Pesan Nabi Yakub Kepada Anaknya, Orang Tua Zaman Now Wajib Tahu!

pesan nabi yakub kepada anaknya

Pecihitam.org – Yakub bin Ishak bin Ibrahim, adalah seorang nabi yang ketika beliau lahir adalah sebuah berita gembira yang ditunggu-tunggu dan para malaikat menyampaikan langsung kepada kakek dan neneknya, yaitu nabi Ibrahim dan siti Sarah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Selain itu dalam Al-Quran, Allah juga menyebutkan pesan atau wasiat nabi Yaqub kepada anaknya sebelum ia wafat. Melalui wasiatnya itu, sebagai umat akhir zaman dapat kita jadikan pelajaran bahwa ketaqwaan beliau perlu dibuat contoh.

Kematian adalah sebuah kepastian, dan sakaratul maut yang teramat pedih akan menjadikan orang lupa diri, namun Nabi Yakub tidaklah demikian, saat kematian menjemputnya beliau berdoa kepada Allah SWT.

Nabi Yakub meminta agar diberi kesempatan menyampaikan wasiat kepada anak-anaknya. Pesan Nabi Yakub kepada anak-anaknya tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh:

أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

“Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan tanda-tanda maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: ‘Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’ mereka menjawab: ‘kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail, Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk dan patuh kepada-Nya”.

Ketika itu Nabi Yakub tergeletak di atas tikar dan detik-detik kematiannya telah ia rasakan, namun beliau tetap memikirkan keselamatan aqidah putra-putranya. Dengan suara terbata-bata Nabi Yakub menanyai anaknya, bahwa aqidah mana yang akan anak-anaknya anut, dan anak-anak nabi Yakub menjawab bahwa mereka akan mengikuti aqidah ayahnya serta kakek-kakek mereka.

Baca Juga:  Para Isteri Zaman Now, Milikilah 10 Sifat Wanita Shalihah yang Akan Mengantarkanmu ke Syurga

Nabi Yakub tidak menanyakan labelnya namun bentuk yang seperti apa kepada anak-anaknya, maksudnya ialah bukan agama apa yang akan mereka anut namun sifat-sifat Tuhan yang seperti apa yang akan mereka sembah dan akan menjadi kiblatnya. Kenapa Nabi Yakub bertanya demikian?

Karena ketika beliau tiba di Mesir, beliau melihat aneka ragam aqidah, ada yang menyembah api, patung hingga hewan-hewan. Bentuk-bentuk aqidah itulah yang menjadikan Nabi Yakub prihatin terhadap keselamatan aqidah putra-putranya. Aqidah masyarakat Mesir kala itu begitu semu sehingga potret masyarakat seperti itu yang mewajibkan para orang tua lebih memeperhatikan.

Karena orang tua yang baik ialah ketika ia perhatian dengan aqidah dilingkungan putra-putranya, sehingga dapat diukur sejauh mana pengaruhnya terhadap mereka. Karena pertanggung jawaban orang tua tidak hanya didunia saja namun sampai akhirat nanti.

Baca Juga:  Ampuh! Ternyata Sholat Bisa untuk Mengendalikan Emosi

Karena bisa jadi ketika orang tua akan masuk surga namun dia dapat ditarik oleh anaknya masuk kedalam neraka, karena dipertanggung jawabkan didikannya terhadap anak mereka ketika di dunia.

Nabi Yakub menyadari hal ini, sehingga ia menyampaikan pesan aqidah ketauhidan kepada anak-anaknya untuk kesekian kalinya. Meski dengan suara yang sudah terbata-bata dan malaikat maut sudah di depan mata. Beliau tetap teguh untuk mewasiatkan kepada anak-anaknya, hingga akhirnya beliau meninggal dunia.

Dalam wasiat beliau sebelum beliau meninggal diibaratkan mendapatkan dua merpati cantik dalam satu kali bidikan. Mengapa demikian. Karena dalam wasiat ini selain bentuk kepedulian seorang ayah kepada putra-putranya juga sebagai bentuk tugas seorang nabi yang wajib mewariskan agama Islam yang bertauhid kepada generasi penerusnya.

Baca Juga:  Min Haitsu Laa Yahtasib, Keajaiban Datang dari Arah yang Tak Disangka-sangka

Sehingga estafet kepemimpinan tidak putus sampai disitusaja. Begitu juga dengan tanggung jawabnya tidaklah dia abaikan dan tidak ada dusta karena hingga akhir hayatnya beliau tetap memperjuangkan aqidah ketauhidan.

Maka wajib bagi kita untuk meneladani sikap yang dicontohkan oleh nabi Yakub alaihissalam, sehingga ketauhitan akan semakin kuat untuk generasi muda dan untuk penerus bangsa, semoga kita semua termasuk orang yang beruntung hingga akhir hayat kelak tetap memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. (IS)

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik