Salah Kaprah Wahabi Tentang Semua Ulama Salah dan Tidak Boleh Diikuti

Salah Kaprah Wahabi Tentang Semua Ulama Salah dan Tidak Boleh Diikuti

PeciHitam.org – Islam di Nusantara adalah Islam yang sangat unik, disebarkan dengan luas oleh Walisongo dengan mengakomodir kearifan lokal dengan tidak terlepas dari nilai-nilai teologi Islam. Metode dakwah yang arif dan lembut mendorong masyarakat berbondong-bondong memeluk agama Islam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun belakang banyak muncul ‘suara sumbang’ tentang  dakwah berwawasan budaya dengan melabeli praktek heretic, bid’ah, khurafat dan sesat.

Golongan ini mengajak dalam setiap dakwahnya untuk langsung kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits, serta meninggalkan dibelakang pendapat Ulama Nusantara.

Argumentasi yang dibangun adalah Ulama adalah Manusia biasa yang bisa jadi salah, maka yang benar harus kembali kepada Al-Qur’an dan sunnah. Sekilas sangat meyakinkan, akan tetapi sangat lemah karena tidak satupun Ilmu Nabi Muhammad SAW yang sampai kepada kita tanpa jasa Ulama.

Meluruskan Peran Ulama

Golongan yang sering menuduh sesat atau bid’ah amaliyah Muslim di Nusantara tidak jauh-jauh dari golongan yang mengklaim diri sebagai salafi atau dakwah sunnah.

Nama ini hanya penghalusan dari nama golongan wahabi yang menisbatkan diri kepada pola pemikiran dan gerakan Muhammad bin Abdul Wahhab.

Gerakan ini adalah gerakan yang menginisiasi pengahancuran makam para Syuhada dan Pejuang Islam pada masa awal dakwah islam. Bahkan golongan ini pernah berencana menghancurkan kubah makam Rasulullah SAW di Masjid Nabawi karena dianggap sebagai sarang syirik.

Dengan gegabah mereka banyak menuduh syirik dan bid’ah umat Islam yang tidak sejalan dengan pemikiran mereka.

Baca Juga:  Jangan Baca Kitab Kuning Sebelum Paham Rumus dan Istilahnya!

Argumen andalam mereka adalah jangan mengikuti pendapat Ulama. Umat Islam harus langsung merujuk pada dalil al-Qur’an dan Hadits. Karena Ulama bisa salah, mereka tidak maksum dan Nabi Muhammad SAW tidak pernah salah.

Tetapi mereka melalaikan bahwa semua keilmuan dalam islam sekarang adalah hasil Ijtihad para Ulama termasuk Ulumul Qur’an dan Musthalahah Hadits.

Bisa dipastikan, umat Islam tidak akan bisa benar dalam beribadah dan beragama jika tidak mengikuti jejak Ulama. Pun Kitab Bukhari, kitab hadits tershahih adalah murid dari Imam Syafii. Dan Ulama memiliki andil dalam mengembangkan tradisi akademik Islam.

Pengarang ilmu Tajwid untuk membaca al-Qur’an dengan benar adalah karya Abu Ubaid Qasim bin Salam, beliau seorang Ulama. Orang yang pertama kali menyempurnakan harakat atau syakal adalah Abu Aswad Ad-Duali. Ulama pertama yang meletakan dasar Etimologi Ushul Fikih adalah Imam Syafii dalam kitab Ar-Risalah.

Maka tuduhan wahabi untuk menganulir pendapat Ulama adalah sangat tidak pantas dan gegabah. Pun demikian mereka sendiri mengikuti pendapat Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim Al-Jauziyah.

Tuduhan mereka tidak lebih dari ketidak sukaan kepada Ulama yang tidak sesuai dengan pendapat golongannya.

Baca Juga:  Ramadhan: Definisi, Sejarah Pra Islam, Perintah Puasa dan Serba-Serbinya

Ulama menurut Rasulullah SAW

Poinnya adalah Ulama yang shaleh memiliki pemikiran dan pendapat/ qaul. Pendapat atau qaul Ulama dapat digunakan sebagai landasan untuk beribadaah.

Ketimbang menggunakan pendapat sendiri yang tentunya memiliki tingkat kualitas kebenaran lebih rendah dengan pendapat Ulama.

Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri memberikan penghargaan kepada Ulama dan mengatakan akan hadirnya masa banyak Ulama bodoh berfatwa;

إِنَّ اللهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

Artinya; “Sesungguhnya Allah SWt tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.” (HR Bukhari Muslim)

Ulama dengan segenap kemampuan dan kelemahannya memiliki peran sangat vital, karena tidak akan mungkin Ilmu dari rasulullah SAW sampai kepada generasi sekarang  tanpa transmisi Ulama dan pemikirannya. Golongan wahabi sendiri hanya sekedar ‘berkoar’ menganulir Ulama, tanpa memperdulikan pemikirannya.

Baca Juga:  Khatib Masjidil Haram: Atheisme di Arab Saudi Meningkat, Peneliti: Ini Akibat Ajaran Wahabi

Mereka tidak sadar atau malah tidak mau sadar bahwa Islam sekarang adalah hasil sanad keilmuan Ulama.

Bahkan Ulama mereka dengan sangat serampangan menginterpretasi al-Qur’an dan Sunnah dengan pemikiran sendiri, tanpa memperhatikan pandangan Ulama Salaf. Ash-Shawabu Minallah

Mohammad Mufid Muwaffaq