Surah Al-A’raf Ayat 37; Seri Tadabbur Al-Qur’an

Surah Al-A'raf Ayat 37

Pecihitam.org – Surah Al-A’raf Ayat 37 menjelaskan bahwa tidak ada orang yang paling zhalim selain mereka yang berbuat kebohongan atas Allah SWT. Kelak di akhirat mereka akan menyesali kejahatan dan dosa yang telah mereka kerjakan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah berfirman di dalam Surah Al-A’raf Ayat 37;

فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ ۚ أُولَٰئِكَ يَنَالُهُمْ نَصِيبُهُمْ مِنَ الْكِتَابِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ قَالُوا أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ قَالُوا ضَلُّوا عَنَّا وَشَهِدُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ

Terjemahan: Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayatNya? Orang-orang itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan baginya dalam Kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di saat itu) utusan Kami bertanya: “Di mana (berhala-berhala) yang biasa kalian sembah selain Allah?” Orang-orang musyrik itu menjawab: “Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami,” dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.

Tafsir Jalalain: فَمَنْ (Maka siapakah) maksudnya tidak ada seorang pun أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا (yang lebih zhalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah) dengan mengatakan bahwa Allah itu memiliki sekutu atau Ia beranak

Baca Juga:  Surah Yasin Ayat 8-12; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ (atau mendustakan ayat-ayat-Nya?) yaitu Alquran. أُولَٰئِكَ يَنَالُهُمْ (Orang-orang itu akan memperoleh) mereka tetap akan mendapat نَصِيبُهُمْ (bagian mereka) yaitu bagian yang telah ditentukan untuknya مِنَ الْكِتَابِ (dalam Alkitab) yakni apa-apa yang telah dipastikan dan tertulis untuk mereka di Lauh Mahfuz berupa rezeki, ajal dan lain-lainnya

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا (sehingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami) para malaikat يَتَوَفَّوْنَهُمْ قَالُوا (untuk mengambil nyawa mereka seraya mengatakan) kepada mereka dengan nada mengejek

أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُونَ (“Di mana berhala-berhala yang biasa kamu sembah) sesembahan-sesembahan yang selalu kamu puja-puja مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ قَالُوا ضَلُّوا (selain Allah.” Mereka menjawab, “Berhala-berhala itu telah lenyap) telah hilang عَنَّا (dari kami) sehingga kami tidak dapat melihatnya

وَشَهِدُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ (dan mereka mengakui terhadap diri mereka) di kala menjelang ajalnya أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ (bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir”).

Tafsir Ibnu Katsir: فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ Maknanya adalah tidak ada seorang pun yang lebih zhalim dari orang yang membuat kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya yang telah diturunkan.

Baca Juga:  Surah Asy-Syu'ara Ayat 52-59; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

أُولَٰئِكَ يَنَالُهُمْ نَصِيبُهُمْ مِنَ الْكِتَابِ (Orang-orang itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab) Para Ulama tafsir terdapat perbedaan pendapat berkenaan makna penggalan ayat tersebut.

Al-Aufi berkata dari Ibnu Abbas: “Mereka akan ditimpa apa yang telah ditetapkan kepada mereka dan ditetapkan bagi orang yang membuat kedustaan terhadap Allah, bahwa wajah mereka berwarna hitam legam”.

Mujahid berkata: “Yakni apa yang telah dijanjikan untuk mereka berupa kebaikan maupun keburukan”. Hal serupa pula disebutkan oleh Qatadah, adh-Dhahhak, serta ulama lainnya, yang juga menjadi pilihan Ibnu Jarir.

Muhammad ibnu Ka’ab al-Qurazhi berkata: “Yaitu amal perbuatan, rizki dan umurnya”. Serupa dengan yang dikatakan oleh ar-Rabi ibnu Anas dan Abdurrahman ibnu Zaid ibnu Aslam. Pendapat itu memiliki kekuatan makna. Dan konteks ayat pun menunjukkan hal tersebut, yakni firman-Nya: حَتَّىٰ إِذَا جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ (Sehingga apabila datang kepada mereka utusan-utusan Kami para Malaikat untuk mengambil nyawanya)

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ Allah SWT mengabarkan bahwa para Malaikat saat mencabut nyawa kaum musyrik, maka para Malaikat itu mengejutkan mereka dan membawa arwah mereka ke Neraka seraya bertanya kepada mereka;

قَالُوا أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ “Di manakah berhala-berhala yang kalian jadikan sekutu bagi Allah SWT dalam kehidupan dunia, yang kalian mintai pertolongan dan kalian sembah selain Allah? Panggillah mereka supaya menyelamatkan kalian dari apa yang kalian alami sekarang ini!”

Baca Juga:  Surah Thaha Ayat 90-91; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Maka para kaum musyrik itu pun menjawab: ضَلُّوا عَنَّا (Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami) Maksudnya adalah mereka telah hilang dan lenyap dari kami sehingga kami tidak bisa berharap lagi kebaikan dan manfaat dari mereka.

وَشَهِدُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ (Dan mereka mengakui terhadap diri mereka) Artinya mereka berikrar dan mengakui terhadap diri mereka sendiri: أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ (bahwa mereka adalah orang-orang kafir).

Shadaqallahul adzhim, Alhamdulillah demikian uraian singkat mengenai Surah Al-A’raf Ayat 37 berdasarkan Tafsir Jalalain dan Tafsir Ibnu Katsir yang merupakan kelanjutan dari seri Tadabbur Al Qur’an kita di situs ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua penuntut ilmu. Amin

M Resky S