Surah Al-Ahzab Ayat 11-13; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Ahzab Ayat 11-13

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Ahzab Ayat 11-13 ini, Allah menguji kekuatan iman orang-orang yang beriman, sehingga nyata mana yang benar-benar beriman, yang memurnikan ketaatan hanya kepada Allah saja, percaya bahwa Muhammad saw adalah rasul Allah, dan percaya pula akan kemenangan Islam dan kaum Muslimin, serta mana yang goyah dan rapuh imannya, yang mengikuti Rasulullah hanya semata-mata hendak mencari keuntungan diri mereka saja.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Ahzab Ayat 11-13

Surah Al-Ahzab Ayat 11
هُنَالِكَ ٱبْتُلِىَ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا۟ زِلْزَالًا شَدِيدًا

Terjemahan: “Disitulah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat.

Tafsir Jalalain: هُنَالِكَ ٱبْتُلِىَ ٱلْمُؤْمِنُونَ (Di situlah diuji orang-orang Mukmin) mereka mendapat cobaan supaya menjadi jelas, siapakah orang Mukmin yang benar-benar dan siapakah yang gadungan وَزُلْزِلُوا۟ (dan hati mereka diguncang) berdegup-degup زِلْزَالًا شَدِيدًا (dengan guncangan yang sangat) disebabkan ketakutan yang sangat mencekam mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman mengabarkan tentang kondisi tersebut dimana golongan-golongan yang bergabung itu turun ke sekitar Madinah, sedangkan kaum Muslimin terkepung dalam keadaan sangat sulit dan terdesak. Rasulullah saw. berada di tengah-tengah mereka yang sedang diuji, dicoba dan digoncangkang secara dahsyat.

Tafsir Kemenag: Dalam keadaan yang demikian mencekam, Allah menguji kekuatan iman orang-orang yang beriman, sehingga nyata mana yang benar-benar beriman, yang memurnikan ketaatan hanya kepada Allah saja, percaya bahwa Muhammad saw adalah rasul Allah, dan percaya pula akan kemenangan Islam dan kaum Muslimin, serta mana yang goyah dan rapuh imannya, yang mengikuti Rasulullah hanya semata-mata hendak mencari keuntungan diri mereka saja. Seakan-akan Perang Ahzab ini merupakan suatu seleksi bagi kaum Muslimin, tentang siapa yang benar-benar kawan dan siapa yang sungguh-sungguh lawan. (12)

Menurut riwayat, thu’mah bin Ubairiq dan tujuh puluh orang yang lain mengatakan, “Bagaimana pula yang dijanjikan kepada kita penaklukan kerajaan Persia dan Romawi, padahal pada saat ini untuk buang air besar saja tidak seorang pun di antara kita yang sanggup.”

Ucapan ini sengaja mereka lontarkan tatkala mereka mendengar berita tentang peristiwa yang terjadi di waktu Rasulullah menggali parit dan mencangkuli batu yang memancarkan cahaya sebagaimana yang telah diterangkan. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Dalam ayat ini diterangkan hasil ujian Allah kepada kaum Muslimin, yaitu dengan tercetusnya perkataan orang-orang munafik seperti Mu’attib bin Qusyair dan orang-orang yang lain yang masih lemah imannya, “Semua yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita, seperti akan mendapat kemenangan, memperoleh kebahagiaan hidup, dan sebagainya, tidak lain hanyalah tipu daya dan janji-janji kosong saja, bahkan janji itu menimbulkan kesengsaraan dan malapetaka bagi kita semuanya.

Muhammad mengatakan bahwa kerajaan Persia dan Romawi akan takluk ke bawah kekuasaan kaum Muslimin, tetapi kenyataannya sekarang, kaum Muslimin yang akan menaklukkan itu sedang dikepung rapat oleh tentara yang bersekutu dan akan mengalami kehancuran dan kemusnahan.”.

Baca Juga:  Surah Al-Kahfi Ayat 77-78; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Dalam suasana seperti itulah Allah Swt. menguji ketabahan iman orang-orang Mukmin. Saat itu mereka digoncang oleh perasaan takut yang luar biasa.

Surah Al-Ahzab Ayat 12
وَإِذْ يَقُولُ ٱلْمُنَٰفِقُونَ وَٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ إِلَّا غُرُورًا

Terjemahan: “Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”.

Tafsir Jalalain: وَ (Dan) ingatlah إِذْ يَقُولُ ٱلْمُنَٰفِقُونَ وَٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم (ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata) yakni penyakit lemah keyakinannya: مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا ٱللَّهُ وَرَسُولُهُ (“Allah dan rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami) akan mendapat pertolongan Allah إِلَّا غُرُورًا (melainkan tipu daya.”) kedustaan belaka.

