Asal Mula Shalawat Nariyah, Bacaan Lengkap dan Keutamaannya

shalawat nariyah

Pecihitam.org – Membaca shalawat kepada Baginda Rasulullah Saw merupakan sebuah anjuran yang nilainya adalah ibadah, selain itu sholawat juga salah satu amalan yang istimewa. Shalawat Nabi banyak sekali macamnya, salah satunya yaitu Shalawat Nariyah yang mana kali ini akan kita bahas mengenai asal mula dan keutamaannya yang konon sangat luar biasa.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Daftar Pembahasan:

Apa Itu Shalawat?

Shalawat merupakan bentuk jamak dari kata shallu, dari asal kata dari shalah, maknanya berarti menyebut yang baik, ucapan yang mengandung kebajikan, do’a, dan curahan rahmat. (Al-Khalil, Mu’jam Maqayis al-Lughah, Darul Fikri: 1979, 967).

Dari makna itulah membaca shalawat merupakan salah satu bagian dari penghormatan kepada Baginda Rasulullah Saw serta sebagai lambang cinta kasih kita kepada beliau. Dengan membaca shalawat kepada Nabi, menjadikan salah satu jalan kita meningkatkan iman kita kepada Allah dan Rasul-Nya serta meraih syafaat beliau kelak di hari kiamat.

Tidak hanya manusia, bahkan Allah Swt sendiri dan para malaikat pun juga membaca sholawat kepada Nabi Muhammad Saw. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Swt dalam Qs. Al-Ahzab ayat ke-56 :

إِنََ اللهَ وَمَلَئِكَتُهُ يُصَلُّونَ عَلَىَ النَّبِيِّ يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. ( Qs. Al-Ahzab ayat ke-56 ).

Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa, bukan sekedar memerintahkan hambanya yang beriman untuk bersholawat, bahkan Allah sendiri dan juga para malaikat seluruhnya mencontohkan dengan bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw.

Allah bershalawat, artinya adalah Dia memberi rahmat. Jika malaikat bershalawat, artinya adalah para malaikat sedang memintakan ampunan, sedangkan jika orang-orang yang beriman bershalawat, berarti mereka berdoa kepada Allah supaya diberi rahmat dan ampunan.

Asal-usul Shalawat Nariyah

Banyak sekali perbedaan pendapat mengenai asal-usul Shalawat Nariyah. Shalawat Nariyah biasa disebut juga Shalawat Tafrijiyyah. Menurut Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa, shalawat Nariyah ini adalah karya Syekh Ibrahim at Tazy al-Maghrib, ulama’ sufi asal Taza, Maroko. (Syekh Muhammad Haqqi Nazili dalam kitab Khozinatul Asrar,hal 179).

Baca Juga:  Jangan Mengkafirkan, Bahkan Non-Muslim di Indonesia! Wahabi Wajib Paham!

Di kalangan masyarakat Maroko, sholawat ini dinamai Nariyah dari kata Nar yang berarti api, karena kemustajabahannya yang sangat cepat. Ada pula yang menamakannya dengan shalawat Taziyah, sesuai nama kota pengarangnya.

Mereka banyak membuktikan bahwa ketika terdapat hajat yang mendesak atau sedang dalam kesulitan, para penduduk Maroko membaca shalawat ini sebanyak 4444 kali dan dengan cepat keinginan mereka dikabulkan oleh Allah.

Menurut Syaikh Abdullah al-Ghummari, penamaan dengan kata Nariyah ini karena terjadi tashif atau perubahan dari kata yang sebenarnya Taziyah. Sebab keduanya memiliki kemiripan dalam tulisan Arab, yaitu النارية dan التازية yang berbeda pada titik huruf.

Sementara dalam kitab Khazinatul Asrar, sebuah kitab yang banyak memuat ilmu tasawuf dan tarekat karya Syaikh Muhammad Haqqi Afandi An-Nazili, disebutkan bahwa Syaikh Al-Qurthubi menamai shalawat ini dengan nama Shalawat Tafrijiyah (shalawat agar dilepaskan dalam kesusahan).

Demikian halnya Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani menyebut dengan nama shalawat At-Tafrijiyah dalam kitabnya Afdlal ash-Shalawat ala Sayidi as-Sadat pada urutan ke 63. Nama Tafrijiyah sendiri diambil dari teks yang terdapat di dalamnya yaitu (تنفرج).

Pendapat lainnya adalah bahwa sholawat nariyah merupakan shalawat mujarrobat (shalawat yang banyak diamalkan dan memiliki banyak faedah). Syekh Muhammad Haqqi mendapat ijazah berupa shalawat nariyah ini dari Syekh Muhammad At-Tunisy, Syekh al-Maghribi, dari Syekh as-Sayyid Zain Makki, dari Syekh as-Sayyid Muhammad As-Sanusy.

Salah satu shalawat yang mustajab ialah Sholawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Sholawat Nariyah. Karena jika umat Islam mengharapkan suatu keinginan atau menolak bala, mereka kemudian berkumpul dalam satu majelis dan membaca sholawat nariyah ini sebanyak 4.444 kali, maka dengan izin Allah tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat.” (Tafsir Ath-Thabari, juz X, hal. 290).

Baca Juga:  Kaum Sufi di antara Wahabi dan Syiah

Keutamaaan Membaca Shalawat Nariyah

Membaca shalawat selain menjalankan perintah Allah Swt, juga sebagai bukti rasa cinta kita kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Adapun membaca Shalawat Nariyah memiliki beberapa keutamaan yang tentunya sayang jika tidak diamalkan.

Shalawat Nariyah sering disebut sebagai Miftahul Kanzil Muhiith li naili muraadil ‘abiid, maksudnya adalah kunci perbendaharaan untuk mendapatkan apa yang diharapkan seorang hamba.

Shalawat Nariyah menjadi amalan yang dilakukan oleh para ulama apabila mereka memohon suatu hajat kepada Allah atau menolak datangnya suatu bencana. Shalawat Nariyah ini dianjurkan untuk dibaca sebanyak 4.444 kali sebagaimana yang disebutkan Syekh Ibnu Hajar al-Asqalani.

Menurut Imam al-Qurthubi, barang siapa secara istiqamah membaca shalawat nariyah setiap hari sebanyak 41 kali atau 100 kali atau lebih, maka Allah akan melepaskan kedukaan, melindungi dari segala marabahaya, meninggikan derajatnya, meluaskan rizkinya, membuka pintu-pintu kebaikan, diamankan dari kefakiran dan kelaparan.

Menurut Imam As-Sanusy, orang yang membaca shalawat nariyah sebanyak 11 kali maka ibarat baginya telah diturunkan rezeki dari langit dan tumbuh di bumi. Senada dengan pernyataan diatas, Syekh Muhammad at Tunisy mengatakan bahwa barangsiapa membaca shalawat ini setiap hari sejumlah 11 kali, maka Allah akan menurunkan rezekinya dari langit dan mengikutkan rezekinya dari belakang.

Ad-Danuri mengatakan bahwa orang yang membacanya sebanyak 90 kali setiap hari niscaya akan dimudahkan rezeki, dijauhkan dari segala penyakit dan orang yag membaca sebanyak 313 setiap setelah shalat fardhu akan dimudahkan segala urusannya (bi idznillah).

Bacaan Shalawat Nariyah

اَللهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامَّاعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الَّذِىْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِى كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Baca Juga:  Quratul Uyun, Kitab Hubungan Suami Istri Paling Dicari

Allahumma sholli sholaatan kaamilatan wasallim salaaman. Taman ‘ala sayyidina Muhammadi lladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu. Wa tuqdhobihil hawaaiju wa tunna lu bihirrogho ‘ibu wa husnul khotima wa yustaqol ghomawu biwajhihil kariim wa ‘ala aalihi washohbihi fii kulli lamhatin wa nafasim bi’adadi kulli ma’lu mi laka

Artinya : “Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.”

Dianjurkan sebelum membaca shalawat Nariyah hendaknya menghadiahkan surat Fatihah kepada Nabi Muhammad Saw, keluarganya, para sahabat beliau, para wali dan ulama, dan kepada penyusun shalawat ini, yaitu Syekh Ibrahim at Tazy al-Maghrib.

Sebaiknya shalawat ini juga dibaca secara dawam (terus menerus) dengan disertai etika seperti suci dari hadats dan najis, dan tidak diselingi berbicara dengan orang lain ketika membacanya. Demikian semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik