Surah Al-Furqan Ayat 75-77; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Furqan Ayat 75-77

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Furqan Ayat 75-77 ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar mengatakan kepada orang-orang kafir bahwa karena kekufuran, kesombongan, dan keangkuhannya, Allah tidak akan mempedulikan mereka sedikit pun. Mereka sekali-kali tidak akan mendapat karunia yang diberikan kepada orang-orang yang beriman bahkan mereka akan mendapat balasan yang setimpal yaitu neraka Jahanam. Mereka akan dilemparkan ke dalamnya dan mendapat siksaan yang tidak dapat digambarkan bagaimana pedihnya dan akan kekal abadi dalam neraka itu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Furqan Ayat 75-77

Surah Al-Furqan Ayat 75
أُولَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا

Terjemahan: Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,

Tafsir Jalalain: أُولَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ (Mereka itulah orang-orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi) di surga kelak بِمَا صَبَرُوا (karena kesabaran mereka) di dalam menjalankan taat kepada Allah وَيُلَقَّوْنَ (dan mereka disambut) dapat dibaca Yulaqqauna dengan memakai Tasydid, sebagaimana dapat pula dibaca Yalqauna فِيهَا (di dalamnya) yakni di surga yang paling tinggi martabatnya itu تَحِيَّةً وَسَلَامًا (dengan penghormatan dan ucapan selamat) dari para Malaikat.

Tafsir Ibnu Katsir: Ketika Allah Ta’ala telah menyebutkan sifat-sifat hamba-Nya yang beriman dengan sifat-sifat yang indah dan perkataan serta perbuatan yang agung, Dia berfirman: أُولَئِكَ (“Mereka itulah”) yaitu orang-orang yang bersifat seperti ini, يُجْزَوْنَ (“akan dibalas”) pada hari kiamat; الْغُرْفَةَ (“Martabat yang tinggi”) yaitu surga.

Abu Ja’far al-Baqir, Sa’id bin Jubair, adh-Dhahhak dan as-Suddi berkata: “Dinamakan demikian karena ketinggiannya.”

بِمَا صَبَرُو (“Karena kesabaran mereka.”) yaitu dalam melaksanakan hal tersebut. وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا (“dan mereka disambut di dalamnya”) yaitu di dalam surga. وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا (“dengan penghormatan dan ucapan selamat.”) yaitu mereka disambut di dalamnya dengan salam dan penghormatan, dan mereka menyampaikan pengagungan dan kemuliaan.

Mereka memberikan penghormatan, saling mengucapkan “salam”; sedangkan para malaikat masuk dari setiap pintu ke tempat mereka seraya mengucapkan: “Selamat untuk kalian atas kesabaran kalian, maka inilah tempat terakhir yang paling menyenangkan.”

Tafsir Kemenag: Pada dua ayat ini, Allah menerangkan ganjaran dan karunia yang akan diberikan kepada “hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang itu”, hamba-hamba Allah yang mempunyai sifat-sifat yang sempurna dan akhlak yang mulia berkat kesabaran dan keuletan mereka dalam mematuhi segala perintah Allah, berkat kesabaran dan keuletan mereka melawan hawa nafsu dalam menjauhi segala larangan-Nya.

Baca Juga:  Surah Al-Furqan Ayat 55-60; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Mereka ditempatkan di tempat yang paling mulia dan tinggi dalam surga. Mereka disambut oleh para malaikat dengan salam sebagai penghormatan kepada mereka. Hal ini tergambar dalam firman Allah:

“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan), ‘Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.” (ar-Ra’d/13: 23-24).

Kemudian Allah menerangkan bahwa karunia dan nikmat yang mereka terima itu adalah karunia dan nikmat yang kekal abadi yang tiada putus-putusnya. Tidak diragukan lagi bahwa tempat itu adalah sebaik-baik tempat menetap dan sebaik-baik tempat kediaman.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka yang memiliki ciri-ciri seperti itu–sebagai telah disebutkan sebelumnya–adalah para hamba Allah yang sejati.
Mereka akan mendapatkan kedudukan yang luhur di surga, sebagai balasan dari kesabaran dan ketaatan mereka. Di dalam surga, mereka akan mendapatkan penghormatan dan ucapan keselamatan.

