Sejarah dan Perkembangan Tasawuf Sunni dari Masa ke Masa

Sejarah dan Perkembangan Tasawuf Sunni dari Masa ke Masa

Pecihitam.org – Tulisan ini akan menceeitakan sejarah dan perkembangan Tasawuf Sunni. Dalam sejarah perkembangannya, para ahli membagi tasawuf menjadi dua, yaitu tasawuf yang mengarah pada teori-teori perilaku dan tasawuf yang mengarah pada teori-teori yang rumit dan memerlukan pemahaman mendalam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pada perkembangannya, tasawuf yang berorientasi ke arah pertama sering disebut sebagai tasawuf akhlaqi. Ada yang menyebutnya sebagai tasawuf yang banyak dikembangkan oleh kaum salaf.

Adapun tasawuf yang berorientasi kearah kedua disebut sebagai tasawuf falsafi. Model tasawuf falsafi banyak dikembangkan oleh para filosof disamping sebagai seorang sufi.

Pada dasarnya, ilmu tasawuf adalah evolusi dari pemahaman intuisi-intuisi Kslam. Sejak zaman sahabat dan tabi’in, kecendrungan pandangan orang terhadap ajaran Islam secara lebih analitis sudah muncul.

Ajaran Islam dipandang dari dua aspek, yaitu aspek lahiriyah (seremonial) dan aspek batiniah (spiritual), atau aspek “luar” dan aspek “dalam”. Pandangan dan pengamalan aspek “dalamnya” mulai terlihat sebagai hal yang paling utama, namun tanpa mengabaikan aspek “luarnya” yang dimotivasikan untuk membersihkan jiwa.

Tanggapan perenungan mereka lebih berorientasi pada aspek “dalam”, yaitu cara hidup yang lebih mengutamakan rasa, keagungan Tuhan, dan kebebasan dari egoisme.

Baca Juga:  Zuhud yang Sebenarnya, “Hanya Orang Bodoh dan Gila yang Tidak Ingin Kaya”

Kembali ke bahasan utama: sejarah dan perkembangan tasawuf sunni dalam Islam. Tasawuf Sunni telah mengalami beberapa fase sebagai berikut :

  1. Abad Kesatu dan Kedua Hijriyah
    Sejak abad kesatu dan kedua Hijriyah, tasawuf muncul dengan sebutan fase asketisme atau zuhud. Zuhud ialah meninggalkan kehidupan duniawi dan melepaskan diri dari pengaruh materi atau lebih memprioritaskan kehidupan akhirat. Salah satu tokoh yang terkenal dan dijuluki dengan zahid orang yang zuhud) adalah Hasan Al-Bashri yang wafat pada tahun 110 H dan Rabiah Al-Adawiyah yang wafat pada tahun 185 H.
  2. Abad Ketiga Hijriyah
    Pada abad ketiga Hijriyah, para sufi memusatkan dirinya pada hal-hal yang berkaitan dengan jiwa dan tingkah laku. Para sufi berpendapat bahwa satu-satunya jalan yang dapat mengahantarkan seseorang ke hadirat Allah hanyalah dengan kesucian jiwa. karena jiwa manusia merupakan pancaran dari pada Dzat Allah yang Maha Suci. Dan untuk mencapai tingkat kesempurnaan dan kesucian, jiwa memerlukan pendidikan dan latihan mental yang panjang. Akhirnya terbentuklah tarekat yang merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pengajaran teori dan praktik kehidupan sufi.
    Pada abad ini juga tasawuf berkembang pesat, dengan lahirnya ahli-ahli tasawuf yang mengkaji inti dari ajaran tasawuf yang dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
    a. Tasawuf berintikan ilmu jiwa yaitu tasawuf yang mempunyai metode lengkap tentang pengobatan jiwa yang memusatkan kejiwaannya kepada penciptanya, sehingga ketegangan kejiwaan dapat teratasi dengan baik dan dapat mempengaruhi tingkat kesadaran mental dan kejiwaan seseorang.
    b. Tasawuf berintikan ilmu akhlak yaitu tasawuf yang mengandung cara berbuat baik dan menghindari keburukan, yang berisi riwayat yang pernah dialami oleh para sahabat Nabi.
    c. Tasawuf berintikan ilmu metafisika yaitu tasawuf yang mengandung ajaran yang melukiskan hakikat ilahi, sifat sifat Tuhan yang menjadi dasar bagi para sufi yang akan menyempurnakan rangkaian pendidikan akhlak pada fase tajalli atau terungkapnya nur ghaib yang dimana kesadaran optimum dan rasa kecintaan yang mendalam dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa rindu kepada-Nya dan para sufipun sependapat bahwa tingkat kesempurnaan kesucian jiwa hanya dapat ditempuh dengan satu jalan, yaitu jalan cinta kepada Allah dan memperdalam rasa kecintaan itu.
  3. Abad Keempat Hijriyah
    Kemajuan ilmu tasawuf yang lebih berkembang pesat dengan abad ketiga hijriyah ditandai dengan adanya usaha para sufi secara optimum untuk mengembangkan ajaran tasawufnya.
    Perbedaan ilmu zahir dan ilmu batin dijelaskan dan dibagi menjadi empat macam, yaitu :
    a. ilmu syariah
    b. ilmu tariqah
    c. ilmu haqiqah
    d. ilmu ma’rifah.
Baca Juga:  Sejarah dan Akar Radikalisme Atas Nama Agama di Indonesia

Demikian tentang sejarah dan perkembangan Tasawuf Sumbu dari abad ke abad.

Muhammad Nur Faizi