Surah Al-Anfal Ayat 38-40; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Al-Anfal Ayat 38-40

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Anfal Ayat 38-40 ini menjelaskan bahwa salah satu karunia Allah Swt bagi setiap hamba-Nya adalah senantiasa terbukanya pintu dan jalan untuk bertaubat, sehingga siapa saja setiap saat dapat memperbaiki perbuatannya dan kembali ke jalan yang lurus dan meninggalkan dosa.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Karunia tersebut bukan hanya untuk orang-orang Mukmin saja, namun juga bagi orang-orang Kafir setiap saat dapat memperoleh hidayah-Nya dan bertaubat hingga memperoleh kasih sayang Allah dan mendapatkan ampunan-Nya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Anfal Ayat 38-40

Surah Al-Anfal Ayat 38
قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْأَوَّلِينَ

Terjemahan: Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: “Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah tenhadap) orang-orang dahulu”.

Tafsir Jalalain: قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا (Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu,) seperti Abu Sofyan dan teman-temannya إِنْ يَنْتَهُوا (“Jika mereka berhenti) dari kekafirannya dan dari memerangi Nabi SAW. يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ (niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang telah lalu) dari amal perbuatan mereka

وَإِنْ يَعُودُوا (dan jika mereka kembali lagi) untuk memerangi Nabi saw. فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْأَوَّلِينَ (sesungguhnya akan berlaku terhadap mereka sunah Allah terhadap orang-orang dahulu.”) Allah akan memberlakukan sunah-Nya terhadap diri mereka, dengan cara membinasakannya, seperti yang telah Kami lakukan terhadap umat-umat terdahulu.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah SWT berfirman kepada Nabi Muhammad SAW: قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا (Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: Jika mereka berhenti dari kekafiannya). Maksudnya, dari apa yang mereka ada di dalamnya, berupa kekufuran, penentangan dan pembangkangan dan hendaklah mereka masuk Islam, taat dan kembali kepada Allah. Jika demikian, niscaya Allah akan mengampuni mereka atas apa yang telah berlalu.

Maksudnya, dari kekufurannya, dosa-dosanya dan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana tersebut dalam hadits shahih, dari hadits Abu Wail dari Ibnu Mas’ud ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Siapa yang berbuat baik dalam Islam, apa yang dilakukannya pada masa Jahiliyah tidak dihukum, dan siapa yang berbuat buruk dalam Islam, akan dihukum dari awal hingga akhir”. (Muttafaq alaih.-Pent.)

Tersebut dalam hadits shahih juga, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Islam itu menghapus apa yang ada sebelumnya, dan taubat itu menghapus apa yang terjadi sebelumnya”.

Firman Allah: وَإِنْ يَعُودُوا (Dan jika mereka kembali lagi) Maksudnya, jika mereka tetap terus seperti semula. فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْأَوَّلِينَ (Sesungguhnya akan berlaku kepada mereka sunnah Allah terhadap orang-orang dahulu)

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 29; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Maksudnya, maka sesungguhnya sunnah-Ku berlaku pada umat-umat terdahulu, yaitu bahwasanya jika mereka mendustakan dan terus-menerus membangkang, maka sesungguhnya Kami menyegerakan adzab dan siksaan kepada mereka.

Mujahid berkata: “Maksudnya sunatullah itu berlaku berlaku pada orang-orang Quraisy pada perang Badar, dan berlaku pula pada umat-umat lainnya”.

Tafsir Quraish Shihab: Meskipun ucapan Tuhan itu bernada keras dan berisi ancaman, akan tetapi pintu tobat masih tetap terbuka lebar. Maka katakanlah, wahai Nabi pembawa kasih sayang dan rahmat, kepada para penentang itu bahwa apabila mereka tidak lagi menentang dan syirik, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka di masa lalu.

Tapi jika mereka tetap memilih kesesatan dan kembali memerangi kamu, maka telah ditetapkan bagi mereka hukuman seperti yang diberikan kepada orang-orang terdahulu. Allah akan memenangkan kebenaran atas kepalsuan, selama orang-orang yang berpihak pada kebenaran itu tetap tunduk kepada-Nya dan mengikuti ketentuan-ketentuan untuk menang.

Surah Al-Anfal Ayat 39
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ ۚ فَإِنِ انْتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Terjemahan: Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

Tafsir Jalalain: وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ (Dan perangilah mereka supaya tidak ada) supaya jangan ada فِتْنَةٌ (fitnah) kemusyrikan وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ (dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah) hanya bagi Allah semata dan tidak disembah selain dari-Nya.

فَإِنِ انْتَهَوْا (Jika mereka berhenti) dari kekafiran فَإِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (Maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan) Dia akan membalas mereka karenanya.

Tafsir Ibnu Katsir: Al-Bukhari berkata dari Ibnu Umar, bahwasanya ada seorang lelaki datang, lalu berkata: “Wahai Abu Abdir Rahman, tidakkah engkau melakukan sesuatu yang disebutkan Allah dalam Kitab-Nya? Yaitu: wa in thaa-ifataani minal mu’miniinaqtataluu (Dan jika ada dua kelompok dari orang-orang beriman yang saling berperang) (QS. Al-Hujuraat: 9). Lalu apa yang menghalangimu untuk berperang seperti yang disebutkan Allah dalam Kitab-Nya?”

Maka Ibnu Umar berkata: “Wahai anak saudara lelakiku, dicela dengan ayat ini dan aku tidak memerangi, lebih aku cintai dari pada dicela dengan ayat yang menjelaskan firman Allah: wa may yaqtul mu’minam muta’ammidan (Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja) (QS. An-Nisa: 93).

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 34-35; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Ibnu Umar berkata: “Karena sesungguhnya Allah swt. berfirman: قَاتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ (Dan perangilah mereka itu, supaya jangan ada fitnah) Ibnu Umar berkata: Kami telah melakukannya pada zaman Rasulullah saw, yaitu saat Islam masih sedikit. Saat itu seseorang terfitnah dalam agamanya, baik mereka hendak membunuhnya ataupun mereka hendak mengikatnya, sehingga Islam menjadi banyak, sehingga tidak ada lagi fitnah”.

Saat orang itu tidak melihat bahwa Ibnu Umar tidak sependapat dengannya dalam hal yang ia inginkan, orang itu berkata: “Bagaimana pendapat kalian tentang Ali dan Utsman?” Ibnu Umar menjawab: “Pendapatku tentang Ali dan Utsman adalah sebagai berikut; Utsman telah dimaafkan Allah sedangkan kalian tidak mau memaafkannya. Sedangkan Ali adalah putra paman Rasulullah dan menantunya. Dan dengan memberikan isyarat dengan tangannya, Ibnu Umar berkata: “Dan inilah dia puterinya sebagaimana yang kalian lihat”.

Firman Allah: وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ (Dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah) Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam berkata: “Tidak ada kekufuran bersama agama kalian”. Pendapat ini diperkuat oleh hadits yang tersebut di dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda:

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia, sehingga mereka mengucapkan: Laa ilaaHa illallaaH, jika mereka telah mengucapkannya, berarti mereka telah melindungi darah mereka dan harta mereka dariku, kecuali dengan haknya, sedangkan hisab (penghitungan amal mereka) terserah kepada Allah Ta’ala”.

Tersebut dalam dua kitab shahih pula, dari Abu Musa al-Asy’ari, ia berkata: “Rasulullah saw. ditanya tentang seseorang yang berperang untuk menunjukkan keberaniannya berperang karena fanatisme dan berperang karena riya, manakah dari mereka yang berperang fii sabilillah?” Maka beliau bersabda: “Siapa yang berperang supaya kalimat Allah adalah yang tertinggi, maka itulah yang fii sabilillah”.

Firman Allah Ta’ala: فَإِنِ انْتَهَوْا (Jika mereka berhenti dari kekafiran) Maksudnya, mereka berhenti karena adanya peperangan dari kalian, berhenti dari kekufuran yang selama ini, maka tahanlah kalian dari memerangi mereka, meskipun kalian tidak mengetahui isi bathin mereka, sebab: فَإِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (Maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan).

Ini seperti pada firman Allah yang artinya: “Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka berjalan” (QS. At-Taubah: 5).

Tersebut dalam hadits shahih, bahwa Rasulullah bersabda kepada Usamah, saat dia mengangkat pedangnya ke atas seorang lelaki, lalu lelaki mengucapkan Laa ilaaha illallaah, lalu Usamah tetap membunuhnya, kemudian menyampaikan kejadian itu kepada Rasulullah saw, maka beliau bersabda kepada Usamah:

Baca Juga:  Surah Al-Hadid Ayat 18-19; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

“Apakah engkau membunuhnya setelah dia mengucapkan, Laa ilaaha illallaah? Dan bagaimana engkau berbuat dengan Laa ilaaHa illallaaH pada hari Kiamat?” Maka Usamah berkata: “Wahai Rasulullah, dia mengucapkannya hanya untuk melindungi diri”. Rasulullah bersabda: “Apakah engkau membelah hatinya?” Dan Rasulullah terus-menerus mengulangi pertanyaan tersebut kepada Usamah: “Siapa yang bisa menolongmu dalam menghadapi Laa ilaaHa illallaaH pada hari Kiamat?” Usamah berkata: “Sampai-sampai aku berangan-angan kalau saja aku tidak masuk Islam kecuali baru pada hari itu”. (HR. Muslim kitab al-Iman, Ibnu Majah dan Ahmad.-Pent.)

Tafsir Quraish Shihab: Teruskanlah memerangi orang-orang musyrik sampai mereka menghentikan tindakan yang merusak kepercayaan orang-orang beriman melalui penindasan dan penyiksaan.

Apabila mereka benar-benar meninggalkan kekufuran dan tidak lagi mnenyakiti orang-orang beriman dan mengikhlaskan agama demi Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Memberi balasan atas perbuatan mereka.

Surah Al-Anfal Ayat 40
وَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلَاكُمْ ۚ نِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ

Terjemahan: Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Tafsir Jalalain: وَإِنْ تَوَلَّوْا (Dan jika mereka berpaling) dari keimanan فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلَاكُمْ (maka ketahuilah bahwasanya Allah pelindung kalian) yang akan menolong dan mengatur urusan-urusan kalian نِعْمَ الْمَوْلَىٰ (sebaik-baik pelindung) adalah Dia وَنِعْمَ النَّصِيرُ (dan Dia adalah sebaik-baik penolong) yang akan menolong kalian.

Tafsir Ibnu Katsir: Maksudnya, jika mereka terus berlanjut menyelisihi dan memerangi kalian, maka ketahuilah bahwa Allah SWT adalah pelindung kalian, maksudnya, Tuan kalian dan Penolong kalian atas musuh-musuh kalian, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Tafsir Quraish Shihab: Jika mereka terus berpaling dan menyakiti orang-orang Mukmin, maka ketahuilah, hai orang-orang yang beriman, bahwa kalian berada dalam perlindungan Allah, suatu perlindungan yang paling disukai dan paling kuat. Dia adalah penolong kalian. Pertolongannya adalah yang paling kuat dan paling agung.

Alhamdulillah, demikianlah telah kita tadabburi bersama Surah Al-Anfal Ayat 38-40 berdasarkan Tafsir Quraish Shihab, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Jalalain. Semoga menambah kecintaan kita terhadap Al-Qur’an dan semakin meningkatkan Iman kita. Amin.

M Resky S