Surah Al-Furqan Ayat 76
خَالِدِينَ فِيهَا حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا

Terjemahan: mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.

Tafsir Jalalain: خَالِدِينَ فِيهَا حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (Mereka kekal di dalamnya, surga itulah sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman) yakni tempat kediaman buat mereka. Lafal Ulaaika dan sesudahnya menjadi Khabar dari lafal ‘Ibaadur Rahmaan pada ayat 63 tadi.

Tafsir Ibnu Katsir: خَالِدِينَ فِيهَا (“Mereka kekal di dalamnya”) ialah menetap, tidak berlalu, tidak pindah, dan tidak mati, juga mereka tidak menghendaki adanya perpindahan.

حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (“Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman”) yaitu tempat yang terlihat indah, dan terlukis dengan kalimat yang indah dan tempat yang menyenangkan.

Tafsir kemenag: Pada dua ayat ini, Allah menerangkan ganjaran dan karunia yang akan diberikan kepada “hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang itu”, hamba-hamba Allah yang mempunyai sifat-sifat yang sempurna dan akhlak yang mulia berkat kesabaran dan keuletan mereka dalam mematuhi segala perintah Allah,

berkat kesabaran dan keuletan mereka melawan hawa nafsu dalam menjauhi segala larangan-Nya. Mereka ditempatkan di tempat yang paling mulia dan tinggi dalam surga. Mereka disambut oleh para malaikat dengan salam sebagai penghormatan kepada mereka. Hal ini tergambar dalam firman Allah:

Baca Juga:  Surah Al-Furqan Ayat 72-74 ; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan), ‘Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.” (ar-Ra’d/13: 23-24).

Kemudian Allah menerangkan bahwa karunia dan nikmat yang mereka terima itu adalah karunia dan nikmat yang kekal abadi yang tiada putus-putusnya. Tidak diragukan lagi bahwa tempat itu adalah sebaik-baik tempat menetap dan sebaik-baik tempat kediaman.

Tafsir Quraish Shihab: Kenikmatan yang mereka peroleh di surga adalah kekal dan tidak pernah putus.
Surga itu merupakan tempat menetap dan kediaman yang terbaik.

Surah Al-Furqan Ayat 77
قُلْ مَا يَعْبَأُ بِكُمْ رَبِّي لَوْلَا دُعَاؤُكُمْ فَقَدْ كَذَّبْتُمْ فَسَوْفَ يَكُونُ لِزَامًا

Terjemahan: Katakanlah (kepada orang-orang musyrik): “Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu. (Tetapi bagaimana kamu beribadat kepada-Nya), padahal kamu sungguh telah mendustakan-Nya? karena itu kelak (azab) pasti (menimpamu)”.

Tafsir Jalalain: قُلْ (Katakanlah,) hai Muhammad kepada penduduk Mekah مَا (“Tiada) lafal مَا bermakna Nafi يَعْبَأُ (mengindahkan) menghiraukan بِكُمْ رَبِّي لَوْلَا دُعَاؤُكُمْ (Rabbku akan kalian melainkan kalau ada ibadah kalian) kepada-Nya di waktu kalian tertimpa kesengsaraan dan musibah, kemudian Dia menghilangkannya dari kalian فَقَدْ (padahal sesungguhnya) maksudnya mana mungkin Dia memperhatikan kalian,

كَذَّبْتُمْ (sedangkan kalian telah mendustakan) Rasul dan Alquran فَسَوْفَ يَكُونُ (karena itu kelak akan ada) azab لِزَامًا (yang pasti.”) menimpa kalian di akhirat, selain daripada azab yang akan menimpa kalian di dunia. Akhirnya di antara mereka banyak yang terbunuh di dalam perang Badar; jumlah mereka yang terbunuh ada tujuh puluh orang. Sedangkan yang menjadi Jawab dari lafal Laulaa terkandung di dalam pengertian kalimat yang sebelumnya.

