Surah Al-Furqan Ayat 17-19; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Furqan Ayat 17-19

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Furqan Ayat 17-19 ini, mrnjelaskan bahwa Pada hari Kiamat orang-orang musyrik dikumpulkan bersama-sama dengan sembahan-sembahan mereka. Lalu Allah mengemukakan pertanyaan-pertanyaan kepada sembahan-sembahan itu. Benarkah mereka dahulu di dunia menyuruh mereka itu menyembahnya sehingga mereka telah sesat dari jalan yang benar, mempersekutukan Allah dengan sesembahan itu sehingga mereka mengingkari ajaran-ajaran Allah dan ajaran-ajaran Rasul-Nya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Di antara sembahan-sembahan yang disembah orang-orang kafir itu termasuk beberapa malaikat, Nabi Isa dan Uzair. Mereka merasa sangat heran dan tercengang mendengar pertanyaan-pertanyaan itu karena mereka tidak pernah menyuruh manusia menyembah mereka, bahkan mereka selalu menyeru kepada tauhid, menyembah Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Furqan Ayat 17-19

Surah Al-Furqan Ayat 17
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ فَيَقُولُ أَأَنتُمْ أَضْلَلْتُمْ عِبَادِي هَؤُلَاءِ أَمْ هُمْ ضَلُّوا السَّبِيلَ

Terjemahan: Dan (ingatlah) suatu hari (ketika) Allah menghimpunkan mereka beserta apa yang mereka sembah selain Allah, lalu Allah berkata (kepada yang disembah); “Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu, atau mereka sendirikah yang sesat dari jalan (yang benar)?”.

Tafsir Jalalain: وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ (Dan pada suatu hari ketika Allah menghimpunkan mereka) lafal Yahsyuruhum dapat pula dibaca Nahsyuruhum, sehingga artinya menjadi, Kami menghimpun mereka وَمَا يَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ (beserta apa yang mereka sembah selain Allah) yakni seperti malaikat; Nabi Isa, dan Nabi Uzair, serta jin,

فَيَقُولُ (lalu Allah berkata:) kepada mereka yang disembah untuk memantapkan hujah-Nya terhadap orang-orang yang menyembah mereka. Lafal Fayaquulu dapat pula dibaca Fanaquulu, artinya, Kami berkata, أَأَنتُمْ (“Apakah kalian) lafal A-antum dapat dibaca secara Tahqiq yaitu dengan menyatakan kedua Hamzahnya, dan dapat pula dibaca Tas-hil yaitu dengan menggantikan Hamzah yang kedua menjadi Alif sehingga bacaan Hamzahnya menjadi panjang, dapat pula dibaca pendek yakni tanpa memakai Alif.

أَضْلَلْتُمْ عِبَادِي (yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu) artinya apakah kalian telah menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan dengan perintah kalian kepada mereka, supaya mereka menyembah kalian? هَؤُلَاءِ أَمْ هُمْ ضَلُّوا السَّبِيلَ (atau mereka sendirilah yang sesat dari jalan yang benar?”) yakni atas kehendak mereka sendiri.

Tafsir Ibnu Katsir: وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ (“Dan [ingatlah] suatu hari [ketika] Allah menghimpunkan mereka beserta apa yang mereka sembah selain Allah.”) Mujahid berkata: “Yaitu ‘Isa, ‘Uzair dan para malaikat.” فَيَقُولُ أَأَنتُمْ أَضْلَلْتُمْ عِبَادِي هَؤُلَاءِ (“Lalu Allah berkata: “Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu….’”) yaitu Allah befirman kepada yang disembah, ‘Apakah kalian menyerukan mereka untuk menyembah selain Aku, ataukah mereka menyembah kalian menurut kemauan mereka sendiri tanpa adanya ajakan dari kalian?

Tafsir Kemenag: Pada hari Kiamat orang-orang musyrik dikumpulkan bersama-sama dengan sembahan-sembahan mereka. Lalu Allah mengemukakan pertanyaan-pertanyaan kepada sembahan-sembahan itu. Benarkah mereka dahulu di dunia menyuruh mereka itu menyembahnya sehingga mereka telah sesat dari jalan yang benar, mempersekutukan Allah dengan sesembahan itu sehingga mereka mengingkari ajaran-ajaran Allah dan ajaran-ajaran Rasul-Nya.

Baca Juga:  Surah Al-Maidah Ayat 94-95; Seri Tadabbur Al Qur'an

Di antara sembahan-sembahan yang disembah orang-orang kafir itu termasuk beberapa malaikat, Nabi Isa dan Uzair. Mereka merasa sangat heran dan tercengang mendengar pertanyaan-pertanyaan itu karena mereka tidak pernah menyuruh manusia menyembah mereka, bahkan mereka selalu menyeru kepada tauhid, menyembah Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun.

Dalam ayat ini disebutkan pertanyaan Allah yang khusus dihadapkan kepada Nabi Isa yaitu firman-Nya: Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, “Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?” (Isa) menjawab,

“Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.” (al-Ma’idah/5: 116).

Tafsir Quraish Shihab: Sebagai suatu peringatan, ingatlah kepada hari di saat Allah mengumpulkan orang-orang musyrik pada hari kiamat untuk dimintakan pertanggungjawaban. Mereka dikumpulkan bersama orang-orang yang mereka sembah selain Allah di dunia seperti ‘Isa, ‘Uzair dan para malaikat.

Orang-orang yang disembah itu ditanya oleh Allah, “Apakah kalian telah menyesatkan hamba-hamba-Ku dengan menyuruh mereka menyembah kalian?Ataukah mereka yang sesat jalannya dengan memilih untuk menyembah kalian?”

Surah Al-Furqan Ayat 18
قَالُوا سُبْحَانَكَ مَا كَانَ يَنبَغِي لَنَا أَن نَّتَّخِذَ مِن دُونِكَ مِنْ أَوْلِيَاءَ وَلَكِن مَّتَّعْتَهُمْ وَآبَاءَهُمْ حَتَّى نَسُوا الذِّكْرَ وَكَانُوا قَوْمًا بُورًا

Terjemahan: Mereka (yang disembah itu) menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagi kami mengambil selain engkau (untuk jadi) pelindung, akan tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hidup, sampai mereka lupa mengingati (Engkau); dan mereka adalah kaum yang binasa”.

Tafsir Jalalain: قَالُوا سُبْحَانَكَ (Mereka yang disembah itu menjawab, “Maha Suci Engkau,) dari apa yang tidak layak bagi Engkau مَا كَانَ يَنبَغِي (tidaklah patut) tidaklah dibenarkan لَنَا أَن نَّتَّخِذَ مِن دُونِكَ (bagi kami mengambil selain Engkau) مِنْ أَوْلِيَاءَ (untuk jadi pelindung) lafal Min Auliyaa berkedudukan menjadi Maf’ul pertama, sedangkan huruf Min adalah Zaidah yang berfungsi mengukuhkan makna Nafi. Lafal sebelumnya berkedudukan menjadi Maf’ul kedua. Maksudnya, mana mungkin kami memerintahkan mereka untuk menyembah kami وَلَكِن مَّتَّعْتَهُمْ وَآبَاءَهُمْ (akan tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hidup) sebelumnya yaitu di dunia, dengan umur yang panjang dan rezeki yang luas.

حَتَّى نَسُوا الذِّكْرَ (Sampai mereka lupa akan peringatan) yakni nasihat dan iman kepada Alquran وَكَانُوا قَوْمًا بُورًا (dan mereka adalah kaum yang binasa.”)

Tafsir Ibnu Katsir: Sedangkan ulama lain membaca: سُبْحَانَكَ مَا كَانَ يَنبَغِي لَنَا أَن نَّتَّخِذَ مِن دُونِكَ مِنْ أَوْلِيَاءَ ; yaitu tidak patut bagi seseorang untuk menyembah kami, karena kami adalah hamba-Mu yang sangat membutuhkan-Mu. Makna ini lebih dekat dari makna yang pertama.

Baca Juga:  Surah Al-Furqan Ayat 41-44; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَلَكِن مَّتَّعْتَهُمْ وَآبَاءَهُمْ (“Akan tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hidup”) yang karena panjangnya umur mereka hingga mereka melupakan peringatan, yaitu melupakan apa yang telah Engkau turunkan kepada mereka melalui lisan-lisan para Rasul-Mu, yang mengajak beribadah hanya kepada-Mu, yang tidak ada sekutu bagi-Mu.

وَكَانُوا قَوْمًا بُورًا (“Dan mereka adalah kaum buuran”) Ibnu ‘Abbas berkata: “Kaum yang binasa.” Al-Hasan al-Bashri dan Malik berkata dari az-Zuhri: “Yaitu kaum yang tidak memiliki kebaikan.” Ibnu Zab’ari berkata ketika masuk Islam:

“Hai utusan Penguasa alam, sesungguhnya lisanku kelu, tidak mampu aku buka saat aku celaka. Jika syaitan mengarahkan pada jalan kesesatan dan mengikutinya, maka binasalah.”

Tafsir Kemenag: Dengan spontan mereka menjawab pertanyaan Allah yang tidak mereka duga sedikit pun akan dimajukan kepadanya. Mereka serentak menjawab, “Mahasuci Engkau Ya Tuhan kami, tidaklah patut bagi kami mengambil perlindungan selain Engkau. Inilah kepercayaan kami karena tidak ada yang berhak disembah dan diambil jadi pelindung kecuali engkau sajalah.

Bagaimana pula kami akan menyuruh orang lain menyembah selain Engkau sedangkan hal itu bertentangan dengan akidah dan iman kami. Mungkin Engkau Ya Tuhan kami telah melimpahkan kepada mereka nikmat dan rahmat-Mu agar mereka bersyukur kepada-Mu tetapi mereka pergunakan nikmat dan rahmat itu untuk kepuasan hawa nafsu mereka, sehingga mereka telah tenggelam dalam kesenangan dan kelezatan. Akhirnya mereka melupakan-Mu dan jatuh ke jurang kesesatan dan tidak dapat ditolong lagi dan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang binasa.”.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau. Tidak pantas sama sekali bagi kami untuk mencari penolong dan yang menangani urusan kami selain Engkau. Maka bagaimana mungkin kami mengajak orang lain untuk menyembah selain Engkau? Akan tetapi kekafiran mereka adalah disebabkan nikmat-nikmat yang Engkau berikan kepada mereka.

