Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar; Pesantren Tertua di Pamekasan Madura

Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar; Pesantren Tertua di Pamekasan Madura

PeciHitam.org – Kemunculan pesantren di Indonesia memiliki ciri khusus yaitu adanya langgar ataupun masjid. Tak terkecuali dengan kemunculan pesantren di Madura, langgar juga menjadi akar terbentuknya Pesantren Banyuanyar Kabupaten Pamekasan Madura.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pesantren Banyuanyar ini didirikan oleh Kyai Itsbat. Hingga saat ini, pesantren ini menjadi salah satu pesantren tertua sekaligus terbesar di Kabupaten Pamekasan.

Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan ini pertama kali berdiri pada pertengahan abad ke-18, tepatnya pada tahun 1788 Masehi atau 1204 Hijriah. Pesantren ini tercatat secara admistratif terletak di desa Potoan Daya, Palenga’an, Pamekasan, Madura.

Sedangkan sang pendiri yaitu Kyai Itsbat bin Ishaq merupakan seorang kyai yang berasal dari Sumber Panjalin. Jika ditelusuri, genealogi Kyai Itsbat bin Kyai Ishaq merupakan keturunan dari Kyai Cendana alias Sayyid Zainal Abidin, Kwanyar, Bangkalan.

Sedangkan kakek Kyai Itsbat yaitu Kyai Hasan, putra Nyai Embuk Sumber Papan binti Nyai Agung Toronan alias Nyai Kammalah. Sedangkan Nyai Agung Toronan (Nyai Kammalah) merupakan putri Nyai Aminah alias Nyai Lembung binti Kyai Cendana.

Dari garis keturunan sang Ayah, Kyai Ishaq merupakan keturunan langsung dari Pangeran Katandur, Sumenep. Atau secara lengkap diurutkan sebagai berikut Kyai Ishaq bin Kyai Hasan bin Kyai Embuk bin Kyai Khathib Paddusan bin Pangeran Katandur. Pangeran Ketandur sendiri merupakan cucu dari Sunan Kudus.

Baca Juga:  Kelebihan Pesantren yang Tidak Dimiliki Lembaga Pendidikan Lain

Pada awalnya Kyai Itsbat bermukim di sebuah desa yang bernama Desa Longserreh, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang. Desa ini memang di masa tersebut jauh dari keramaian, sehinga istri beliau merasa tidak nyaman atau tidak betah untuk tinggal di desa tersebut. Akhirnya merekea memutuskan untuk pindah ke daerah lain dengan harapan agar dapat hidup lebih nyaman.

Menurut catatan sejarah yang beredar, sebelumnya area Pesantren Darul Ulum Banyuanyar merupakan daerah berupa hutan belantara yang kemudian dibabat oleh Kyai Itsbat untuk dijadikan sebuah Pesantren dan ditinggali oleh keluarga besarnya.

Penyebutan Pesantren Banyuanyar yang melekat pada Pesantren Darul Ulum ini, berasal dari dua suku kata, yaitu banyu atau banyo dan anyar. Kata Banyu (banyo) berarti air, sedangkan kata anyar dapat diartikan baru. Pemberian Banyuanyar sendiri berdasarkan kisah yang menyebutkan ditemukannya sumber mata air atau sumur yang cukup besar oleh Kyai Itsbat.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Al-Huda Jetis; Pesantren Tertua Kedua di Kebumen

Hingga saat ini, konon sumur atau sumber mata air tersebut belum pernah surut sedikitpun. Bahkan air tersebut masih dapat difungsikan sebagai air minum bagi para santri dan keluarga besar Pondok Pesantren Banyuanyar hingga saat ini.

Awal mula didirikannya Pesantren Darul Ulum Banyuanyar ini sendiri, Kyai Itsbat hanya mendirikan sebuah langgar untuk dijadikan sebagai tempat ibadah sekaligus tempat bagi para santrinya untuk mengaji.

Santri yang mengaji di langgar tersebut merupakan santri yang berasal dari lingkungan masyarakat sekitar saja. Sehingga belum ada keharusan untuk membuat kamar-kamar ataupun asrama sebagai tempat tinggal bagi para santrinya.

Di masa sekarang, mungkin lazimnya pesantren sudah pasti memiliki kamar-kamar ataupun asrama bagi para santri yang hendak menuntut ilmu. Berbanding terbalik dengan kondisi dahulu.

Di masa tersebut, para santri yang dating hanya untuk mengaji dan tidak bermalam atau mukim di pesantren disebut santri kalong/cologan. Istilah seperti ini juga bertahan hingga sekarang.

Waktu demi waktu menjadikan pesantren ini semakin masyhur dan berkembang begitu luar biasa. Berkat kemasyhurannya, santri-santri yang mengenyam Pendidikan di pesantren ini mulai berdyun-duyun datang.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Ihya Ulumaddin; Pesantren Tertua dan Terbesar di Cilacap

Akhirnya demi mengakomodasi para santri yang rumahnya jauh dari pesantren inilah, pihak pesantren berinisiatif untuk membangun beberapa kamar atau pun asrama sebagai tempat tinggal bagi para santri.

Santri yang datang bukan hanya dari kalangan masyarakat setempat saja, bahkan banyak juga yang berasal dari luar daerah Banyuanya. Sekarang, mungkin banyak santri-santri yang berasal dari segenap penjuru Indonesia.

Demikian sejarah singkat mengenai Pondok Pesantren Darul ulum Banyuanyar Pamekasan Madura. Mudah-mudahan dapat memberikan informasi yang bermanfaat. Wallahu A’lam.

Mohammad Mufid Muwaffaq