Surah Al-Ankabut Ayat 19-23; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Ankabut Ayat 19-23

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Ankabut Ayat 19-23 ini, Allah menegaskan bilamana orang-orang kafir tetap tidak juga percaya kepada Allah Yang Maha Esa seperti apa yang disampaikan oleh para rasul-Nya, maka mereka diajak untuk melihat dan memikirkan tentang proses kejadian diri mereka sendiri sejak dari permulaan sampai akhir.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Bilamana manusia masih belum juga memahami apa maksud ayat di atas Allah, menganjurkan supaya mereka berjalan mengunjungi tempat-tempat lain seraya memperhatikan dan memikirkan betapa Allah kuasa menciptakan makhluk-Nya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Ankabut Ayat 19-23

Surah Al-Ankabut Ayat 19
أَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللَّهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Terjemahan: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

Tafsir Jalalain: أَوَلَمْ يَرَوْا (Dan apakah mereka tidak memperhatikan) dapat dibaca Yarau dan Tarau, artinya memikirkan كَيْفَ يُبْدِئُ اللَّهُ الْخَلْقَ (bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya) lafal Yubdi-u menurut suatu qiraat dibaca Yabda-u berasal dari Bada-a, makna yang dimaksud bagaimana Allah menciptakan mereka dari permulaan ثُمَّ (kemudian) Dia يُعِيدُهُ (mengulanginya kembali) maksudnya mengulangi penciptaan-Nya kembali sebagaimana permulaan Dia menciptakan mereka.

إِنَّ ذَلِكَ (Sesungguhnya yang demikian itu) yaitu hal yang telah disebutkan mengenai penciptaan pertama dan penciptaan kedua عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (adalah mudah bagi Allah) dan kenapa mereka mengingkari adanya penciptaan yang kedua itu; yang dimaksud adalah hari berbangkit.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman mengabarkan tentang al-Khalilullah, bahwa dia mengarahkan mereka untuk menetapkan hari akhirat yang mereka ingkari dengan bukti yang mereka saksikan di dalam diri mereka sendiri, dimana Allah menciptakan mereka setelah sebelumnya mereka sebelumnya tidak ada. Kemudian mereka ada dan menjadi manusia yang dapat mendengar dan melihat.

Rabb yang memulai penciptaan ini semua Mahakuasa untuk mengembalikannya lagi. Karena itu amat mudah dan ringan bagi-Nya. Kemudian Dia pun mengarahkan mereka untuk mengambil pelajaran dengan apa yang ada di ufuk berupa tanda-tanda yang dapat disaksikan melalui sesuatu yang diciptakan Allah, berbagai lapisan dan benda-benda yang ada di dalamnya berupa bintang-bintang bercahaya yang kokoh serta beberapa lapisan bumi dan benda-benda yang terkandung di dalamnya berupa lembah, gunung-gunung, oase-oase, daratan-daratan, hutan, pohon-pohon, buah-buahan dan lautan. Semua itu menunjukkan kebaruannya dalam dirinya serta adanya Pencipta Yang Mahaberbuat secara bebas. Rabb yang berfirman kepada sesuatu: “Jadilah,” maka iapun jadi.

Untuk itu Dia berfirman: أَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللَّهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan [manusia] dari permulaannya, kemudian mengulanginya [kembali]. sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”

Tafsir Kemenag: Sebagian ulama memandang ayat ini ditujukan kepada penduduk Mekah yang tidak mau beriman kepada Rasulullah. Tetapi jumhur mufasir berpendapat bahwa ayat ini masih merupakan rangkaian dari peringatan Nabi Ibrahim kepada kaumnya.

Di sini Allah menegaskan bilamana orang-orang kafir tetap tidak juga percaya kepada Allah Yang Maha Esa seperti apa yang disampaikan oleh para rasul-Nya, maka mereka diajak untuk melihat dan memikirkan tentang proses kejadian diri mereka sendiri sejak dari permulaan sampai akhir.

Allah menciptakan manusia mulai dari proses di rahim ibu selama enam atau sembilan bulan, atau lebih. Setelah lahir, manusia dilengkapi dengan kemampuan pendengaran, penglihatan, dan akal pikiran. Untuk menjamin kehidupannya, Allah memudahkan sumber-sumber rezeki guna menunjang kelestarian hidupnya.

Apabila telah datang takdir, Allah mewafatkannya melalui malaikat yang ditugaskan. Bagi Allah membangkitkan manusia adalah mudah seperti mudahnya menciptakan mereka. Allah menegaskan dalam ayat lain:

Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (ar-Rum/30: 127)

Baca Juga:  Surah Al-Ankabut Ayat 5-7; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tegasnya ayat ini memperingatkan bahwa manusia seharusnya dapat memahami betapa mudahnya bagi Allah menciptakan manusia. Akan tetapi, mengapa mereka tidak mempercayai akan adanya hari Kebangkitan padahal itu justru lebih mudah bagi Allah?

Tafsir Quraish Shihab: Mereka telah melihat dan mengetahui bahwa Allahlah yang mengawali penciptaan, kemudian Dia akan mengembalikan penciptaan itu. Maka bagaimana mungkin mereka mengingkari kebangkitan di hari akhir untuk dihitung dan diberi balasan? Sesungguhnya pengembalian penciptaan sangatlah mudah bagi Allah.

Surah Al-Ankabut Ayat 20
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنشِئُ النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Terjemahan: Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Tafsir Jalalain: قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ (Katakanlah, “Berjalanlah kalian di muka bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah memulai penciptaan-Nya) yakni menciptakan orang-orang yang sebelum kalian, kemudian Dia mematikan mereka ثُمَّ اللَّهُ يُنشِئُ النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ (lalu Allah menjadikannya sekali lagi) dapat dibaca An Nasy-atal akhirata dan An Nasy-atal ukhra. إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) antara lain ialah memulai dan mengulanginya.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah berfirman: قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنشِئُ النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ (“Katakanlah: ‘Berjalanlah di muka bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi.’” Masalah ini sama dengan firman Allah: إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (“Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Firman Allah: سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ (“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda [kekuasaan] Kami di segenap ufuk dan pada diri merek sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu benar.”) (Fushshilat: 53)

Tafsir Kemenag: Bilamana manusia masih belum juga memahami apa maksud ayat di atas Allah, menganjurkan supaya mereka berjalan mengunjungi tempat-tempat lain seraya memperhatikan dan memikirkan betapa Allah kuasa menciptakan makhluk-Nya.

Manusia juga diperintahkan untuk memperhatikan susunan langit dan bumi, serta jutaan bintang yang gemerlapan. Sebagian ada yang tetap pada posisinya, tetapi berputar pada garis orbitnya. Demikian juga gunung-gunung dan daratan luas yang diciptakan Allah sebagai tempat hidup.

Beraneka ragam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, sungai dan lautan yang terbentang luas. Semuanya bila direnungkan akan menyadarkan seseorang betapa Maha Kuasanya Allah Pencipta semua itu.

Maka patutkah kita tidak percaya bahwa untuk menghidupkan dan mematikan diri manusia yang lemah itu adalah suatu hal yang sangat mudah bagi Allah? Begitu pula untuk membangkitkan kembali dalam menempuh kehidupan kedua (hari akhirat) juga masalah yang tidak sukar bagi Allah. Pada ayat lain Allah menjelaskan lagi:

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (Fussilat/41: 53)

Begitu juga kita jumpai ayat yang berbunyi: Demikianlah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tidak ada tuhan selain Dia; maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan? (al-Mu’min/40: 62)

Tafsir Quraish Shihab: Katakanlah, wahai Rasul, kepada orang-orang yang mendustaakan itu, “Berjalanlah kalian di muka bumi, dan perhatikanlah bermacam-macam makhluk ciptaan Allah yang ada di dalamnya. Dan lihatlah bekas orang-orang sebelum kalian yang ada di sana, setelah mereka mati dan rumah-rumah mereka kosong dari mereka.

Ketahuilah bahwa Allah akan mengembalikan itu semua dengan kekuasaan-Nya di akhirat nanti dengan kebangkitan, yaitu penciptaan kembali. Begitu pula keadaan kalian. Sesungguhnya Allah sangat sempurna kekuasaan-Nya atas segala sesuatu. “

Baca Juga:  Surah Al-Ankabut Ayat 47-49; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ayat suci ini memerintahkan para ilmuwan untuk berjalan di muka bumi guna menyingkap proses awal penciptaan segala sesuatu, seperti hewan, tumbuhan dan benda-benda mati. Sesungguhnya bekas-bekas penciptaan pertama terlihat di antara lapisan-lapisan bumi dan permukaannya. Maka dari itu, bumi merupakan catatan yang penuh dengan sejarah penciptaan, mulai dari permulaannya sampai sekarang.

Surah Al-Ankabut Ayat 21
يُعَذِّبُ مَن يَشَاءُ وَيَرْحَمُ مَن يَشَاءُ وَإِلَيْهِ تُقْلَبُونَ

Terjemahan: Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya, dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan.

Tafsir Jalalain: يُعَذِّبُ مَن يَشَاءُ (Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya) menerima azab-Nya وَيَرْحَمُ مَن يَشَاءُ (dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya) untuk menerima rahmat-Nya وَإِلَيْهِ تُقْلَبُونَ (dan hanya kepada-Nya-lah kalian akan dikembalikan) yakni, hanya kepada-Nya-lah kalian kembali.

Tafsir Ibnu Katsir: firman Allah: يُعَذِّبُ مَن يَشَاءُ وَيَرْحَمُ مَن يَشَاءُ (“Allah mengadzab siapa yang dikehendaki-Nya dan memberikan rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya.”) yaitu Dia lah al-Hakim yang mengatur, berbuat apa saja sesuai yang dikehendaki-Nya serta memutuskan apa yang dikehendaki-Nya, tidak ada yang menentang hukum-Nya.

Dia tidak ditanya tentang apa yang dilakukan-Nya dan merekalah yang akan ditanya. Dia memiliki hak penciptaan dan perintah, apa pun yang Dia lakukan, maka Dia pasti adil. Karena Dia adalah Pemilik yang tidak berbuat dhalim seberat biji sawi pun.

Sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh ash-haabus Sunan: “Sesungguhnya Allah, seandainya menyiksa penghuni langit dan bumi, niscaya dia akan mengadzab mereka sedang Dia tidak berbuat dhalim kepada mereka.”

Untuk itu Allah berfirman: يُعَذِّبُ مَن يَشَاءُ وَيَرْحَمُ مَن يَشَاءُ وَإِلَيْهِ تُقْلَبُونَ (“Allah mengadzab siapa saja yang dikehendaki-Nya dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan hanya kepada-Nya lah kamu akan dikembalikan.”) yaitu kalian akan dikembalikan pada hari kiamat.

Tafsir Kemenag: Mendengar nasihat yang dikemukakan oleh orang itu dan melihat sikapnya yang menampakkan kejujuran dan keikhlasan, dengan segera Musa berangkat dalam keadaan selalu waspada, karena di belakangnya beberapa orang tentara Fir’aun telah siap-siap untuk mengepung dan menangkapnya. Alangkah beratnya tekanan yang diderita Musa.

Walaupun demikian, ia tetap berusaha menyelamatkan dirinya dan berdoa kepada Allah, “Hai Tuhanku Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bebaskanlah aku dari cengkeraman kaum Fir’aun yang aniaya. Allah mengabulkan doanya dan menunjukkannya jalan menuju Madyan.

Menurut riwayat, Fir’aun memerintahkan kepada tentaranya supaya mengejar Musa sampai ke jalan-jalan kecil dan melarang mereka melalui jalan raya karena ia yakin bahwa Musa tidak mungkin akan menempuh jalan itu.

Tafsir Quraish Shihab: Allah menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya setelah penciptaan untuk kedua kalinya di akhirat, yaitu orang-orang yang ingkar kepada-Nya dan mengasihi siapa saja yang dikehendaki-Nya, yaitu orang-orang yang mengakui-Nya. Sesungguhnya hanya kepada-Nyalah tempat kembali seluruh makhluk untuk dihitung dan diberi balasan.

Surah Al-Ankabut Ayat 22
وَمَا أَنتُم بِمُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

Terjemahan: Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dan tidak (pula) di langit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung dan penolong selain Allah.