Tafsir Ibnu Katsir: قُلْ مَا يَعْبَأُ بِكُمْ رَبِّ (“Katakanlah [kepada orang-orang musyrik]: ‘Rabbku tidak mengindahkanmu.’”) yakni Rabbku tidak akan mempedulikan kalian bila kalian tidak beribadah kepada-Nya, karena sesungguhnya Dia telah menciptakan makhluk ini agar mereka beribadah kepada-Nya, mentauhidkan-Nya, dan mensucikan-Nya dengan bertasbih di waktu pagi dan petang.

Berkata Mujahid dan ‘Amr bin Syu’aib: قُلْ مَا يَعْبَأُ بِكُمْ رَبِّي (“Katakanlah [kepada orang-orang musyrik]: ‘Rabbku tidak mengindahkanmu.’”) ialah Rabbku tidak akan berbuat untuk kalian.” Sedangkan Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas tentang firman Allah ini mengatakan: “Jika tidak ada iman kalian…” dan Allah mengabarkan bahwa Allah tidak butuh terhadap orang-orang kafir, dimana Dia ciptakan mereka bukan sebagai orang mukmin. Kalau sekiranya Allah butuh terhadap mereka, niscaya Allah jadikan mereka berkeinginan untuk beriman, seperti Allah telah berikan keinginan itu kepada orang-orang mukmin.

Baca Juga:  Surah Abasa Ayat 1-16; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Firman-Nya: فَقَدْ كَذَّبْتُمْ (“Kamu sungguh telah mendustakan-Nya”) wahai orang-orang kafir! فَسَوْفَ يَكُونُ لِزَامًا (“Karena itu kelak [adzab] pasti [menimpamu].”) yaitu kedustaan kalian akan selalu menyertai kalian, yakni yang menentukan siksa bagi kalian, menyebabkan kehancuran bagi kalian dan menjadi kebinasaan di dunia dan di akhirat kelak. Termasuk yang demikian itu kekalahan [kehancuran] di perang Badar, itulah yang ditafsirkan oleh ‘Abdullah bin Mas’ud, Ubai bin Ka’ab, Muhammad bin Ka’ab al-Qaradhi, Mujahid, adh-Dahhak, Qatadah, as-Suddi, dan selain mereka.

Berkata al-Hasan al-Bashri: فَسَوْفَ يَكُونُ لِزَامًا; yaitu hari kiamat.” Kedua macam tafsir ini tidak saling bertentangan.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar mengatakan kepada orang-orang kafir bahwa karena kekufuran, kesombongan, dan keangkuhannya, Allah tidak akan mempedulikan mereka sedikit pun.

Mereka sekali-kali tidak akan mendapat karunia yang diberikan kepada orang-orang yang beriman bahkan mereka akan mendapat balasan yang setimpal yaitu neraka Jahanam. Mereka akan dilemparkan ke dalamnya dan mendapat siksaan yang tidak dapat digambarkan bagaimana pedihnya dan akan kekal abadi dalam neraka itu.

Tafsir Quraish Shihab: Katakanlah, wahai Rasul, kepada umat manusia,
“Sesungguhnya tidak penting bagi Allah dari kalian kecuali kalian menyembah dan berdoa kepada-Nya, tidak selain-Nya. Oleh karena itulah Dia menciptakan kalian. Akan tetapi, orang-orang kafir di antara kalian telah mendustakan apa yang dibawa oleh Rasul. Karenanya, azab yang akan menimpa mereka merupakan sebuah kemestian, dan mereka tidak akan dapat menyelamatkan diri dari azab itu.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Furqan Ayat 75-77 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S