Surah Al-A’raf Ayat 130-131; Seri Tadabbur Al-Qur’an

Surah Al-A'raf Ayat 130-131

Pecihitam.org – Surah Al-A’raf Ayat 130-131 menceritakan tentang Fir’aun dengan sikapnya yang sombong dan tidak bersyukur, yaitu ketika ia ditimpa musibah maka ia menyalahkan Musa dan kaumnya, namun ketika ia diberi nikmat, maka ia menyebutnya sebagai hasil usahanya sendiri.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 130-131;

Surah Al-A’raf Ayat 130
وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

Terjemahan: Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir’aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran.

Tafsir Jalalain: وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ (Dan sesungguhnya Kami telah menghukum Firaun dan kaumnya dengan mendatangkan musim kemarau yang panjang) musim paceklik

وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ (dan kekurangan buah-buahan supaya mereka mengambil pelajaran) menjadikannya sebagai pelajaran bagi mereka kemudian mereka mau beriman karenanya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ (Dan sesungguhnya Kami telah menghukum Fir’aun dan kaumnya) maksudnya Kami uji dan coba mereka; بِالسِّنِينَ (dengan mendatangkan musim kemarau yang panjang) yaitu masa-masa kelaparan yang sangat panjang karena sedikitnya tanaman yang tumbuh;

وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ (dan kekurangan buah-buahan) Mujahid berkata: “Yaitu cobaan yang lebih ringan dari hal tersebut”. لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ (Supaya mereka mengambil pelajaran).

Tafsir Quraish Shihab: Sungguh kami telah memberi hukuman kepada Fir’aun dan kaumnya dengan mendatangkan kemarau panjang, musim paceklik dan sulitnya penghidupan karena kurangnya bahan-bahan pangan dan buah- buahan, dengan harapan agar mereka mengakui betapa lemahnya kekuasaan tiran mereka jika dibandingkan dengan kekuatan Allah.

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 88-89; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Semoga mereka dapat mengambil pelajaran dan tidak kembali menganiaya Banû Israil serta mengikuti ajakan Musa a.s. Karena, sesungguhnya, kesulitan dan bencana itu biasanya dapat mencegah orang berlaku sombong, membersihkan diri untuk menerima kebenaran, dan mendorong untuk mengharap perkenan Tuhan semesta alam dan tunduk kepada-Nya.

Surah Al-A’raf Ayat 131
فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَٰذِهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَىٰ وَمَنْ مَعَهُ ۗ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

Terjemahan: Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Itu adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Tafsir Jalalain: فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ (Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran) kesuburan tanah dan kecukupan hidup قَالُوا لَنَا هَٰذِهِ (mereka berkata, “Ini adalah karena usaha kami”) kami berhak memperolehnya, akan tetapi mereka tidak mau mensyukurinya.

وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ (Dan jika mereka ditimpa kesusahan) kekeringan dan musibah/bencana يَطَّيَّرُوا (mereka lemparkan sebab kesialan itu) mereka menganggap kesialan itu بِمُوسَىٰ وَمَنْ مَعَهُ (kepada Musa dan orang-orang yang besertanya) dari kalangan orang-orang yang beriman.

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 10; Seri Tadabbur Al-Qur'an

أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ (Ketahuilah sesungguhnya kesialan mereka itu) rasa sial mereka itu عِنْدَ اللَّهِ (adalah ketetapan dari Allah) yang sengaja diturunkan kepada mereka وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui) bahwa apa yang menimpa mereka adalah datang dari sisi Allah.

Tafsir Ibnu Katsir: فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ (Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran) Maksudnya kesuburan dan melimpahnya rizki. قَالُوا لَنَا هَٰذِهِ (Mereka berkata: ‘Ini adalah karena usaha kami’) Maksudnya, semuanya ini memang sudah menjadi hak kami.

وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ (Dan jika mereka ditimpa kesusahan) Yakni ketidak suburan dan kegersangan, maka: يَطَّيَّرُوا بِمُوسَىٰ وَمَنْ مَعَهُ (Mereka melemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya) Maksudnya, semuanya ini disebabkan oleh mereka (Musa dan kaumnya) dan apa yang mereka bawa.

أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ (Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah) Artinya, semua bencana yang menimpa mereka itu sudah menjadi ketetapan di sisi Allah. وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (Akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui).

Tafsir Quraish Shihab: Akan tetapi Fir’aun dan kaumnya, yang tidak terbiasa memegang kebenaran, kembali ingkar dan berbuat maksiat. Mereka memang orang-orang yang tidak konsisten.

Baca Juga:  Surah An-Naml Ayat 87-90; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Jika mereka memperoleh kesuburan dan kemakmuran–dan begitulah yang acapkali terjadi–mereka akan berkata, “Kami memang berhak mendapatkan hal ini, karena keistimewaan kami yang tidak dimiliki orang lain.”

Tetapi jika mereka ditimpa malapetaka seperti kemarau panjang, terserang wabah dan krisis ekonomi, mereka menganggap hal itu disebabkan oleh adanya “kutukan” Musa dan pengikutnya.

Mereka lupa bahwa kezaliman dan kejahatan yang mereka lakukan itulah yang sebenarnya membuat mereka ditimpa malapetaka seperti itu. Allahlah yang menimpakan bencana itu disebabkan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan; bukan karena Musa dan pengikutnya sebagaimana yang mereka kambinghitamkan. Akan tetapi kebanyakan mereka tidak menyadari hakikat yang tidak diragukan ini.

Demikianlah telah kita tadabburi bersama Surah Al-A’raf Ayat 130-131 berdasarkan Tafsir Quraish Shihab, Tafsir Jalalain dan Tafsir Ibnu Katsir. Semoga bermanfaat.

M Resky S