Tata Cara Shalat Tarawih Sendiri Selama Stay at Home

shalat tarawih sendiri

Pecihitam.org – Shalat sunnah tarawih memang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah. Karena shalat tarawih berjamaah memiliki keutamaan yang luar biasa. Tetapi mereka yang udzur untuk berjamaah dapat melakukan shalat tarawih sendiri baik di masjid maupun di rumah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Apalagi bulan suci Ramadhan kali ini memang sangat berbeda dengan biasanya. Sejak mewabahnya COVID 19, pemerintah harus mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial yang mana semua masyarakat dilarang keluar rumah dan melakukan semua aktifitas mulai dari bekerja, belajar, bahkan ibadah yang biasanya di masjid harus dilakukan di rumah.

Oleh sebab itu, maka ibadah shalat tarawih yang biasa kita kerjakan di masjid, kali ini akan dikerjakan sendiri. Lalu bagaimana tata cara melaksanakan shalat tarawih sendiri di rumah?

Keutamaan salat tarawih pada bulan Ramadhan dapat dilihat dari salah satu hadits Nabi Muhammad saw., “Barangsiapa beribadah (tarawih) di bulan Ramadan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau,” (H.R. Bukhari, Muslim).

Adapun dalam keadaan pandemik seperti sekarang ini, para ulama pun sepakat bahwa shalat tarawih dapat dilakukan di rumah, baik sendiri maupun secara berjamaah bersama dengan keluarga. Hal ini berdasarkan pada sebuah riwayat maqthu’ yang terdapat dalam Muwattha’ Malik dari as-Sa’ib bin Yazid sebagai berikut :

أمر عمر بن الخطاب أبي بن كعب وتميماً الداري أن يقوما للناس بإحدى عشرة ركعة ، قال : وقد كان القارئ يقرأ بالمئين ، حتى كنا نعتمد على العصي من طول القيام،

“Umar bin Khattab memerintahkan Ubay bin Ka’ab dan Tamim Ad-Dari untuk mendirikan (shalat tarawih) berjamaah dengan sebelas rakaat. As-Sa’ib bin Yayid berkata: “dan imam ketika shalat membaca surat yang jumlah ayatnya seratusan (al-Mi’iin), sampai kami bisa latih yang bermaksiat (agar bertaubat) lewat lamanya shalat.

Mengenai tata cara melaksanaan shalat tarawih sendiri di rumah sebenarnya sama saja seperti ketika kita sholat tarawih di Masjid pada umumnya. Shalat tarawih dapat dikerjakan 11 rakaat, yang terdiri dari 8 rakaat sholat tarawih dan 3 rakaat sholat witir. Atau 23 rakaat, yang terdiri dari 20 rakaat sholat tarawih dan 3 rakaat witir.

Baca Juga:  Shalat Syuruq, Samakah dengan Dhuha? Ini Penjelasannya

Adapun mengenai kesunnahan jumlahnya memang pendapat yang paling masyhur adalah 20 rakaat sebagaimana keterangan dalam kitab Nihayatuzzain.

وهي عشرون ركعة مجمع على سنيتها… ولا تصح بنية مطلقة بل ينوي ركعتين من التراويح أو من قيام رمضان أو سنة التراويح

Artinya, “Shalat tarawih berjumlah 20 rakaat yang disepakati kesunnahannya… Shalat tarawih tidak sah dikerjakan dengan niat shalat mutlak (tanpa penyebutan kata tarawih di dalam hati), tetapi ia harus meniatkan shalat dua rakaatnya sebagai bagian dari shalat Tarawih, shalat malam Bulan Ramadhan, atau shalat sunnah Tarawih,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 112).

Shalat Tarawih merupakan shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari oleh karena itu, ia harus mengikuti kaidah shalat sunnah malam, yaitu setiap dua rakaat satu salam, dan tidak sah jika dikerjakan empat rakaat satu salam sebagaimana keterangan Syekh M Nawawi al Bantani berikut:

 ولا يصح أن يصلي أربعا منها بسلام بل لا بد أن يكون كل ركعتين منها بسلام لأنها وردت كذلك

Artinya, “Shalat Tarawih tidak sah dikerjakan empat rakaat dengan satu salam, tetapi ia harus ada salam setiap dua rakaat karena hadits menyatakan demikian,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 112).

Kemudian, bagi yang akan melakukan shalat tarawih sendiri dapat membaca niat shalat sebagaimana berikut:

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat Tarawihi rak‘ataini mustaqbilal qiblati ada’an lillahi ta‘ala.

Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah SWT.”

Adapun secara teknis, shalat sunah Tarawih sendiri menurut Madzhab Syafi’i adalah sebagai berikut:

  1. Pelafalan niat shalat Tarawih.
  2. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.
  3. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
  4. Baca ta‘awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca salah satu surat pendek Al-Quran dengan jahar (lantang).
  5. Rukuk.
  6. Itidal.
  7. Sujud pertama.
  8. Duduk di antara dua sujud.
  9. Sujud kedua.
  10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
  11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama.
  12. Salam pada rakaat kedua.
Baca Juga:  Hukum ber Make Up dalam Islam Menurut Hadits

Setelah selesai shalat tarawih kemudian dilanjut dengan membaca doa Kamilin, sebagaimana berikut :

اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْاِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَاِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْننَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ ووَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ اُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلاَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه اَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Sedangkan setelah melaksanakan shalat witir maka dilanjut dengan dzikir sebagai berikut :

1. Syahadat

2. Istighfar

3.Do’a memohon ridho dan Syurga dari Allah Swt

أَسْأَلُك رِضَاك وَالْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِك مِنْ سَخَطِك وَالنَّارِ

4. Tasbih

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

Dan dilanjut dengan

سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ المَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ

Artinya, “Suci dan qudus Tuhan kami, Tuhan para malaikat dan Jibril,” (HR Al-Baihaqi dan Ad-Daruqutni)

5. Memohon ampunan kepada Allah Swt

للَّهُمَّ إنَّك عَفْوٌ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya, “Tuhanku, sungguh Kau maha pengampun lagi pemurah. Kau menyukai ampunan, oleh karenanya ampunilah aku.”

Kemudian dilanjut dengan bacaan

Baca Juga:  Tergantung Tujuannya! Inilah 5 Varian Hukum Pernikahan dalam Islam Berdasarkan Qarinahnya

يَا كَرِيْمُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Artinya, “Wahai Zat yang maha pemurah, (aku memohon) atas berkat rahmat-Mu, wahai Zat yang paling penyayang dari segenap penyayang.”

6. Memohon keselamatan kepada Allah Swt

للَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِرِضَاك مِنْ سَخَطِك وَبِمُعَافَاتِك مِنْ عُقُوبَتِك وَأَعُوذُ بِك مِنْك لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْك أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْت عَلَى نَفْسِك

Artinya, “Tuhanku, aku berlindung kepada ridha-Mu dari murka-Mu dan kepada afiat-Mu dari siksa-Mu. Aku meminta perlindungan-Mu dari murka-Mu. Aku tidak (sanggup) membilang pujian-Mu sebanyak Kau memuji diri-Mu sendiri,” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).

7. Do’a setelah sholat seperti biasa

8. Doa shalat witir.

أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْاَلُكَ إِيْمَانًا دَاِئمًا وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ أَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَللهُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

9. Surat Al-Fatihah

10. Niat Puasa Ramadhan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

“Aku berniat untuk berpuasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”

Demikian tuntunan tata cara melaksanakan shalat tarawih sendiri yang dapat dikerjakan selama berada di rumah. Semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik