Surah Al-A’raf Ayat 94-95; Seri Tadabbur Al-Qur’an

Surah Al-A'raf Ayat 94-95

Pecihitam.org – Allah memberitahukan di dalam Surah Al-A’raf Ayat 94-95 tentang berbagai ujian dengan penderitaan dan kesempitan yang ditimpakan bagi kaum terdahulu yang telah diutus para Nabi kepada mereka.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Firman Allah SWT di dalam Al Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 94-95;

Surah Al-A’raf Ayat 94
وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا أَخَذْنَا أَهْلَهَا بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُونَ

Terjemahan: Kami tidaklah mengutus seseorang nabipun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri.

Tafsir Quraish Shihab: Setiap kami mengutus seorang nabi ke suatu negeri untuk mengajak penduduknya kepada agama Allah yang benar tetapi mereka menolak ajakan tersebut, mereka pasti akan ditimpa kemiskinan dan penyakit. Hal itu Kami lakukan agar mereka tunduk dan memohon kepada Allah dengan tulus hati agar dibebaskan dari siksa itu. Begitu juga agar mereka memenuhi ajakan rasul.

Tafsir Jalalain: وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَبِيٍّ (Kami tidaklah mengutus seseorang nabi pun kepada sesuatu negeri) kemudian penduduknya mendustakannya إِلَّا أَخَذْنَا (melainkan Kami timpakan) Kami siksa

أَهْلَهَا بِالْبَأْسَاءِ (kepada penduduknya kesempitan) yakni kemiskinan yang sangat وَالضَّرَّاءِ (dan penderitaan) berupa penyakit لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُونَ (supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri) mereka mau merendahkan dirinya sehingga mereka mau beriman.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah memberitahukan tentang ujian dengan berbagai penderitaan dan kesempitan yang telah ditimpakan kepada umat-umat terdahulu yang kepada mereka telah diutus para Nabi.

Penderitaan itu berupa berbagai macam penyakit yang menimpa anggota tubuh mereka, sedangkan kesempitan itu berwujud kemiskinan, kebutuhan dan lain sebagainya, agar mereka mau tunduk. Yaitu mau berdoa, khusyuk dan memohon kepada Allah agar semua penderitaan dan kesempitan itu dihilangkan.

Baca Juga:  Surah An-Nisa Ayat 137-140; Seri Tadabbur Al Qur'an

Maksud ayat itu, bahwa Dia menguji mereka dengan berbagai penderitaan, agar mereka tunduk merendahkan diri. Namun mereka sama sekali tidak mengerjakan apa yang Dia kehendaki dari mereka.

Maka Allah pun membalikkan keadaan mereka dari penderitaan menjadi kesenangan, dengan tujuan untuk menguji mereka pula. Karena itu Allah berfirman pada ayat berikutnya

Surah Al-A’raf Ayat 95
ثُمَّ بَدَّلْنَا مَكَانَ السَّيِّئَةِ الْحَسَنَةَ حَتَّىٰ عَفَوْا وَقَالُوا قَدْ مَسَّ آبَاءَنَا الضَّرَّاءُ وَالسَّرَّاءُ فَأَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

Terjemahan: Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: “Sesungguhnya nenek moyang kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan”, maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya.

Tafsir Quraish Shihab: Ketika mereka tidak melakukan itu dan terus kafir dan ingkar, Kami coba mereka dengan membiarkan mereka dalam kesenangan sebagai pengganti kesulitan. Kami berikan mereka keluasan rezeki, kesehatan dan keselamatan. Harta dan keturunan mereka menjadi bertambah banyak dan berkembang.

Dengan bodohnya, mereka berkata, “Kesenangan dan kesulitan yang dialami oleh leluhur kami hanyalah masalah waktu. Keduanya berputar di antara manusia.” Mereka sama sekali tidak berfikir bahwa ini adalah balasan atas kekafiran mereka yang seharusnya membuat mereka sadar.

Dengan begitu, mereka tidak mengetahui ketentuan Allah yang tersimpan dalam faktor-faktor kebaikan dan kehancuran di masyarakat yang akan membawa kepada kebahagiaan dan penderitaan.

Akibat dari itu adalah bahwa Allah menimpakan mereka, secara tiba-tiba, siksa yang menghancurkan. Mereka kehilangan kesadaran atas apa yang akan menimpa.