Tafsir Jalalain: وَمَا أَنتُم بِمُعْجِزِينَ (Dan kalian sekali-kali tidak dapat melepaskan diri) dari jangkauan kekuasaan Rabb kalian فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ (di bumi dan tidak pula di langit) jika kalian berada padanya; makna yang dimaksud ialah bahwa kalian tidak akan dapat terlepas daripada-Nya di mana pun kalian berada وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ (dan sekali-kali tiadalah bagi kalian seorang pelindung pun selain dari Allah) yang dapat mencegah azab-Nya atas kalian (dan tidak pula seorang penolong) yang dapat menolong kalian dari azab-Nya.

Baca Juga:  Surah Adz-Dzariyat Ayat 15-23; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: وَمَا أَنتُم بِمُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ (“Dan kamu sekali-sekali tidak dapat melepaskan diri [dari adzab Allah] di bumi dan di langit.”) yaitu tidak ada satupun penghuni langit dan bumi yang dapat melepaskan diri dari-Nya. Bahkan, Dia Mahaperkasa di atas hamba-hamba-Nya. Dan semuanya takut dan butuh kepada-Nya dan Dia Mahakaya dari selain-Nya.

وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ (“Dan sekali-sekali tiadalah bagimu Pelindung dan Penolong selain Allah.

Tafsir Kemenag: Tidak ada yang mengalahkan dan menandingi kekuasaan Allah. Allah berkuasa atas sekalian hamba-Nya. Semua makhluk membutuhkan-Nya. Andaikata seseorang pergi mencari tempat pelarian ke langit yang tinggi, atau bersembunyi dalam perut ikan di laut, ia takkan dapat melepaskan diri dari genggaman kekuasaan Allah. Oleh karena itu, tidak seorang pun di antara manusia yang dapat mencari seorang penolong yang akan melepaskannya dari azab dan siksaan Allah, baik di langit maupun di bumi.

Tafsir Quraish Shihab: Wahai orang-orang yang mendustakan, kalian tidak akan dapat mengungguli kekuasaan Allah, baik kalian berada di bumi atau di langit. Bahkan kekuasaan-Nya meliputi kalian. Kalian tidak memiliki penolong yang dapat membela kalian dari Allah dan menolong kalian dari azab-Nya.

Surah Al-Ankabut Ayat 23
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَلِقَائِهِ أُولَئِكَ يَئِسُوا مِن رَّحْمَتِي وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Terjemahan: Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih.

Tafsir Jalalain: وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَلِقَائِهِ (Orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia) tidak percaya pada Alquran dan adanya hari berbangkit أُولَئِكَ يَئِسُوا مِن رَّحْمَتِي (mereka putus asa dari rahmat-Ku) surga-Ku وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (dan mereka itu mendapat azab yang pedih) yakni azab yang menyakitkan.

Tafsir Ibnu Katsir: وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَلِقَائِهِ (“Dan sekali-sekali tiadalah bagimu Pelindung dan Penolong selain Allah. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan-Nya,”) yaitu mereka menentang dan mengingkari hari kemudian, أُولَئِكَ يَئِسُوا مِن رَّحْمَتِي (“Mereka putus asa dari rahmat-Ku.”) yaitu mereka tidak memiliki bagian darinya: وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (“Dan mereka itu mendapat adzab yang pedih,”) yang sangat menyakitkan di dunia dan di akhirat.

Tafsir Kemenag: Setelah menjelaskan tiga masalah pokok dalam Islam yang merupakan sebagian dari rukun iman, maka Allah mengancam orang kafir yang tidak mau membenarkan keterangan-keterangan-Nya di atas bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah, sehingga mereka berputus asa.

Karena mengingkari keesaan Allah, mendustakan para rasul yang diutus kepada mereka, serta tidak percaya akan adanya hari Kebangkitan, berarti mereka tidak takut akan ancaman azab Allah dan tidak mengharapkan balasan yang baik dari sisi Nya. Oleh karena itu, wajar jika mereka diancam dengan azab yang pedih, di dunia maupun akhirat.

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang yang mengingkari bukti-bukti keesaan Allah dan mendustakan rasul-rasul dan kitab-kitab suci-Nya, serta mengingkari kebangkitan dan perhitungan, adalah orang-orang yang tidak memiliki harapan untuk mendapatkan rahmat Allah. Dan bagi mereka azab yang keras dan menyakitkan.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Ankabut Ayat 19-23 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S