Tafsir Ibnu Katsir: Di saat itulah kemunafikan mulai tampak dan orang-orang yang di dalam hatinya memiliki penyakit, berbicara tentang isi hati mereka sendiri, وَإِذْ يَقُولُ ٱلْمُنَٰفِقُونَ وَٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ إِلَّا غُرُورًا (“Dan [ingatlah] ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang di Dalam hatinya memiliki penyakit berkata: ‘Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kita melainkan tipu-daya.’”)

Tafsi Kemenag: Dalam keadaan yang demikian mencekam, Allah menguji kekuatan iman orang-orang yang beriman, sehingga nyata mana yang benar-benar beriman, yang memurnikan ketaatan hanya kepada Allah saja, percaya bahwa Muhammad saw adalah rasul Allah, dan percaya pula akan kemenangan Islam dan kaum Muslimin, serta mana yang goyah dan rapuh imannya, yang mengikuti Rasulullah hanya semata-mata hendak mencari keuntungan diri mereka saja. Seakan-akan Perang Ahzab ini merupakan suatu seleksi bagi kaum Muslimin, tentang siapa yang benar-benar kawan dan siapa yang sungguh-sungguh lawan.

Tafsir Quraish Shihab: Apabila orang-orang yang membangkang itu masuk dan menaiki kapal, kemudian mereka diombang- ambingkan oleh air laut dan ombak yang menggunung seakan-akan menaungi mereka sehingga mereka mengira bahwa mereka pasti akan tenggelam, mereka segera bergantung dan berlindung kepada Allah dan berdoa kepada-Nya dengan ikhlas dan tunduk untuk menolong mereka.

Lalu apabila Allah telah menyelamatkan mereka sampai ke daratan, sedikit sekali dari mereka yang mengingat janjinya dan berjalan pada jalan yang lurus dalam setiap perbuatannya. Bahkan kebanyakan mereka lupa akan karunia Allah dan tetap membangkang.

Sesungguhnya tidak ada yang mengingkari karunia dan kebaikan Tuhannya, kecuali orang yang sangat ingkar dan berlebih-lebihan dalam kekufurannya.

Surah Al-Ahzab Ayat 13
وَإِذْ قَالَت طَّآئِفَةٌ مِّنْهُمْ يَٰٓأَهْلَ يَثْرِبَ لَا مُقَامَ لَكُمْ فَٱرْجِعُوا۟ وَيَسْتَـْٔذِنُ فَرِيقٌ مِّنْهُمُ ٱلنَّبِىَّ يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنَا عَوْرَةٌ وَمَا هِىَ بِعَوْرَةٍ إِن يُرِيدُونَ إِلَّا فِرَارًا

Terjemahan: “Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mreka berkata: “Hai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu”. Dan sebahagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata: “Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)”. Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanya hendak lari.

Baca Juga:  Surah Al-Ahzab Ayat 23-24; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Jalalain: وَإِذْ قَالَت طَّآئِفَةٌ مِّنْهُمْ (Dan ketika berkata segolongan di antara mereka) yakni orang-orang munafik يَٰٓأَهْلَ يَثْرِبَ (“Hai penduduk Yatsrib!) Yatsrib adalah nama kedua kota Madinah; tidak menerima tanwin karena ‘illat ‘alamiyah dan wazan fi’il ا مُقَامَ لَكُمْ(Tidak ada tempat bagi kalian) dapat dibaca muqaama dan maqaama, artinya tidak ada tempat tinggal bagi kalian فَٱرْجِعُوا۟ (maka kembalilah kalian”) ke tempat-tempat tinggal kalian di Madinah, yang pada waktu itu kaum Muslimin telah berangkat keluar bersama dengan Nabi saw. ke salah satu lereng bukit di luar kota Madinah untuk menyambut kedatangan musuh.

وَيَسْتَـْٔذِنُ فَرِيقٌ مِّنْهُمُ ٱلنَّبِىَّ (Dan sebagian dari mereka minta izin kepada nabi) untuk kembali pulang يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنَا عَوْرَةٌ (seraya berkata, “Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka.”) Tidak ada penjaganya sehingga keadaannya sangat mengkhawatirkan. Maka Allah swt. berfirman: وَمَا هِىَ بِعَوْرَةٍ (Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, tidak lain) إِن يُرِيدُونَ إِلَّا فِرَارًا (mereka hanya hendak lari) dari medan perang.

Tafsir Ibnu Katsir: Adapun orang munafik, maka tampak kemunafikannya. Sedangkan orang yang di dalam hatinya terdapat syubhat atau dengki, maka menjadi lemah kondisinya, lalu dia menarik nafas kecewa karena was-was yang ada di dalam jiwanya dikarenakan lemahnya iman dan dahsyatnya kondisi mereka yang sangat picik. Sedangkan kaum lain berkata, sebagaimana firman Allah:

وَإِذْ قَالَت طَّآئِفَةٌ مِّنْهُمْ يَٰٓأَهْلَ يَثْرِبَ (“Dan [ingatlah] ketika segolongan di antara mereka berkata: ‘Hai penduduk Yatsrib.’”) yaitu penduduk Madinah, sebagaimana yang datang keterangannya di dalam hadits shahih:

“Aku bermimpi di waktu tidur melihat negeri tempat kalian berhijrah, yaitu sebuah negeri di antara dua kampung. Lalu hilanglah kekagetanku bahwa itu adalah kota Hajar, akan tetapi itu adalah kota Yatsrib.” Di dalam satu lafazh, yaitu kota Madinah.

