Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen; Pesantren Tertua di Pulau Madura

Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen; Pesantren Tertua di Pulau Madura

PeciHitam.org – Madura merupakan sebuah pulau yang terkenal dengan budaya pesantrennya. Salah satu pesantren yang terdapat di Madura ialah Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pesantren ini merupakan pesantren tertua di Madura yang sudah berdiri sejak tahun 1827 oleh RKH. Nashrudin bin Itsbat di kampong Panyepen, desa Poto’an Laok, Palengaan, Pamekasan. Beliau menjadi pengasuh pesantren tersebut selama 82 tahun, mulai dari tahun 1827 hingga tahun 1909.

Tidak hanya Pesantren ini, RKH. Nashrudin bin Itsbat juga memprakarsai beberapa pesantren lain, di antaranya Pondok Pesantren Banyu Ayu, Pondok Pesantren Sumber Arasy, Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet, di kota Pamekasan, Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyu Putih Kidul Lumajang. Daftar Panjang pesantren tersebut, merupakan bentuk kegigihan perjuangan RKH. Nashrudin dalam menyebarkan ajaran Islam.

Setelah sekian lama mengabdikan diri, akhirnya beliau wafat pada usia 123 tahun, tepatnya pada tahun 1950/1951. Kemudian setelah wafatnya, kepemimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen diteruskan oleh salah seorang putra beliau yang bernama RKH. Shirojuddin. Beliau memimpin pesantren tersebut selama kurang lebih 3 tahun, mulai dari tahun 1909 hingga 1912.

Singkat cerita, beliau kemudian pindah ke daerah Pamekasan dan menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet. Kepemimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen dilanjutkan oleh RKH. Badruddin selama 45 tahun mulai dari tahun 1912 sampai 1957.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Qomaruddin; Pesantren Tertua di Pesisir Pantai Utara Jawa Timur

Di tahun selanjutnya yaitu tahun 1958, RKH. Moh. Shaleh, putra RKH. Badruddin membantu kepemimpinan pondok tersebut. Ia belajar kepada RKH. Shirajuddin di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan. Hasil dari belajarnya, beliau terapkan dan dirintislah sistem klasikal di tingkat ibtidaiyah pada Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen.

Beliau aktif membangun beberapa cabang pesantren di sekitar Panyepen. Selain pesantren, beliau juga membangun masjid ke desa–desa, sekitar 35 masjid telah dibangun sebelum beliau wafat. Masjid ini dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan pengajian.

Selanjutnya, pada tahun 1964, kepemimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen diteruskan kepada RKH. Asy’ari Bashiruddin, beliau merupakan salah seorang menantunya. RKH Asy’ari memimpin pesantren ini selama 14 tahun (1957-1971), untuk menunggu kepulangan RKH. Mudatstsir Badruddin dari pondok pesantren Sidogiri Pasuruan.

RKH Mudatstsir inilah yang melanjutkan kepemimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen sejak tahun 1971. Sepulangnya RKH Mudatstsir, kemudian RKH. Asy’ari Basyiruddin pindah ke Kacok Palengaan untuk mengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kebun Baru.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Miftahul Huda (Gading); Pesantren Tertua di Malang

Namun na’as, beliau wafat karena kecelakaan kendaraan. Akhirnya pesantren Miftahul Ulum Kebun Baru diasuh oleh putranya yaitu RKH, A. Mu’afa Asy’ari sejak tahun 1989.

Sedangkan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Karang Durin diasuh oleh RKH. Mohammad Sholeh Badruddin sejak tahun 1960. Kepemimpinannya selama 36 tahun dan wafat di Panyepen pada tahun 1996. Kemudian, pesantren tersebut diterukan oleh putra pertamanya RKH. Zaini Sholeh.

Adapun putra kedua RKH. Mohammad Sholeh Badruddin yaitu RKH. Ahmad Shofi Sholeh diambil menantu oleh RKH. Moh. Mudatstsir Badruddin pada tahun 1996. RKH Ahmad Shofi Sholeh kemudian ditugaskan untuk mengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Krajan Kaliglagah, Sumberbaru, Jember.

Miftahul Ulum Jember sudah memiliki sekolah setingkat SMA yang memiliki sekitar 750 murid, baik laki-laki maupun perempuan. RKH. Shofi dan istrinya sebelumnya pernah menimba ilmu di Makkah selama 4 tahun. Hal ini sesuai dengan para pendahulunya, yaitu RKH. Sirojuddin, RKH. Moh Badruddin, RKH. Moh Mudatstsir yang kesemuanya pernah menimba ilmu di Makkah Al-Mukarromah.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Hidayatut Thullab; Berdiri Sejak Zaman Majapahit di Trenggalek

Hingga saat ini, tercatat sudah banyak terjadi kemajuan yang dicapai oleh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen, baik kemajuan fisik maupun non fisik. Pesantren ini mendirikan lembaga pendidikan lanjutan formal, berupa Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah sebagai pengembangan dari sistem wathon ke sistem klasikal.

Pada tahun 1980 dimulai pula SMP Al-Miftah, lima tahun kemudian pada tahun 1985, didirikan pula SMA Al Miftah. Tidak hanya itu, Pada tahun 1995, Jurusan Dakwah dan Syari’ah diadakan di Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ulum (STAIM), disusul Jurusan Tarbiyah pada tahun 2007.

Mohammad Mufid Muwaffaq