Engkau jadikan mereka dan nenek moyang mereka berlama-lama dalam kesenangan di dunia. Kesenangan itu lalu membuat mereka lalim dan lupa bersyukur dan menyembah hanya kepada-Mu. Karena kezaliman dan kekafiran itulah mereka menjadi kaum yang berhak untuk dibinasakan.

Surah Al-Furqan Ayat 19
فَقَدْ كَذَّبُوكُم بِمَا تَقُولُونَ فَمَا تَسْتَطِيعُونَ صَرْفًا وَلَا نَصْرًا وَمَن يَظْلِم مِّنكُمْ نُذِقْهُ عَذَابًا كَبِيرًا

Terjemahan: maka sesungguhnya mereka (yang disembah itu) telah mendustakan kamu tentang apa yang kamu katakan maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak (pula) menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar.

Tafsir Jalalain: فَقَدْ كَذَّبُوكُم (“Maka sesungguhnya mereka yang disembah itu telah mendustakan kalian) yang disembah itu berdusta kepada mereka yang menyembahnya بِمَا تَقُولُونَ (tentang apa yang kalian katakan) bahwasanya mereka adalah tuhan-tuhan فَمَا تَسْتَطِيعُونَ (maka kalian tidak akan dapat) kalau dibaca yastathii’uuna artinya maka mereka tidak akan dapat; maksudnya baik mereka atau pun kalian صَرْفًا (menolak) azab dari diri kalian,

Baca Juga:  Surah Al-Furqan Ayat 75-77; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَلَا نَصْرًا (dan tidak pula menolong) mencegah azab yang menimpa diri kalian وَمَن يَظْلِم (dan barang siapa berbuat zalim) dengan memperbuat kemusyrikan مِّنكُمْ نُذِقْهُ عَذَابًا كَبِيرًا (di antara kalian, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar) azab yang keras di akhirat.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: فَقَدْ كَذَّبُوكُم بِمَا تَقُولُونَ (“Maka sesungguhnya mereka telah mendustakanmu tentang apa yang kamu katakan.”) yaitu sesungguhnya orang-orang yang kalian sembah selain Allah telah mendustakan kalian tentang apa yang kalian kira, bahwa mereka adalah para wali bagi kalian dan mereka dapat mendekatkan kalian kepada Allah sebagai perantara.

Friman-Nya: فَمَا تَسْتَطِيعُونَ صَرْفًا وَلَا نَصْرًا (“Maka kamu tidak akan dapat menolak dan tidak pula penolong.”) yaitu kalian tidak mampu menghindari adzab dari kalian dan tidak pula mampu menolong diri kalian sendiri. وَمَن يَظْلِم مِّنكُمْ (“Dan barangsiapa di antara kamu yang berbuat dhalim”) yaitu berbuat syirik kepada Allah, نُذِقْهُ عَذَابًا كَبِيرً (“niscaya Kami rasakan kepadanya adzab yang besar”)

Tafsir Kemenag: (“Maka sesungguhnya mereka yang disembah itu telah mendustakan kalian) yang disembah itu berdusta kepada mereka yang menyembahnya (tentang apa yang kalian katakan) bahwasanya mereka adalah tuhan-tuhan (maka kalian tidak akan dapat) kalau dibaca yastathii’uuna artinya maka mereka tidak akan dapat; maksudnya baik mereka atau pun kalian (menolak) azab dari diri kalian (dan tidak pula menolong) mencegah azab yang menimpa diri kalian (dan barang siapa berbuat zalim) dengan memperbuat kemusyrikan (di antara kalian, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar) azab yang keras di akhirat.

Tafsir Quraish Shihab: Kalaulah orang-orang musyrik itu mencelamu karena kamu memakan makanan dan berjalan di pasar untuk bekerja dan mencari penghasilan, maka itu sebenarnya adalah ketentuan Allah yang berlaku pada rasul-rasul sebelum kamu. Setiap orang yang Kami utus dari mereka selalu memakan makanan dan pulang pergi ke dan dari pasar.

Kami jadikan sebagian kalian, wahai manusia, cobaan bagi sebagian yang lain. Para perusak itu selalu berusaha menutupi jalan menuju hidayah dan kebenaran dengan berbagai macam cara. Maka apakah kalian akan bersabar mempertahankan kebenaran kalian, wahai orang-orang Mukmin, dan tetap berpegang teguh pada agama kalian sampai datang pertolongan Allah?. Bersabarlah! Allah Maha Mengetahui segala sesuatu dan akan membalas kalian semua sesuai dengan perbuatannya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Furqan Ayat 17-19 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S