Surah Al-Anbiya Ayat 64-67; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Anbiya Ayat 64-67

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Anbiya Ayat 64-67 ini, Diterangkan dalam ayat ini jawaban Ibrahim atas tuduhan itu. Dimana jawaban Ibrahim ternyata sangat mengagetkan mereka, sebab tidak sesuai dengan harapan mereka, karena Ibrahim tidak memberikan pengakuan bahwa ia yang melakukan pengrusakan, tetapi ia mengatakan bahwa yang melakukan pengrusakan terhadap patung-patung itu justru adalah patung terbesar yang masih utuh.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

diterangkan keadaan mereka setelah menyesali kesalahan dan kebodohan diri mereka. Mereka lalu menekurkan kepala dan berdiam diri. Pada saat itulah setan kembali menggoda mereka, sehingga kesadaran mereka yang tadinya telah mulai bersemi lalu lenyap dan mereka kembali kepada kepercayaan semula, dan ingin membela patung-patung yang menjadi kepercayaan mereka.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Anbiya Ayat 64-67

Surah Al-Anbiya Ayat 64
فَرَجَعُوا إِلَى أَنفُسِهِمْ فَقَالُوا إِنَّكُمْ أَنتُمُ الظَّالِمُونَ

Terjemahan: Maka mereka telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)”,

Tafsir Jalalain: فَرَجَعُوا إِلَى أَنفُسِهِمْ (Maka mereka telah kembali kepada kesadaran mereka) setelah berpikir (lalu berkata) kepada diri mereka sendiri, إِنَّكُمْ أَنتُمُ الظَّالِمُونَ (“Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang berbuat aniaya”) disebabkan kalian menyembah berhala yang tidak dapat berbicara.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman mengabarkan tentang kaum Ibrahim di saat dia telah berkata kepada mereka: فَرَجَعُوا إِلَى أَنفُسِهِ (“Maka mereka telah kembali kepada kesadaran mereka,”) yaitu dengari celaan akibat tidak waspada dan tidak berhati-hatinya mereka terhadap ilah-ilah mereka, lalu mereka berkata:

إِنَّكُمْ أَنتُمُ الظَّالِمُونَ (“Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang menganiaya [diri sendiri]”) ikarena membiarkan mereka sia-sia tanpa dijaga.

Tafsir Kemenag: Diterangkan dalam ayat ini jawaban Ibrahim atas tuduhan itu. Dimana jawaban Ibrahim ternyata sangat mengagetkan mereka, sebab tidak sesuai dengan harapan mereka, karena Ibrahim tidak memberikan pengakuan bahwa ia yang melakukan pengrusakan, tetapi ia mengatakan bahwa yang melakukan pengrusakan terhadap patung-patung itu justru adalah patung terbesar yang masih utuh.

Jawaban semacam itu dimaksudkan Ibrahim untuk mencapai tujuannya, yaitu untuk menyadarkan kaumnya bahwa patung-patung itu tidak patut untuk disembah, karena ia tidak dapat berbuat apa-apa. Apalagi untuk membela dirinya.

Jelas bahwa kaumnya tidak akan percaya bahwa patung terbesar itulah yang melakukan pengrusakan terhadap patung-patung yang lain. Sebab, mereka menyadari bahwa hal itu mustahil akan terjadi, karena patung tidak dapat berbuat apa pun, sebab dia adalah benda mati. Jika mereka telah menginsafi hal tersebut, sudah sepatutnya mereka berhenti menyembah patung.

Baca Juga:  Surah Al-Anbiya Ayat 87-88; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Pada akhir ayat ini disebutkan ucapan Ibrahim selanjutnya terhadap kaumnya, yang menyuruh mereka menanyakan kepada patung-patung itu sendiri, siapakah yang telah merusak mereka.

Ucapan ini menyebabkan kaumnya semakin terpojok, karena seandainya mereka bertanya kepada patung-patung itu, niscaya mereka tidak akan memperoleh jawaban, sebab patung-patung tersebut tidak mendengar dan tidak dapat berbicara. Kalau demikian keadaannya, patutkah patung-patung itu disembah? Jika masih ada orang yang menyembahnya, pastilah orang tersebut tidak mempergunakan pikirannya yang sehat.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka pun menengok diri sendiri yang menyembah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan keuntungan dan mencegah kejahatan. Mereka menyadari kesalahannya. Sebagian mereka ada yang berkata, “Ibrahim tidaklah zalim. Kalianlah yang zalim dengan menyembah sesuatu yang tidak pantas disembah.”

Surah Al-Anbiya Ayat 65
ثُمَّ نُكِسُوا عَلَى رُءُوسِهِمْ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هَؤُلَاءِ يَنطِقُونَ

Terjemahan: kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata): “Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara”.

Tafsir Jalalain: ثُمَّ نُكِسُوا (Kemudian mereka menundukkan) karena malu kepada Allah عَلَى رُءُوسِهِمْ (kepala mereka) karena kekafirannya telah dinyatakan, maka mereka berkata, “Demi Allah! لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هَؤُلَاءِ يَنطِقُونَ (Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara”) mengapa kamu menyuruh kami bertanya kepada mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: ثُمَّ نُكِسُوا عَلَى رُءُوسِهِمْ (“Kemudian kepala mereka jadi tertunduk,”) kemudian mereka tertunduk ke tanah dan mereka berkata: لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هَؤُلَاءِ يَنطِقُونَ (“Sesungguhnya kamu hai Ibrahim telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.”).

Qatadah berkata: “Engkau menemui satu kaum yang bingung, maka bagaimana engkau mengatakan kepada kami, tanyalah kepada berhala-berhala itu, jika mereka dapat berbicara. Sedangkan engkau mengetahui bahwa dia tidak dapat berbicara.”

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini diterangkan keadaan mereka setelah menyesali kesalahan dan kebodohan diri mereka. Mereka lalu menekurkan kepala dan berdiam diri. Pada saat itulah setan kembali menggoda mereka, sehingga kesadaran mereka yang tadinya telah mulai bersemi lalu lenyap dan mereka kembali kepada kepercayaan semula, dan ingin membela patung-patung yang menjadi kepercayaan mereka. Oleh sebab itu mereka lalu berkata kepada Ibrahim, “Mengapa Ibrahim menyuruh mereka bertanya kepada patung-patung ini, padahal dia sudah mengetahui bahwa patung-patung itu tidak dapat berbicara.”

Ucapan ini merupakan pengakuan mereka bahwa mereka pun mengetahui bahwa patung-patung itu tidak dapat mendengar, berpikir dan berbicara, akan tetapi mereka tetap menyembah dan mempertuhankannya.

Baca Juga:  Surah Al-Anbiya Ayat 16-20; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Tetapi mereka kemudian kembali terbawa oleh kesesatannya setelah sebelumnya sadar. Mereka bekata kepada Ibrahim, “Kamu tahu bahwa patung-patung yang kami sembah itu tidak dapat berbicara, tapi mengapa kamu menyuruh kami bertanya kepada mereka?”

Surah Al-Anbiya Ayat 66
قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكُمْ شَيْئًا وَلَا يَضُرُّكُمْ

Terjemahan: Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?”

Tafsir Jalalain: قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ (Ibrahim berkata, “Maka mengapakah kalian menyembah selain Allah) sebagai ganti dari-Nya untuk kalian sembah مَا لَا يَنفَعُكُمْ شَيْئًا (sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun kepada kalian) berupa rezeki dan lain-lainnya وَلَا يَضُرُّكُمْ (dan tidak pula memberi mudarat kepada kalian?”) barang sedikit pun, jika kalian tidak menyembahnya.

Tafsir Ibnu Katsir: Maka Ibrahim berkata, tatkala mereka mengakui hal tersebut: قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكُمْ شَيْئًا وَلَا يَضُرُّكُمْ (“Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak pula memberi mudharat kepada kamu?”) Yaitu jika dia tidak bisa berbicara, tidak dapat memberi manfaat dan tidak dapat memberi mudharat, mengapakah kalian menyembahnya selain Allah?

Tafsir Kemenag: Allah menerangkan dalam ayat ini, bahwa setelah mereka mengakui bahwa patung-patung itu tidak dapat mendengar, berpikir dan berbicara, maka Ibrahim segera menjawab dengan mengatakan mengapa mereka menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun, dan tidak pula dapat mendatangkan mudarat kepada mereka, bahkan ia tidak dapat berbicara dan mempertahankan diri.

Tafsir Quraish Shihab: Ibrahim berkata, “Selemah itukah keadaan patung-patung itu? Dan seperti itu pulakah sikap kalian terhadapnya, hingga kalian menyembah sesuatu selain Allah yang tidak akan menguntungkan bila kalian sembah dan tidak merugikan bila kalian abaikan?

Surah Al-Anbiya Ayat 67
أُفٍّ لَّكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Terjemahan: Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?

Tafsir Jalalain: أُفٍّ (Ah, alangkah buruknya) lafal Uffin atau Uffan ini bermakna Mashdar, artinya busuklah وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (kalian beserta apa yang kalian sembah selain Allah.

Baca Juga:  Surah Al-Hajj Ayat 14; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Maka apakah kalian tidak memahami?) bahwa berhala-berhala itu tidak berhak untuk disembah dan tidak layak untuk dijadikan sesembahan, karena sesungguhnya yang berhak disembah itu hanyalah Allah semata.

Tafsir Ibnu Katsir: أُفٍّ لَّكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (“Ah [celakalah] kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka, apakah kamu tidak memahami?”) Yaitu, apakah kalian tidak merenungkan kesesatan dan kekufuran berat yang kalian lakukan dimana hal tersebut tidak mungkin ada kecuali atas orang yang jahil, zhalim dan fajir. Lalu, dia menyampaikan dan menegaskan hujjah kepada mereka.

Untuk itu Allah Ta’ala berfirman: وَتِلْكَ حُجَّتُنَا آتَيْنَاهَا إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ (“Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya..”) dan ayat seterusnya.(QS. Al-An’aam: 83)

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini disebutkan lanjutan dari ucapan Ibrahim kepada mereka, bahwa mereka akan celaka bersama patung-patung yang mereka sembah selain Allah. Apakah mereka tidak memahami keburukan dan kesesatan perbuatan mereka?

Ucapan itu telah menyebabkan para penyembah patung itu sungguh-sungguh terpojok, dan mengobarkan kemarahan mereka yang amat sangat. Menanggapi pernyataan tersebut, Dia, Ibrahim, berkata di depan para pembesar Kota Ur, Kaldea, Babilonia, Mesopotamia Selatan, ?Mengapa kamu sekalian menyembah tuhan selain Allah, menyembah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dengan menyembahnya, dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada kamu dengan tidak menyembahnya?”

Ibrahim kemudian menegaskan tanggapannya, “Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah di dunia dan di akhirat! Apakah kamu tidak memikirkan, apakah kamu akan terus menyembah patung-patung itu atau berhenti??.

Tafsir Quraish Shihab: Alangkah jeleknya kalian dan tuhan-tuhan kalian itu! Apakah kalian tidak mau berpikir dan merenungkan hal-hal yang kalian lihat itu? Patung-patung itu tidak pantas disembah.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Anbiya Ayat 64-67 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S