Sikapi Kelompok Radikal di Indonesia, Pengamat Politik: Mereka Hendak ‘Mencuci Otak’ Para Pemuda

Pecihitam.org, JAKARTA – Aktivis masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Corong Rakyat menggelar diskusi publik bertajuk “Ancaman Nyata Di Negara Pancasila”. Acara  itu dilaksanakan sebagai respon terhadap aksi teror yang menimpa mantan Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang, Banten (10/10/2019) lalu.

Hadir sebagai narasumber, Ketua PMII DKI Daud Gerung, Pengamat Politik IPI Karyono Wibowo, Napiter Sofyan Tsauri, Pengamat Intelijen Stanislaus Riyanta, Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Bangsa (LKSB) & Intelektual Muda NU Abdul Ghofur, dan Aktivis Muhammadiyah Amirullah.

“Ancaman nyata di negara Pancasila bukanlah sebuah ilusi, namun itu nyata. Aktivis Corong Rakyat memandang ancaman tersebut mesti serius untuk disikapi, makanya harus bisa menangkalnya agar tidak menyesal di kemudian hari,” kata Juru Bicara Komunitas Corong Rakyat, Muhammad Nur di Gedung Joeang 45 Menteng, Jakarta Pusat, Jumat Siang (25/10/2019). Dikutip Redaksi24

Baca Juga:  Soal Pilpres 2024, PA 212: Habib Rizieq dan UAS Berpeluang Maju

Pengamat Politik IPI Karyono Wibowo, mengatakan, pancasila sebagai sebuah kontrak sosial dalam lingkup Indonesia, mendapat tantangan dari kelompok yang sedikit namun militan melakukan gerakan perubahan terhadap ideologi Indonesia.

“Tidak dipungkiri, situasi saat ini negara sedang menghadapi ancaman dari kelompok yang ingin menggantinya dengan ideologi lain. Mereka menyusup disetiap lini untuk mencuci otak agar anti dengan sistem pemerintahan,” katanya.

kelompok radikal lebih mengincar generasi muda, hal itu disampaikan Pengamat Intelijen Stanislaus Riyanta. Ia melanjutkan bahwa alasan generasi muda sangat mudah terpapar radikalisme karena kondisi pemuda sangat ideal bagi pengembangan ideologi radikal.

“Jalur pendidikan sangatlah rentan untuk dilewati oleh kelompok anti Pancasila. Karena itu publik tanah air harus berkontribusi untuk memperkuat persatuan bangsa. Ancaman nyata ini harus ditangkal sejak dini diantaranya lingkungan keluarga dan sektor pendidikan agar tidak terpapar radikalisme,” tuturnya.

Baca Juga:  Bobby Nasution Ikuti Ceramah UAS, Netizen: Semua Akan Jadi Kadrun

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Bangsa (LKSB) & Intelektual Muda NU Abdul Ghofur, mengungkapkan, untuk menangkal radikalisme di Indonesia, pemerintah melalui BPIP perlu memberikan masyarakat pemahaman yang kontinue tentang isi Pancasila. Agar, pemahaman yang terbentuk dalam benak masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila, dapat dengan mudah diaktualisasikan dan diamalkan.

“Masalah ini penting buat kita yang memang menginginkan pancasila tetap tegak berdiri di Indonesia, kita juga harus lebih cerdas dan lebih cerdik dari mereka dalam menggunakan cara,” pungkas Abdul.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *