Sejarah Kemajuan Islam di Masa Khalifah Khulafaur Rasyidin

Sejarah Kemajuan Islam di Masa Khalifah Khulafaur Rasyidin

Pecihitam.org – Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, sejarah Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern. Periode klasik ini dapat pula dibagi ke dalam dua masa; masa kemajuan Islam I dan masa disintegrasi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam sejarah, masa kemajuan Islam I ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam. Dalam hal ekspansi, sebelum Nabi Muhammad & wafat di tahun 632 M. seluruh Semenanjung Arabia telah tunduk ke bawah kekuasaan Islam.

Lalu bagaimana Sejarah Kemajuan Islam di Masa Khalifah Khulafaur Rasyidin?

Ekspansi ke daerah-daerah di luar Arabia pun dimulai di zaman Khalifah Khulafaur Rasyidin khususunya di mulai ketika masa khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Abu Bakar menjadi khalifah di tahun 632 M, tetapi dua tahun kemudian meninggal dunia. Masanya yang singkat itu banyak dipergunakan untuk menyelesaikan perang riddah, yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada Madinah.

Mereka menganggap bahwa perjanjian yang mereka buat dengan Nabi Muhammad SAW dengan sendirinya tidak mengikat lagi setelah beliau wafat. Mereka selanjutnya mengambil sikap menentang terhadap Abu Bakar. Khalid bin Walid adalah Jenderal yang banyak jasanya dalam mengatasi perang riddah ini.

Baca Juga:  Sejarah Beridirinya Kesultanan Kanoman Cirebon; Kasultanan Islam Ternama di Pesisir Pantai Utara

Setelah selesai perang dalam negeri tersebut, barulah Abu Bakar mulai mengirim kekuatan-kekuatan ke luar Arabia. Khalid bin Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai Al-Hirah di tahun 634 M.

Di samping itu, dikirim pula tentara ke Syiria di bawah pimpinan tiga jenderal; Amr bin Ash, Yazid bin Abi Sufyan, dan Syurahbil bin Hasanah. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid bin Walid kemudian diperintahkan agar meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dilalui, delapan belas hari kemudian sampailah di Suria.

Usaha-usaha yang telah dimulai Abu Bakar ini dilanjutkan oleh khalifah kedua, Umar bin Khaththab (634-644 M). Di zamannyalah gelombang ekspansi pertama terjadi, kota Damaskus jatuh di tahun 635 M dan pada tahun 636 M, Setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, daerah Syiria jatuh ke bawah kekuasaan Islam.

Dengan memakai Syiria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan Amr bin Ash dan Irak di bawah pimpinan Sa’ad bin Abi Waqqash. Babilon di MeSir dikepung di tahun 640 M.

Baca Juga:  Perang Qadisiyyah: Pertempuran antara Pasukan Muslim dan Tentara Gajah Persia

Sementara itu tentara Bizantium di Heliopolis dikalahkan dan Alexandria kemudian menyerah di tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh pula ke tangan Islam. Tempat perkemahan Amr bin Ash yang terletak di luar tembok Babilon, menjadi ibu kota dengan mama Al-Fustat.

Al-Qadisiyah, suatu kota dekat Al-Hirah, di Irak dapat dikuasai pada tahun 637 M, setelah itu serangan dilanjutkan ke Al-Madain (Ctesiphon), ibu kota Persia, yang dapat dikuasai pada tahun itu juga.

Ibu kota baru bagi daerah ini ialah Al-Kufah, yang pada mulanya merupakan perkemahan militer Islam di daerah Al-Hirah. Setelah jatuhnya Al-Madain, Raja Sasania Yazdargid III, lari ke sebelah utara. Pada tahun 641 M, Mosul (di dekat Niniveh) dapat pula dikuasai.

Dengan adanya gelombang ekspansi pertama ini, kekuasaan Islam di bawah Khalifah Umar telah meliputi selain Semenanjung Arabia, juga Palestina, Syiria, Irak, Persia, dan Mesir.

Pada zaman Utsman bin Affan (644-656M) Tripoli, Ciprus dan beberapa daerah lain dikuasai, tetapi gelombang ekspansi pertama berhenti sampai di sini. Di kalangan umat Islam mulai terjadi perpecahan karena masalah pemerintahan dan dalam kekacauan yang timbul Utsman terbunuh.

Baca Juga:  Menelusuri Jejak Sejarah Peninggalan Kesultanan Banten di Bumi Lampung

Sebagai pengganti Utsman, Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah keempat (656-661 M) tetapi mendapat tantangan dari pihak pendukung Utsman, terutama Muawiyah, gubernur Damaskus, dari golongan Thalhah dan Zubair di Mekah dan dari kaum Khawarij.

Ali, sebagaimana Utsman, terbunuh, dan Muawiyah menjadi khalifah kelima. Muawiyah selanjutnya membentuk Dinasti Bani Umayyah (661-750 M) dan ekspansi gelombang kedua terjadi di zaman dinasti ini.

Demikian sejarah singkat mengenai kemajuan Islam di Masa Khulafaurrasyidin. Insya Allah kelanjutannya akan dibahas pada artikel selanjutnya yaitu ketika berakhirnya masa Khulafaurrasyidin dan dimulainya Dinasti Bani Umayyah.

M Resky S

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *