Sepuluh Ciri-ciri Wahabi Yang Harus Kita Ketahui, Nahdliyyin Harus Lebih Waspada!

Sepuluh Ciri-ciri Wahabi Yang Harus Kita Ketahui, Nahdliyyin Harus Lebih Waspada!

PeciHitam.org – Mendengar kata Wahabi tentu menjurus kepada pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab. Ia bernama lengkap Syeikh Muhamad bin Abdul Wahhab At-Tamimi Al-Najdi (1115-1206 H atau 1703-1791 M). Sebenarnya ia sejak kecil dididik oleh ayahnya, Abdul Wahhab dengan mazhab Hambali, seperti lazimnya masyarakat setempat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Wahabi adalah sebutan yang dialamatkan kepada kelompok atau perorangan yang menganjurkan pemurnian Islam kepada Al-Quran dan hadis dan menolak tambahan-tambahan lain setelahnya.

Muhammad bin Abdul Wahhab tidak pernah menulis buku yang berjilid-jilid, ia hanya menulis beberapa risalah (makalah pendek) untuk menyadarkan masyarakat dari kesalahannya. Salah satunya adalah Kitab At-Tauhid yang hingga menjadi rujukan banyak ulama aqidah.

Aliran ini berkembang pesat dan subur di jazirah Arab maupun daerah timur tengah lainnya. Hal ini disebabkan karena Wahabi disokong langsung oleh pemerintah Arab Saudi pada masa itu, yaitu Pangeran Muhammad bin Su’ud, yang berkuasa 1139-1179 H. Atas jasa Muhammad bin Su’ud inilah akhirnya menjadi semacam gerakan nasional di seluruh wilayah Jazirah Arab hingga hari ini.

Maka perlu diketahui bersama, bagaimana ciri-ciri Wahabi itu?

Baca Juga:  Pandangan Ulama Dari Kalangan Empat Madzhab Terhadap Wahabi

Adapun ciri-ciri Wahabi yang masyhur diketahui, antara lain:

  1. Mengkafirkan al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah serta menghalalkan darah mereka. Dalam Kitab Fathul Majid karangan Abdul Rahman disebutkan, bahwa ulama Wahabi Soleh Fauzan al Wahhabi berkata:  فهؤلاء المشركون هم سلف الجهمية والمعتزلة والأشاعرة
    “Maka golongan musyrik tersebut adalah salaf firqah al-Jahmiyyah, al-Muktazilah dan al-Asya’irah (Asy’ariyyah)”.
  1. Mengkafirkan umat Islam yang bertawassul dengan Rasulullah saw dan menghalalkan darah serta harta mereka. Mereka menganggap bahwa bertawassul kepada Rasulullah justru diartikan sebagai bentuk kesyirikan. Karena menggantungkan doanya kepada Nabi. Bukan langsung kepada Allah.
  2. Tidak mengikuti Mazhab, mengkafirkan orang yang mengikut mazhab-mazhab yang muktabar (seperti madzhab Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Hanbali), menghalalkan darah mereka serta menganggap taqlid kepada imam-imam mazhab itu adalah syirik. Dalam Kitab al-Din al-Khalish, al-Qanuji menyebutkan bahwa: تقليد المذاهب من الشرك “Mengikut mazhab-mazhab yang muktabar adalah syirik”.
  1. Mengharamkan ziarah kubur, menganggap bahwa orang-orang yang melakukan perjalanan untuk berziarah kubur telah musyrik karena menyekutukan Allah.
  2. Mengharamkan Maulid Nabi. Menurutnya peringatan Maulid Nabi tidak ada dalilnya dan tidak pernah dicontohkan Nabi sehingga digolongkan sebagai bid’ah.
  3. Mengharamkan mengirimkan doa atau bacaan Al-Quran kepada orang yang sudah meninggal. Mereka menganggap bahwa ketika seseorang sudah meninggal maka seluruh amalnya telah terputus sehingga doa atau bacaan Al-Quran yang dikirimkan tidak akan pernah sampai.
  4. Mengkafirkan para Sufi dan menganggap pembunuhan terhadap golongan Sufi adalah suatu perkara yang wajib. Seperti yang jamak diketahui bahwa begitu banyak amalan sufi yang dianggap bertentangan dengan Al-Quran dan hadits. Amalan tersebut tidak memiliki dalil dan sekaligus dianggap sebagai bentuk bid’ah bahkan syirik.
  5. Mengharamkan ucapan Shadaqallah al-‘Adzim (صدق الله العظيم) setelah selesai membaca al-Quran.
  6. Menghalalkan bom bunuh diri. Akhir-akhir ini begitu marak bom bunuh diri yang dilakukan. Menurut mereka bom bunuh diri merupakan hal yang wajar sebagai balasan atas perilaku maksiat masyarakat maupun kedzaliman pemerintah. Mereka tidak sadar bahwa yang menjadi korban bukan hanya yang maksiat. Namun orang-orang yang tidak berdosa pun ikut menanggung getahnya.
  7. Kaum Wahabi sering memposisikan Allah seperti yang mereka inginkan. Hal ini tentu terkesan mendikte Allah. Seolah segala hal yang mereka lakukan merupakan perkara yang dikehendaki Allah sehingga jika ada yang menentangnya dianggap menentang ajaran Allah.
Baca Juga:  Jika Memang Ajarannya Benar, Mengapa Malu Dipanggil Wahabi?

Nah, demikian paparan singkat mengenai ciri-ciri Wahabi yang wajib diketahui. Sebagai penganut Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) tentu harus memahami dan hapal betul ciri-ciri Wahabi ini. Sehingga jangan sampai kita malah justru tidak sadar ketika sudah terjerumus masuk ke dalamnya. Wallahu A’lam.

Mohammad Mufid Muwaffaq