Surah Al-Hajj Ayat 61-62; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Hajj Ayat 61-62

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 61-62 ini, menerangkan bahwa Memberikan pertolongan dan menjamin kemenangan bagi orang-orang yang beriman itu adalah suatu janji yang pasti dari Allah. Karena Dia Maha Menguasai segala sesuatu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya itu, Dia pada suatu musim panas memasukkan malam ke dalam siang, maka siang menjadi panjang, dan pada suatu musim dingin memasukkan siang ke dalam malam, maka malam menjadi panjang.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Hajj Ayat 61-62

Surah Al-Hajj Ayat 61
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ

Terjemahan: Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasanya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Tafsir Jalalain: ذَلِكَ (Yang demikian itu) pertolongan atau kemenangan itu بِأَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ (adalah karena sesungguhnya Allah kuasa memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam) Dia berkuasa untuk memasukkan masing-masing di antara keduanya kepada yang lainnya, yaitu dengan mengembalikan waktu pada salah satu di antaranya.

Yang demikian itu merupakan pengaruh daripada kekuasaan Allah swt. yang dengan kekuasaan-Nya itu kaum Muslimin dapat kemenangan وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ (dan bahwasanya Allah Maha Mendengar) terhadap doa-doa kaum Mukminin بَصِيرٌ (lagi Maha Melihat) perihal orang-orang yang beriman, di mana Dia menjadikan iman dalam diri mereka, kemudian Dia memperkenankan doa mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman, menyadarkan bahwa Dia adalah Mahapencipta yang mengatur makhluk-Nya sesuai kehendak-Nya. Makna ‘ilajnya malam ke dalam siang dan siang ke dalam malam adalah masuknya malam ke dalam siang dan masuknya siang ke dalam malam. Terkadang, malam lebih panjang dan siang lebih pendek seperti di musim dingin, serta siang lebih panjang dan malam lebih pendek seperti di musim panas.

Firman-Nya: وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ (“Dan bahwasanya Allah Maha-mendengar lagi Mahamelihat,”) yaitu Mahamendengar perkataan-perkataan hamba-Nya serta Mahamelihat mereka. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya dalam kondisi, gerakan dan diamnya mereka.

Tafsir Kemenag: Memberikan pertolongan dan menjamin kemenangan bagi orang-orang yang beriman itu adalah suatu janji yang pasti dari Allah. Karena Dia Maha Menguasai segala sesuatu. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya itu, Dia pada suatu musim panas memasukkan malam ke dalam siang, maka siang menjadi panjang, dan pada suatu musim dingin memasukkan siang ke dalam malam, maka malam menjadi panjang.

Di daerah khatulistiwa perbedaan waktu malam dan waktu siang ini tidak begitu dirasakan. Tetapi di daerah sub-tropis dan daerah kutub Utara atau Selatan, perbedaan ini sangat kelihatan. Pada musim dingin kelihatan malam amat panjang, sedang di musim panas waktu sianglah yang lebih panjang dari waktu malam.

Baca Juga:  Surah Al-Hajj Ayat 77-78; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ayat di atas merupakan salah satu ayat dari sekian ayat dalam Al-Qur’an yang mengungkapkan secara berulang perkara kejadian siang dan malam. (QS 10;67, 16:12, 17;12, 21:33, dst). Dan itu terjadi semata karena kuasa-Nya yang tercermin dari bunyi awal ayat.

Menurut para saintis, malam dan siang merupakan fenomena alam yang terjadi karena posisi bumi yang bergerak mengelilingi matahari pada lintasan yang tetap “hampir berbentuk” lingkaran. Karena itu pula bumi terhindar dari mengalami suhu-suhu ekstrem yang mematikan.

Bumi yang bulat ketika mengelilingi matahari tadi sambil terus berputar pada sumbunya. Malam terjadi pada bagian bumi yang tidak tersinari oleh sinar matahari dan siang ketika bagian bumi lainnya terkena sinar matahari. Malam itu gelap dan siang itu terang.

Mengenai perputaran(rotasi) bumi pada sumbunya, data menunjukkan bahwa kecepatannya adalah 1.670 km per jam. Bandingkan dengan kecepatan peluru ketika dilepaskan dari senjata modern yaitu 1.800 km per jam. Betapa cepatnya rotasi bumi.

Sementara kecepatan orbit bumi terhadap matahari adalah 60 kali kecepatan peluru, yakni sekitar 108.000 km per jam. Dengan kecepatan demikian sebuah pesawat akan dapat mengelilingi bumi dalam waktu 22 menit saja.

Perputaran bumi pada sumbunya terjadi satu kali dalam sehari yang menurut pengamatan para ahli merupakan kecepatan yang tepat untuk menghasilkan suhu yang sedang dan nyaman untuk kehidupan di atas permukaan bumi.

Dan lebih mencengangkan adalah besarnya sudut sumbu putar bumi ini telah memungkinkan untuk terjadinya 4 musim di belahan utara dan selatan garis equator dan hanya 2 musim di daerah yang terletak tepat di garis equator bumi.

Ketepatan perputaran (rotasi) yang mengakibatkan keteraturan terjadinya siang dan malam di bumi ini ditegaskan oleh ayat ini,….Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (Yasin/36:40)

Dengan pergantian siang dan malam yang secara berkala dan teratur suatu ketetapan Allah untuk menjadi perhitungan waktu bagi kehidupan manusia di bumi. Satu putaran siang dan malam lamanya Allah SWT tentukan 24 jam. Ini yang kita kenal dengan hitungan hari.

