Surah Al-Anfal Ayat 31-33; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Al-Anfal Ayat 31-33

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Anfal Ayat 31-33 ini menjelaskan tentang teror terhadap Rasulullah SAW, bahkan ucapan-ucapan mereka menghina atau meremehkan firman Allah SWT. Mereka tidak mau mendengarkan seruan dan nasehat Nabi Muhammad, bahkan mereka dengan sombong berkata, apabila engkau benar dan jujur, bahwa engkau diutus Tuhan dan kami melakukan penentangan terhadapnya, maka kamipun bersedia menerima azab yang pedih.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Anfal Ayat 31-33

Surah Al-Anfal Ayat 31
وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا قَالُوا قَدْ سَمِعْنَا لَوْ نَشَاءُ لَقُلْنَا مِثْلَ هَٰذَا ۙ إِنْ هَٰذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ

Terjemahan: Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menhendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Quran) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala”.

Tafsir Jalalain: وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا (Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami) yakni Alquran قَالُوا قَدْ سَمِعْنَا لَوْ نَشَاءُ لَقُلْنَا مِثْلَ هَٰذَا (mereka berkata, “Sesungguhnya kami telah mendengar ayat-ayat seperti ini, kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini)

Ucapan ini telah dikatakan oleh Nadhr bin Harits, karena ia sering berkunjung ke negeri Hairah untuk tujuan berniaga. Di sana ia membeli buku-buku tentang sejarah orang-orang Ajam, kemudian ia menceritakannya kepada penduduk kota Mekah. إِنْ (Tiada lain) tak lain هَٰذَا (hal ini) yakni Al Quran إِلَّا أَسَاطِيرُ (hanyalah dongeng-dongengan) cerita-cerita bohong الْأَوَّلِينَ (orang-orang dahulu.”)

Tafsir Ibnu Katsir: Allah swt memberitahukan tentang kekufuran orang-orang Quraisy, pengingkaran, pembangkangan dan keangkuhan juga pengakuan mereka yang bathil saat mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepada mereka, mereka berkata: قَدْ سَمِعْنَا لَوْ نَشَاءُ لَقُلْنَا مِثْلَ هَٰذَا (Sesungguhnya kami telah mendengar ayat-ayat yang seperti ini. Kalau kami menghendaki, niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini)

Ini adalah ucapan mereka yang tidak ada realisasinya (wujud amalnya), karena mereka telah ditantang berkali-kali untuk mendatangkan satu surat yang seperti al-Qur’an, namun mereka tidak mendapatkan jalan untuk itu.

Ucapan yang keluar dan mereka ini tidak hanyalah menipu diri mereka dan orang-orang yang mengikuti mereka kebathilannya. Ada pendapat mengatakan, bahwa yang mengucapkan kata-kata ni adalah an-Nadhar bin al-Harits.

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 42; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (Dongengan-dongengan orang-orang dahulu) adalah bentuk jamak dari “asthuuratun” (yang artinya dongeng). Maksudnya adalah, kitab-kitab mereka yang ia mengutip darinya, sebab ia belajar darinya membacakannya kepada manusia. Ini adalah kebohongan yang nyata.

Sebagaimana Allah beritakan tentang mereka pada ayat lain yang artinya: “Dan mereka berkata: Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi petang. Katakanlah: Al-Qur’an itu diturunkan (Allah) yang mengetahui segala rahasia di langit dan bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi”. (QS. Al-Furqaan: 5-6). Maksudnya, bagi orang yang bertaubat dan kembali kepadanya, maka sesungguhnya Allah swt. menerimanya dan memaafkannya.

Tafsir Quraish Shihab: Wahai Muhammad, perhatikanlah sikap permusuhan yang diperlihatkan oleh orang-orang kafir pada saat dirimu memperdengarkan ayat-ayat suci al-Qur’an, ayat-ayat Kami.

Kebodohan dan keangkuhan mereka yang sangat, mendorong mereka untuk berkata, “Seandainya kami mau mengatakan seperti apa yang dikatakan al-Qur’ân itu, pasti kami akan melakukannya. Ia tidak lebih dari mitos-mitos yang dikarang oleh orang-orang terdahulu.”

Surah Al-Anfal Ayat 32
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَٰذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

Terjemahan: Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: “Ya Allah, jika betul (Al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih”.

Tafsir Jalalain: وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَٰذَا (Dan ingatlah ketika mereka/orang-orang musyrik berkata, “Ya Allah! Jika betul hal ini) yaitu Al Quran yang dibacakan oleh Muhammad

هُوَ الْحَقَّ (dialah yang benar) diturunkan مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.”) siksaan yang menyakitkan sekali sebagai pembalasan atas ingkar kami terhadapnya.

Perkataan ini diucapkan oleh Nadhr dan lain-lainnya sebagai penghinaan dengan maksud untuk memberikan gambaran kepada orang lain seakan-akan ia benar-benar mengetahui akan kebatilan Al Quran.

Tafsir Ibnu Katsir: Ini dikarenakan sangat banyaknya kebodohan mereka dan kerasnya pendustaan, pembangkangan dan pengingkaran mereka. Dan ini adalah sesuatu yang mereka dicela karenanya.

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 19; Seri Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Seharusnya mereka mengatakan: “Ya Allah, jika hal adalah kebenaran dari-Mu, maka tunjukkanlah kami kepadanya dan berikan taufiq kepada kami untuk mengikutinya”. Namun mereka memulai dengan sesuatu yang merugikan diri mereka dan meminta disegerakannya adzab.

Demikian pula ucapan orang-orang bodoh dari umat-umat terdahulu, sebagaimana perkataan kaum Nabi Syuaib kepadanya: “Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”. (asy-Syu’ara: 187)

Syu’bah meriwatkan dari Abdul Hamid, pemilik az-Ziyadi, dari Anas bin Malik dia berkata: “Yang mengucapkan demikian adalah Abu Jahal bin Hisyam”. Abu jahal berkata: اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَٰذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (Ya Allah, jika betul al-Quran ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami adzab yang pedih).

Maka turunlah ayat “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah pula Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun. (QS. Al-Anfal: 33)”. (HR. Bukhari)

Tafsir Quraish Shihab: Ingatlah, wahai Nabi, bagaimana mereka menentangmu dan menentang Allah seraya mengatakan dengan nada menantang, “Kalau apa yang engkau bawa itu adalah benar, turunkanlah hujan batu dari langit, atau turunkan siksa yang amat keras dan pedih.”

Surah Al-Anfal Ayat 33
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Terjemahan: Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun

Tafsir Ibnu Katsir: Ali bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu Abbas: وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ (Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka) Allah sekali-sekali tidak akan menyiksa suatu kaum sementara para Nabi masih berada di tengah-tengah mereka, sehingga Allah mengeluarkan mereka.

Kemudian Allah berfirman: وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (Dan tidaklah pula Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun). Ia (Ibnu Abbas) berkata: “Sedangkan tengah-tengah mereka terdapat orang yang sudah ada ketetapan semenjak dahulu kala dari Allah, bahwa mereka akan masuk ke dalam iman, yaitu istighfar”. يَسْتَغْفِرُونَ (Mereka meminta ampun) adalah yushaaluuna (mereka melakukan shalat), yaitu penduduk Makkah.

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 70-71; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Adh-Dhahhak dan Abu Malik berkata: وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (Dan tidaklah pula Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun) Maksudnya adalah, orang-orang beriman yang ada di Makkah.

At-Tirmidzi berkata dari Abi Burdah bin Abi Musa, dari bapaknya, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Allah menurunkan dua keamanan kepadaku untuk umatku, yaitu; Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun. Maka jika aku telah wafat, aku tinggalkan pada mereka istighfar sampai hari Kiamat”.

Hadits at-Tirmidzi ini diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dan al-Hakim dalam al-Mustadraknya, dari Abu Said, bahwasanya Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya syaitan berkata: Demi kemuliaan-Mu ya Rabb, aku akan terus-menerus membelokkan dan menggoda hamba-hambaMu selama nyawa mereka masih ada pada badan mereka. Allah menjawab: Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, Aku akan terus-menerus mengampuni mereka selama mereka meminta ampunan dari-Ku”.

Kemudian al-Hakim berkata: “Sanadnya shahih tetapi Imam Bukhari dan Imam Muslim tidak mengeluarkannya”.

Tafsir Quraish Shihab: Dengan hikmah-Nya, Allah tidak akan menurunkan siksa duniawi yang berat pada mereka, sementara engkau berada di tengah-tengah mereka, dengan harapan mereka menyambut seruanmu itu. Dan bukan kehendak Allah untuk menghukum orang-orang yang durhaka selama mereka meminta ampunan, menyadari dan meninggalkan kekeliruan mereka.

Alhamdulillah, demikianlah telah kita tadabburi bersama Surah Al-Anfal Ayat 31-33 berdasarkan Tafsir Quraish Shihab, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Jalalain. Semoga menambah kecintaan kita terhadap Al-Qur’an dan semakin meningkatkan Iman kita. Amin.

M Resky S