Tafsir Jalalain: ثُمَّ بَدَّلْنَا (Kemudian Kami ganti) Kami berikan kepada mereka مَكَانَ السَّيِّئَةِ (kesusahan itu) yakni azab itu الْحَسَنَةَ (dengan kesenangan) kecukupan dan kesehatan

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 73-79; Seri Tadabbur Al-Qur'an

حَتَّىٰ عَفَوْا (hingga mereka bertambah banyak) makin banyak keturunan dan hartanya وَقَالُوا (dan mereka berkata,) sebagai ungkapan ingkar terhadap karunia Allah

قَدْ مَسَّ آبَاءَنَا الضَّرَّاءُ وَالسَّرَّاءُ (“Sesungguhnya nenek moyang kami pun telah merasai penderitaan dan kesenangan”) seperti apa yang sedang kami alami, memang demikianlah hukum alam itu, jadi bukanlah merupakan siksaan dari Allah, maka dari itu tetaplah kamu dengan apa yang sekarang kamu pegang.

Allah berfirman, فَأَخَذْنَاهُمْ (maka Kami timpakan kepada mereka) siksaan بَغْتَةً (dengan sekonyong-konyong) secara tiba-tiba وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (sedangkan mereka tidak menyadarinya) sebelum saat azab itu datang.

Tafsir Ibnu Katsir: ثُمَّ بَدَّلْنَا مَكَانَ السَّيِّئَةِ الْحَسَنَةَ (Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan) artinya Kami ganti keadaan mereka, dari kesusahan menjadi kesenangan, dari sakit menjadi sehat, dari miskin menjadi kaya, supaya dengan itu mereka mau bersyukur. Namun mereka tidak juga melakukannya.

حَتَّىٰ عَفَوْا (Sehingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak) yakni harta kekayaan dan anak mereka bertambah banyak. Jika disebutkan “afaa lisyai-in” hal itu bermakna jika bertambah banyak.

وَقَالُوا قَدْ مَسَّ آبَاءَنَا الضَّرَّاءُ وَالسَّرَّاءُ فَأَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (Dan mereka berkata, ‘Sesungguhnya nenek moyang kami telah merasakan penderitaan dan kesenangan’, maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya) Artinya, Kami uji mereka dengan ini dan itu, supaya mereka tunduk merendahkan diri dan kembali kepada Allah.

Namun semuanya itu tidak berarti sama sekali bagi mereka baik ujian berupa kesusahan maupun kesenangan dan tidak juga mereka menghentikan diri, bahkan mereka mengatakan;

Baca Juga:  Surah Al-Kahfi Ayat 19-20; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

“Kami telah merasakan penderitaan dan kesempitan, dan setelah itu kami pun merasakan kesenangan seperti yang pernah dialami oleh nenek moyang kami pada zaman dulu”. Dan bahkan mereka sama sekali tidak memahami urusan Allah dan tidak pula menyadari ujian Allah yang diberikan kepada mereka dalam dua keadaan di atas.

Hal ini berbeda dengan keadaan orang-orang yang beriman, yang senantiasa bersyukur kepada Allah pada saat merasakan kesenangan dan bersabar jika berada dalam kesusahan. Sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits yang terdapat dalam Shahihain (Kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim), Rasulullah saw. bersabda:

“Sungguh mengagumkan keadaan orang mukmin itu, tidaklah Allah menetapkan takdir baginya melainkan kebaikan baginya. Jika tertimpa kesusahan lalu ia bersabar, maka hal itu adalah baik untuknya. Dan jika diberikan kesenangan lalu ia bersyukur, maka hal itu adalah baik baginya”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, gambaran tersebut diiringi dengan firman-Nya: فَأَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (Maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya.) Maksudnya, Kami timpakah siksaan secara tiba-tiba, yaitu tanpa mereka sadari.

Alhamdulillah, demikianlah telah kita bahas bersama Surah Al-A’raf Ayat 94-95 berdasarkan Tafsir Quraish Shihab, Tafsir Jalalain dan Tafsir Ibnu Katsir yang merupakan kelanjutan dari seri Tadabbur Al Qur’an kita. Semoga bermanfaat.

M Resky S