Satu hari adalah 24 jam. Sementara satu putaran bulan (sebagai satelit bumi) yang mengelilingi bumi memerlukan waktu 29 atau 30 hari. Atau disebut satu bulan.. Sedangkan lamanya bumi mengelilingi atau mengorbit matahari satu putaran penuh dibutuhkan selama 360 hari, dan dikenal dengan satu tahun. Semua ini adalah dasar disusunnya perhitungan waktu atau kalender.

Baca Juga:  Surah Al-Munafiqun Ayat 9-11; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Memasukkan malam kepada siang, dan memasukkan siang kepada malam itu menurut ukuran manusia adalah lebih sulit melakukannya dari memberi kemenangan. Karena itu memberikan kemenangan kepada orang-orang teraniaya sangat mudah dilakukan Allah. Allah mendengarkan segala doa yang dimohonkan hamba kepada-Nya dan melihat semua perbuatan yang dilakukan hamba-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Pertolongan itu sesuatu yang ringan bagi Allah, karena Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya yang tampak jelas di depan mata kalian adalah kekuasaan-Nya untuk mengatur alam semesta.

Dia memutar malam dan siang, menambah salah satunya dengan bagian yang diambil dari yang lain hingga sebagian gelap malam, umpamanya, menempati sebagian terangnya siang, atau sebaliknya. Dan dengan kekuasaan-Nya yang sempurna itu, Dia juga mendengar suara orang-orang yang teraniaya, mengetahui dan membalas perbuatan orang yang berbuat aniaya.

Surah Al-Hajj Ayat 62
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

Terjemahan: (Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Tafsir Jalalain: ذَلِكَ (Demikian itu) yakni kemenangan itu pun بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ (adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah Tuhan yang hak) yang semestinya وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ (dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru) dapat dibaca Yad’uuna dan Tad’uuna, maksudnya apa saja yang mereka sembah مِن دُونِهِ (selain dari Allah) yakni berhala-berhala هُوَ الْبَاطِلُ (itulah yang batil) yakni yang akan lenyap.

وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ (dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi) atas segala sesuatu dengan kekuasaan-Nya الْكَبِيرُ (lagi Maha Besar) artinya segala sesuatu selain-Nya adalah kecil.

Tafsir Ibnu Katsir: Tatkala sudah jelas bahwa Dia yang Mahamengatur wujud ini lagi Mahabijaksana yang tidak ada yang mampu menandingi kebijaksanaan-Nya, Dia berfirman: ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ (“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah Rabb yang haq,”) yaitu Ilaahul haqq yang tidak ada peribadatan yang layak kecuali hanya kepada-Nya. Karena Dia adalah pemilik kekuasaan yang agung, apa saja yang dikehendaki-Nya pasti ada, dan apa saja yang tidak dikehendaki-Nya niscaya tidak akan ada. Sedangkan seluruhnya amat butuh dan berserah diri kepada-Nya.

Baca Juga:  Surah Az-Zumar Ayat 5-6; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ (“Dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang bathil,”) yaitu berupa patung-patung, tandingan-tandingan dan berhala-berhala. Segala sesuatu yang disembah selain Allah, itulah yang bathil. Karena hal itu tidak memiliki mudharat dan manfaat.

Firman-Nya: وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ (“Dan sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.”) Maka, segala sesuatu berada di bawah kekuasaan, kerajaan dan keagungan-Nya. Tidak ada Ilah (yang berhak di-ibadahi dengan benar) kecuali Dia dan tidak ada Rabb selain-Nya.

Tafsir Kemenag: Sifat-sifat yang demikian itu, yaitu kekuasaan yang sempurna, ilmu yang luas dan sempurna, meliputi segala macam ilmu ada pada Allah, karena Dialah yang wajibul-wujud, pasti adanya, mempunyai segala macam sifat kesempurnaan, tidak mempunyai kekurangan sedikit pun.

Dialah yang memiliki agama yang benar, yang disampaikan nabi-nabi dan rasul-rasul yang diutus-Nya, yang paling akhir ialah Nabi Muhammad saw. Dialah Tuhan Yang Maha Esa, tiada seorang pun yang menjadi syarikat bagi-Nya. Karena itu beribadah kepada-Nya adalah suatu yang wajib, sesuatu yang paling benar, demikian pula pertolongan-Nya, janji-Nya adalah suatu yang hak.

Segala yang disembah selain Allah adalah sembahan yang salah, dan ibadah itu merupakan ibadah yang tidak ada dasarnya. Dia berkuasa menciptakan segala yang dikehendaki-Nya. Jika Dia ingin menciptakan sesuatu, cukuplah Dia mengatakan, “Jadilah”. Maka terwujudlah barang itu.

Sesungguhnya Allah Mahatinggi, semua berada dibawah-Nya da Dia di atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatu pun yang menyamainya dalam kekuatan, ketinggian dan kebesaran serta pengetahuan-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Pertolongan yang diterima oleh orang-orang yang teraniaya itu hanya bisa didapatkan dari Allah semata. Adapun kekuasan-Nya yang penuh untuk mengendalikan alam sebagaimana kalian rasakan itu, dasarnya adalah bahwa Dia adalah satu-satunya Tuhan yang benar.

Sedangkan berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang musyrik itu adalah sesuatu yang tidak benar dan palsu. Allah Mahabesar kekuasaan-Nya dan Mahatinggi derajat-Nya di atas yang lain.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Hajj Ayat 61-62 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S