Surah Al-A’raf Ayat 201-202; Seri Tadabbur Al-Qur’an

Surah Al-A'raf Ayat 201-202

Pecihitam.org – Surah Al-A’raf Ayat 201-202 menjelaskan bahwa Allah SWT memberitahukan mengenai semua hamba-Nya yang bertakwa, yang senantiasa mentaati segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 201-202

Surah Al-A’raf Ayat 201
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ

Terjemahan: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.

Tafsir Jalalain: إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ (Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa) terkena طَائِفٌ (was-was) menurut suatu qiraat dibaca thaifun bukan thaaifun, artinya sesuatu yang menimpa mereka

مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا (dari setan mereka ingat) akan siksa Allah dan pahala-Nya فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ (maka ketika itu mereka melihat) perbedaan antara perkara yang hak dan yang batil lalu mereka kembali kepada jalan yang hak.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah memberitahukan tentang hamba-hambaNya yang bertakwa, yang senantiasa mentaati semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya, bahwa;

إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ (Apabila mereka ditimpa was-was dari syaitan) Sebagian ada yang membaca “Thaifun” dan sebagian lainnya membaca “طَائِفٌ” sebagaimana terdapat hadits yang menyebutkan hal ini dan kedua bacaan itu adalah masyhur.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 28-29; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Ada yang mengatakan bahwa kedua kata itu mempunyai satu arti, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa antara kedua kata tersebut terdapat perbedaan arti.

Di antara ulama ada yang menafsirkan dengan kemurkaan dan ada juga yang menafsirkan dengan kemasukan syaitan, yaitu (hingga pada keadaan) terjatuh dan semisalnya, ada pula yang menafsirkannya dengan keinginan berbuat dosa, juga ada yang menafsirkannya dengan perbuatan dosa.

Dan firman-Nya: تَذَكَّرُوا (Mereka ingat) yakni siksaan dan besarnya pahala Allah, janji dan ancaman-Nya, sehingga mereka segera bertaubat dan kembali kepada-Nya dan memohon perlindungan-Nya.

فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ (Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya) maksudnya mereka telah beristiqamah dan sadar berpegang teguh pada apa yang mereka jalani.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Allah yang memberi batas antara diri mereka dengan perbuatan-perbuatan maksiat berupa dinding yang menghalang-halangi masuknya rayuan dan godaan setan yang dapat memalingkan mereka dari perintah-perintah wajib, seketika mereka akan ingat permusuhan dan kelicikan setan. Dan di saat menyadari kebenaran, mereka akan kembali kepada-Nya.

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 136-137; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Surah Al-A’raf Ayat 202
وَإِخْوَانُهُمْ يَمُدُّونَهُمْ فِي الْغَيِّ ثُمَّ لَا يُقْصِرُونَ

Terjemahan: Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan).

Tafsir Jalalain: وَإِخْوَانُهُمْ (Dan teman-teman mereka) yaitu teman-teman setan terdiri dari orang-orang kafir يَمُدُّونَهُمْ (membantu mereka) setan-setan itu فِي الْغَيِّ ثُمَّ (dalam menyesatkan kemudian) mereka

لَا يُقْصِرُونَ (tidak henti-hentinya) di dalam menyesatkan dengan sikap penuh hati-hati sebagaimana orang-orang yang takwa pun berhati-hati terhadap godaan mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: وَإِخْوَانُهُمْ يَمُدُّونَهُمْ (Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu syaithan-syaithan) yaitu sekutu-sekutu/teman-teman syaithan yang berasal dari golongan manusia, sebagaimana firman Allah yang artinya: “Pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithan”. (Qs. al-Isra’: 27)

Mereka itu adalah para pengikut dan dan orang-orang yang setia dan taat kepada syaithan yang selalu menyambut perintah mereka. يَمُدُّونَهُمْ فِي الْغَيِّ (Membantu syaithan-syaithan dalam menyesatkan)

Maksudnya, mereka dibantu oleh syaitan-syaitan untuk berbuat maksiat, mempermudah jalan bagi mereka dan memperindahnya untuk mereka. Ibnu Katsir berkata: “Al-muddu” berarti tambahan. Maksudnya, menjadikan mereka bertambah dalam kebodohan.

ثُمَّ لَا يُقْصِرُونَ (Dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan)) Ada yang mengatakan, artinya, “Sesungguhnya syaitan itu senantiasa menyesatkan manusia dan tidak pernah menghentikannya”.

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 123-126; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Sebagaimana dikatakan oleh Ali bin Abi Thalhah, dan Ibnu Abbas, mengenai firman-Nya ini ia berkata: “Manusia tidak menghentikan perbuatannya sedangkan syaitan juga tidak menghalang-halangi mereka”.

Tafsir Quraish Shihab: Sementara pengikut-pengikut setan dari kalangan orang-orang kafir semakin lama semakin terjerumus dalam kesesatan oleh bisikan dan rayuannya. Selamanya mereka tidak akan meninggalkan kesesatan karena kesadaran.

Shadaqallahul’adzim. Demikianlah telah kita tadabburi bersama Surah Al-A’raf Ayat 201-202 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab sebagai bagian dari Seri Tadabbur Al Qur’an kita.

Semoga bermanfaat dan semakin menambah khazanah ilmu kita, serta semakin meningkatkan kecintaan kita terhadap Al Qur’an sehingga ia dapat menjadi cahaya dalam kehidupan kita saat ini dan kehidupan berikutnya. Aamiin

M Resky S