Firman-Nya: لَا مُقَامَ لَكُمْ (“Tidak ada tempat bagimu.”) yakni disana. Yang mereka maksudkan, bersama Nabi saw. dalam ikatakan menghadapi musuh [di sekitar Khandaq]. Farji-‘uu (“Maka kembalilah kamu.”) ke rumah-rumah dan tempat-tempat tinggal kalian. وَيَسْتَـْٔذِنُ فَرِيقٌ مِّنْهُمُ ٱلنَّبِىَّ (“Dan sebagian dari mereka minta izin kepada Nabi.”)

Al-‘Aufi berkata dari Ibnu ‘Abbas: “Mereka yang meminta izin adalah bani Haritsah dan berkata: ‘Rumah-rumah kami dikhawatirkan dimasuki para pencuri.’” Demikian yang dikatakan oleh banyak ulama. Ibnu Ishaq menceritakan bahwa yang berkata demikian adalah Aus bin Qaizhi. Yaitu, mereka meminta izin untuk kembali ke rumah-rumah mereka, karena rumah mereka aurat [tidak terjaga], yang artinya tidak ada pertahanan yang menghalanginya dari musuh mereka, sehingga mereka takut musuh-musuh itu menembusnya.

Baca Juga:  Surah Al-Munafiqun Ayat 9-11; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Allah berfirman: وَمَا هِىَ بِعَوْرَةٍ (“Dan rumah-rumah itu sekali-sekali tidak terbuka.”) yaitu, tidak sebagaimana yang mereka katakan. Iy yuriiduuna illaa firaaraa (“Mereka tidak lain hanyalah hendak lari.”) yaitu lari dari medan peperangan.

Tafsir Kemenag: Di antara mereka, seperti ‘Abdullah bin Ubay dan kawan-kawannya, ada pula yang mengatakan, “Hai penduduk kota Medinah, tempat ini bukanlah tempat yang harus kita tempati, maka kembalilah ke rumahmu masing-masing, agar kamu tidak ditimpa malapetaka dan kesengsaraan serta tidak mati terbunuh oleh musuh-musuh yang sedang mengepung kita.”

Sebagian ahli tafsir ada yang menafsirkan, “Hai penduduk Medinah, tidak ada tempat bagi kamu sekalian untuk tetap menganut agama Muhammad. Kembalilah kamu kepada agamamu dahulu, dan serahkanlah Muhammad dan pengikut-pengikutnya kepada musuh-musuhnya yang sedang mengepung itu, sehingga keselamatan kamu semua terjamin.” Karena perkataan dan ajakan pemimpin-pemimpin munafik dan Yahudi itu, maka sebagian dari mereka ada yang terpengaruh dan meminta kepada Nabi saw agar dapat meninggalkan medan perang dan kembali ke rumah mereka.

Di antara yang meminta itu ialah Bani harisah. Alasan yang mereka kemukakan ialah rumah-rumah mereka berada di tempat yang berdekatan dengan pangkalan-pangkalan pasukan musuh sedang dindingnya tidak kuat, mereka khawatir musuh akan mengambil harta benda mereka.

Pada akhir ayat ini, Allah menerangkan bahwa semua alasan yang dikemukakan oleh orang-orang munafik dan Yahudi adalah alasan-alasan yang dibuat-buat saja. Alasan-alasan itu mereka kemukakan semata-mata untuk menghindarkan diri dari ikut berperang beserta Nabi dan kaum Muslimin, karena mereka tidak melihat suatu keuntungan yang akan mereka peroleh.

Tafsir Quraish Shihab: Ingatlah ucapan orang-orang munafik dan orang-orang yang lemah kemauan, “Wahai penduduk kota Madinah, kalian tidak memiliki alasan untuk tinggal di sini, di medan pertempuran yang akan mendatangkan kekalahan.

Kembalilah kalian ke rumah masing-masing!” Benar, sekelompok mereka meminta izin kepada Rasulullah untuk kembali ke Madinah. Mereka mengatakan, “Rumah-rumah kami tidak ada yang melindungi, maka dari itu kami mesti kembali pulang untuk mengamankannya.” Padahal tempat tinggal mereka tidak akan menjadi sasaran musuh seperti yang mereka katakan. Mereka hanya mencari-cari alasan untuk melarikan diri dari medan pertempuran.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama
kandungan Surah Al-Ahzab Ayat 11-13 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S