hidayah.
  43. Orang pintar itu berbeda dengan orang bodoh. Bodoh itu tak terlalu pandai.
  44. Nak, kamu kalau jadi guru, dosen atau jadi kyai; kamu harus tetap usaha. Milikilah usaha sampingan agar hatimu tidak selalu mengaharap pemberian ataupun bayaran dari orang lain. Usaha dari hasil keringatmu sendiri itu berkah.
  45. Mbah Moen mengatakan, Seseorang yang cerda harus mengetahui zamannya, menghadapi urusannya dan mekrifat kepada Allah.
  46. Menghargai kawan merupakan syarat mutlak bagi orang yang menuntut ilmu agama. Orang yang menuntut ilmu agama tapi tidak mempunyai kawan, sama dengan orang yang lahir tanpa saudara.
  47. Termasuk orang yang bagus adalah orang yang tidak bisa mengaji, tetapi suka berkumpul dengan orang yang bisa mengaji.
  48. Ilmu itu didatangi, bukan mendatangi dirimu. Sebagaimana kita menginginkan air dalam sumur, kita harus menimbanya. Sekaligus menelusuri sanadnya sehingga ilmu itu tersambung hingga ke pucuk sumber yang sahih, yaitu Nabi Muhammad Saw.
  49. Agama adalah penalaran, maka tidak ada agama tanpa adanya nalar. Nalar beragama harus dipakai secara maksimal agar bisa memahami agama dengan baik dan benar.
  50. Mbah Moen mengatakan, Orang yang kamu ikuti itu harus pintar agama.
  51. “Mbiyen kapan ono wong apal al-Qur’an mesti dadi alim”. Zaman dahulu kalau ada orang yang menghafal al-Qur’an pasti jadi orang alim.
  52. Mbah Moen mengatakan, Sifat ilmu Allah tidak sama dengan ilmu manusia, karena ilmu manusia disebabkan adanya belajar atau pengalaman.
  53. Ilmu manusia pun bisa terpisah dari manusia, karena ada kemungkinan lupa, pikun, penyakit stroke, dan sebab-sebab yang lain. Tidak demikian dengan ilmu Allah.
  54. Orang alim akan berwibawa apabila masih berada pada rel yang semestinya. Yakni dengan mengajar, mengaji, dan mendidik tanpa melupakan kewajiban atas keluarga. Jika dirinya sudah digiring ke sana kemari, maka tentu saja kewibawaannya akan berkurang sehingga orang bodoh pun berani menyanggahnya tanpa didasari ilmu.
  55. Mbah Moen mengatakan, Menjadi santri harus mempunyai ilmu dalam dan ilmu luar, ilmu dalam untuk dirinya sendiri, dan ilmu luar dipakai untuk bersosialisasi dengan masyarakat.
  56. Ilmu itu nomor dua, nomor satunya amal, akan tetapi ilmu didahulukan dari amal, karena ilmu tetap diterima tanpa diamalkan. Akan tetapi, amal tidak diterima tanpa adanya ilmu, orang berilmu walupun belum diamalkan sudah mendapat pahala. Namun, amal tanpa didasari ilmu tidak diterima. Setiap orang yang beramal tanpa dilandasi ilmu maka amalnya tidak diterima.
  57. Mbah Moen mengatakan, Dunia tidak akan kiamat selama orang masih mau ngaji.
  58. Jalannya surga itu ilmu, mengaji dengan ulama atau kyai. Modern ya modern, tapi jangan lupa mengaji, meskipun seminggu sekali.
  59. Dunia itu sekarang mulai dibuka oleh Tuhan, semuanya ada ilmunya sampai hal yang paling detail. Sehingga menyebabkan manusia susah bertawakkal. Padahal jika mau bertawakal, pasti dicukupi oleh Tuhan.
  60. Mbah Moen mengatakan, Belajarlah yang sungguh-sungguh, tidak usah berangan-angan jadi apa, setiap orang yang alim insya Allah bisa menjadi apa saja.
  61. Kekalahan pertama seorang santri adalah manakala ia mulai kehilangan wadzifah (kewajiban) wiridnya.
  62. Mbah Moen mengatakan, Kalau rumah dibuat ngaji insya Allah keturunan rumah itu senang mengaji. Dan itulah pesan Mbah Moen untuk santri dan anjuran menuntut ilmu. semoga kita bisa mengikuti jejak beliau dan pesan-pesan tersebut bisa bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Baca Juga:  Gus Baha: Ngaji Al Hikam, Penghilang Nafsu dan Syahwat

Sumber: Pesan Cinta Mbah Moen, Rene Turos Indonesia.