Surah Al-A’raf Ayat 57-58; Seri Tadabbur Al-Qur’an

Surah Al-A’raf Ayat 57-58

Pecihitam.org – Allah SWT di dalam Surah Al-A’raf Ayat 57-58 kembali mengingatkan para hmba-Nya, bahwa Dialah Yang Maha Pemberi Rezeki dan Maha menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, kelak pada hari Kiamat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Firman Allah SWT di dalam Al Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 57-58;

Surah Al-A’raf Ayat 57
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Terjemahan: Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

Tafsir Jalalain: وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ (Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya) yakni terpencar-pencar sebelum datangnya hujan.

Menurut suatu qiraat dibaca dengan takhfif, yaitu syin disukunkan; dan menurut qiraat lainnya dengan disukunkan syinnya kemudian memakai nun yang difatahkan sebagai mashdar. Menurut qiraat lainnya lagi dengan disukunkan syinnya kemudian didamahkan huruf sebelumnya sebagai pengganti dari nun, yakni mubsyiran. Bentuk tunggal (dari yang pertama ialah nusyuurun seperti lafal rasuulun, sedangkan bentuk tunggal yang kedua ialah basyiirun

حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ (sehingga apabila angin itu membawa) maksudnya meniupkan سَحَابًا ثِقَالًا (mendung yang tebal) yaitu hujan سُقْنَاهُ (Kami halau mendung itu) mega yang mengandung air hujan itu. Di dalam lafal ini terkandung makna iltifat ‘anil ghaibiyyah

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 94-95; Seri Tadabbur Al-Qur'an

لِبَلَدٍ مَيِّتٍ (ke suatu daerah yang tandus) daerah yang tidak ada tetumbuhannya guna menyuburkannya فَأَنْزَلْنَا بِهِ (lalu Kami turunkan di daerah itu) di kawasan tersebut الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ كَذَٰلِكَ (hujan, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah) cara pengeluaran itulah

نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ (Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati) dari kuburan mereka dengan menghidupkan mereka kembali لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran) kemudian kamu mau beriman.

Tafsir Ibnu Katsir: وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا (Dan Allahlah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira) Maksudnya, angin itu bertiup menerbangkan awan yang membawa air hujan. Dan firman-Nya: بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ (Sebelum kedatangan rahmat-Nya) Maksudnya, sebelum kedatangan hujan.

حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا (Sehingga apabila angin itu telah membawa awan mendung) Artinya, angin itu membawa awan-awan yang mengandung banyak air hujan sehingga benar-benar berat dan dekat dari bumi dalam keadaan pekat.

سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ (Kami halau ke suatu daerah yang tandus) maksudnya ke daerah yang mati, sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu”. (Qs. Yasin: 33)

Oleh karena itu Allah berfirman: فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ (Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu, pelbagai buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati)

Baca Juga:  Surah Fussilat Ayat 6-8; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Artinya, sebagaimana Kami telah menghidupkan tanah ini setelah kematiannya, maka seperti itu Pula Kami menghidupkan jasad manusia pada hari Kiamat kelak, setelah akhir kesudahannya menjadi hancur berantakan, Allah menurunkan air dari langit membanjiri bumi selama empat puluh hari, dari itu tumbuhlah jasad manusia dalam kuburnya seperti biji tumbuh-tumbuhan yang tumbuh dalam tanah.

Makna seperti ini cukup banyak terdapat di dalam al-Qur’an, Allah membuat perumpamaan untuk hari Kiamat dengan menghidupkan tanah setelah kematian (ketandusan)nya. Oleh karena itu, Allah berfirman: لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran)

Surah Al-A’raf Ayat 58
وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ ۖ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا ۚ كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ

Terjemahan: Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

Tafsir Jalalain: وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ (Dan tanah yang baik) yang subur tanahnya يَخْرُجُ نَبَاتُهُ (tanaman-tanamannya tumbuh subur) tumbuh dengan baik بِإِذْنِ رَبِّهِ (dengan seizin Tuhannya) hal ini merupakan perumpamaan bagi orang mukmin yang mau mendengar petuah/nasihat kemudian ia mengambil manfaat dari nasihat itu

وَالَّذِي خَبُثَ (dan tanah yang tidak subur) jelek tanahnya لَا يَخْرُجُ (tidaklah mengeluarkan) tanamannya إِلَّا نَكِدًا (kecuali tumbuh merana) sulit dan susah tumbuhnya. Hal ini merupakan perumpamaan bagi orang yang kafir.

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 127-129; Seri Tadabbur Al-Qur'an

كَذَٰلِكَ (Demikianlah) seperti apa yang telah Kami jelaskan نُصَرِّفُ (Kami menjelaskan) menerangkan الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ (ayat-ayat Kami kepada orang-orang yang bersyukur) terhadap Allah, kemudian mereka mau beriman kepada-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ (Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah) Maksudnya, tanah yang baik akan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan cepat dan baik.

وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا (Dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh susah payah) Mujahid dan ulama lainnya mengatakan, seperti misalnya, tanah yang berair (lembab serta asin) dan lain sebagainya.

Ali bin Abi Thalhah mengatakan dari Ibnu ‘Abbas mengenai ayat itu: “Bahwa hal ini merupakan perumpamaan yang disebutkan Allah bagi orang mukmin dan orang kafir.”

Alhamdulillah, demikianlah penjelasan Surah Al-A’raf Ayat 57-58 berdasarkan Tafsir Jalalain dan Tafsir Ibnu Katsir sebagai lanjutan dari seri Tadabbur Al Qur’an kita di situs ini. Semoga menambah khazanah keislaman kita semua. Amin

M Resky S