Sejarah Singkat Terjadinya Perang Salib 3 (1189 M – 1192 M)

perang salib 3

Pecihitam.org – Setelah para pasukan salib Eropa mengalami banyak sekali kekalahan pada Perang Salib 2, muncul sosok pemimpin besar dari pasukan Muslim yaitu Salahuddin Al-Ayyubi. Kehadiran dirinya sangat mencuri perhatian, setelah keberhasilannya dalam mengalahkan dan mengaggalkan segala misi yang di bawa oleh pasukan Kristen Eropa.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Prestasi Salahuddin Al-Ayyubi pada awal pemerintahannya adalah berhasil menyatukan antara Mesir dan Suriah. Sebelumnya kedua wilayah besar tersebut memiliki hubungan yang tidak baik selama ribuan tahun pada pemeritahan Dinasti Zengid dari Suriah dan Khalifah Fatimiyah di Mesir.

Namun setelah Salahuddin menyatukan keduanya, Suriah dan Mesir mulai di arahkan untuk menghentikan dominasi dari negara-negara Kristen yang berada di kawasan Asia kecil. Misi Salahuddin al-Ayyubi waktu itu mendapatkan kemenangan yang besar.

Karena Yarussalem berhasil di taklukkan dan di rebut dari kekuasaan pasukan salib pada tahun 1187 M. Keberhasilan Salahuddin tersebut memicu berkobarnya Perang Salib 3 yang berlangsung pada 1189-1192 M.

Jatuhnya Yarussalem ke tangan pasukan Muslim telah menyebar sampai ke daratan Eropa dan sampai pada Raja Henry II dari Inggris serta Raja Philippe Auguste dari Prancis. Lalu keduanya sepakat untuk memilih berdamai dan menghentikan perselisihan yang terjadi di antara kedua kerajaan besar tersebut.

Baca Juga:  Sejarah Penyusunan Kitab Tafsir Depag RI (Departemen Agama Republik Indonesia)

Setelah berdamai, mereka pun menyatukan kekuatan dan menyusun strategi untuk dapat merebut kembali wilayah Yarussalem dari pasukan Muslim. Namun, tidak lama kemudian raja Henry II meninggal pada tahun 1189 M, dan di gantikan oleh Richard I yang terkenal dengann kebengisannya sehingga di juluki sebagai “ Richard the Lion Hearth”.

Selain Inggris dan Prancis, aliansi dari kerajaan Romawi suci di jerman yang berada di bawah pimpinan Friedrich Barbarossa ikut merencanakan dalam misi Perang Salib 3. Dalam perjalanan menuju Yarussalem, Friedrich Barbarossa tidak dapat melintas di wilayah Anatolia karena pada waktu itu ia sudah lanjut usia sehingga kesulitan dan mengalami kecelakaan yang mengakibatkan ia tenggelam di sungai.

Kematian Friedrich membuat banyak sekali para pasukan Romawi Suci memilih untuk kembali pulang ke Jerman dan hanya beberapa orang saja yang tetap melanjutkan perjalanan menuju Yarussalem. Sesampainya di Yarussalem, pasukan tentara salib yang berada di bawah pimpinan raja Philippe Auguste langsung menyerang seluruh wilayah kerajaan Yarussalem.

Dengan kekuatan yang cukup besar mereka berhasil menaklukkan kota Akko dan merebutnya dari pasukan Muslim. Namun persediaan senjata serta logistik yang mereka miliki habis akibat dari serangan yang di lakukan terlalu besar.

Baca Juga:  Ghanimah Hunain, Harta Rampasan yang Menimbulkan Beragam Polemik dan Fitnah

Keadaan ini tentu membuat pertahanan pasukan Salib menjadi lemah dan mudah sekali untuk di serang oleh pasukan Muslim. Menyadari hal tersebut, para pasukan salib Prancis kemudian memutuskan untuk mundur dan meninggalkan Yarussalem pada Agustus 1191 M.

Sementara itu, pasukan salib dari Inggris yang berada di bawah pimpinan Richard I melakukan pengepungan ke wilayah kerajaan Yarussalem. Dengan keangkuhannya, Richard I berambisi untuk dapat merebut kota Yarussalem seutuhnya dari kekuasaan kaum Muslim yang di pimpin oleh Salahuddin Al-Ayyubi. Tentu saja misi yang di rencanakan oleh Richard I tersebut sangatlah sulit untuk di capai.

Megetahui bahwa wilayah Yarussalem telah di kepung, Salahuddin Al-Ayyubi menggerakkan pasukan dan memperlihatkan kekuatan pertahanan kaum Muslim. Bahkan hampir tidak ada satupun celah bagi pasukan salib untuk melancarkan serangan mereka. Segala upaya yang di lakukan oleh pasukan salib Inggris mengakibatkan kerugian logistik sehingga mereka tidak mampu bertahan lama di wilayah Yarussalem.

Akhirnya, pada tanggal 2September 1192 M Salahuddin al-Ayyubi dan Richard I sepakat untuk membuat sebuah perjanjian. Isi perjanjian tersebut yaitu pasukan salib bersedia memberikan kendali atas Yarussalem pada Salahuddin al-Ayyubi dengan syarat para otoritas Muslim di Yarussalem harus memberikan akses kepada para pedagang dan peziarah Kristen yang ingin datang ke tanah suci mereka.

Baca Juga:  Akhir Abad 19 dan Kemenangan Dakwah Islam di Indonesia

Perjanjian ini di sepakati oleh keduanya, lalu Richard I bersama pasukannya mundur dan meninggalkan wilayah Yarussalem pada tanggal 2 Oktober 1192 M. Dalam peristiwa Perang Salib 3, Eropa hanya berhasil mempertahankan wilayah di Siprus dan mampu merebut pesisir Syiria. Namun mereka gagal dalam misi merebut Yarussalem sebagai tujuan utamanya.

*Diolah dari berbagai sumber

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik