Surah Al-Hajj Ayat 71-72; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Hajj Ayat 71-72

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 71-72 ini, menegaskan Allah menerangkan bahwa kepercayaan orang-orang musyrik itu salah, baik ditinjau dari segi wahyu, akal pikiran, maupun dari sikap orang-orang musyrik itu sendiri di kala mereka mendengar Ayat-Ayat Allah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Hajj Ayat 71-72

Surah Al-Hajj Ayat 71-72
وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَمَا لَيْسَ لَهُم بِهِ عِلْمٌ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِن نَّصِيرٍ

Terjemahan: Dan mereka menyembah selain Allah, apa yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu, dan apa yang mereka sendiri tiada mempunyai pengetahuan terhadapnya. Dan bagi orang-orang yang zalim sekali-kali tidak ada seorang penolongpun.

Tafsir Jalalain: وَيَعْبُدُونَ (Dan mereka menyembah) yakni orang-orang musyrik مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ (selain daripada Allah, apa yang Allah tidak menurunkan tentang itu) yang dimaksud adalah berhala-berhala سُلْطَانًا (suatu keterangan pun) hujah mengenainya وَمَا لَيْسَ لَهُم بِهِ عِلْمٌ (dan apa yang mereka sendiri tidak mempunyai pengetahuan terhadapnya) bahwasanya hal-hal itu adalah tuhan-tuhan.

وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِن (Dan bagi orang-orang yang zalim sekali-kali tidak ada) zalim karena melakukan kemusyrikan نَّصِيرٍ (seorang penolong pun) yang dapat mencegah azab Allah dari diri mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman mengabarkan orang-orang musyrik tentang kebodohan, kekafiran dan sikap mereka yang beribadah kepada selain Allah, sesuatu yang tidak diturunkan sulthan tentangnya, yaitu hujjah dan bukti.

Untuk itu Dia berfirman: مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَمَا لَيْسَ لَهُم بِهِ عِلْمٌ (“Apa yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu, dan apa yang mereka sendiri tiada mempunyai pengetahuan terhadapnya,”) yaitu apa yang mereka sendiri tiada mempunyai pengetahuan terhadapnya tentang apa yang mereka buat dan dustakan.

Semua itu hanyalah perkara yang mereka terima dari orang tua dan nenek moyang mereka tanpa dalil dan hujjah, dan asalnya adalah dari tipu daya syaitan dan sesuatu yang dihiasinya.

Untuk itu, Allah Ta’ala mengancam mereka dengan firman-Nya: وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِن نَّصِيرٍ (“Dan bagi orang-orang yang dhalim sekali-kali tidak ada seorang penolong pun,”) yaitu seorang penolong yang menolong mereka dari Allah yang menimpakan adzab dan hukuman, yang mereka derita.

Tafsir Kemenag: Allah menerangkan bahwa kepercayaan orang-orang musyrik itu salah, baik ditinjau dari segi wahyu, akal pikiran, maupun dari sikap orang-orang musyrik itu sendiri di kala mereka mendengar Ayat-Ayat Allah.

  1. Orang-orang musyrik Mekah menyembah selain Allah, dengan menyembah berhala-berhala yang mereka buat sendiri. Kepercayaan mereka itu tidak berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, padahal suatu kepercayaan yang benar adalah kepercayaan yang berdasarkan wahyu dari Allah. Kepercayaan mereka itu hanyalah berdasarkan adat kebiasaan nenek moyang mereka dahulu, kemudian mereka mengikuti dan mempercayainya.
  2. Mereka menyembah selain Allah, hal itu tidak berdasarkan pemikiran yang benar, dan tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. Mereka membuat sendiri berhala-berhala yang mereka sembah itu. Oleh karena itu mereka tidak akan mendapat seorang penolong pun yang akan menolong mereka untuk menegakkan pendapat dan pikiran mereka, atau yang akan menolakkan azab dari mereka di akhirat kelak.
  3. Apabila dibacakan kepada mereka Ayat-Ayat Allah, maka tampaklah pada air muka mereka tanda-tanda keangkuhan, kesombongan dan kekerasan hati, serta ucapan marah yang timbul di hati mereka. Manakala dibacakan Ayat-Ayat Al-Qur’an kepada mereka, mereka ingin menyerang dan memukul orang-orang yang sedang membaca Ayat itu. Seandainya mereka ingin mencari kebenaran, tentulah mereka mendengarkan Ayat-Ayat yang dibacakan itu, kemudian mereka merenungkan dan memikirkannya, dan kalau ada sesuatu yang tidak berkenan di hati mereka tentulah mereka menanyakan atau mencari alasan-alasan yang kuat untuk mematahkan kebenaran Ayat-Ayat Allah.
Baca Juga:  Surah Al-Hajj Ayat 32-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Kemudian Allah mengancam mereka bahwa kebencian dan kemarahan mereka karena mendengar Ayat-Ayat Allah itu sebenarnya adalah lebih kecil dari kepedihan azab yang akan mereka rasakan nanti di hari Kiamat.

Allah menegaskan ancaman-Nya kepada orang-orang musyrik itu dengan memerintahkan nabi Muhammad saw agar mengatakan kepada mereka, “Hai orang-orang musyrik, apakah kamu hendak mendengarkan berita yang lebih besar dan lebih jahat lagi dari kemarahan hatimu kepada orang-orang yang membaca Ayat-Ayat Allah, sehingga hampir saja kamu menyerang dan memukul mereka?”

Kemudian pertanyaan di atas langsung dijawab, bahwa berita besar dan lebih buruk dari kemarahannya itu ialah azab neraka yang telah dijanjikan kepada orang-orang kafir sebagai balasan dari perbuatan mereka itu waktu hidup di dunia. Neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali yang disediakan bagi orang-orang musyrik.

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang musyrik menyembah selain Allah–berupa berhala dan manusia–tanpa suatu bukti pun yang didapat dari kitab suci maupun akal. Sebaliknya, penyembahan itu hanya berdasarkan hawa nafsu dan ikut-ikutan secara membabi buta.

Orang-orang musyrik yang menganiaya diri mereka dan merendahkan posisi akal, kelak di hari kiamat tidak mempunyai penolong dan pelindung dari azab neraka.

Surah Al-Hajj Ayat 72
وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ تَعْرِفُ فِي وُجُوهِ الَّذِينَ كَفَرُوا الْمُنكَرَ يَكَادُونَ يَسْطُونَ بِالَّذِينَ يَتْلُونَ عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا قُلْ أَفَأُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَلِكُمُ النَّارُ وَعَدَهَا اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Terjemahan: Dan apabila dibacakan di hadapan mereka Ayat-Ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan Ayat-Ayat Kami di hadapan mereka.

Katakanlah: “Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?” Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.

Tafsir Jalalain: وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا (Dan apabila dibacakan di hadapan mereka Ayat-Ayat Kami) dari Alquran بَيِّنَاتٍ (yang terang) jelas keadaannya تَعْرِفُ فِي وُجُوهِ الَّذِينَ كَفَرُوا الْمُنكَرَ (niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu) keingkaran mereka terhadap Ayat-Ayat Kami, yaitu sebagai pengaruh dari kebencian mereka terhadapnya, kelihatan muka mereka sangat masam.

Baca Juga:  Surah Al-Furqan Ayat 75-77; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

يَكَادُونَ يَسْطُونَ بِالَّذِينَ يَتْلُونَ عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا (Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan Ayat-Ayat Kami di hadapan mereka) akan menimpakan kekerasan terhadap mereka. قُلْ أَفَأُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَلِكُمُ (Katakanlah! “Apakah akan aku kabarkan kepada kalian yang lebih buruk daripada itu?) perkara yang lebih kalian tidak sukai daripada Alquran yang dibacakan kepada kalian ini

النَّارُ وَعَدَهَا اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا (Yaitu neraka”. Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir) bahwasanya tempat kembali mereka adalah neraka. وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (Dan seburuk-buruk tempat kembali) itu adalah neraka.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Dia berfirman: وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ (“Dan apabila dibacakan di hadapan mereka Ayat-Ayat Kami yang terang,”) yaitu apabila disebutkan kepada mereka Ayat-Ayat al-Qur’an, dalil-dalil dan bukti-bukti yang jelas tentang keesaan Allah dan sesungguhnya tidak ada Ilah (yang haq) kecuali Dia serta seluruh Rasul-Nya yang mulia adalah benar dan jujur.

يَسْطُونَ بِالَّذِينَ يَتْلُونَ عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا (“Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan Ayat-Ayat kami di hadapan mereka,”) yaitu, hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang berhujjah dengan dalil-dalil yang shahih dari al-Qur’an serta berusaha menyerang mereka dengan kejahatan melalui tangan dan lisan mereka.

قُلْ (“Katakanlah,”) hai Muhammad kepada mereka: أَفَأُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَلِكُمُ النَّارُ وَعَدَهَا اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا (“Apakah mau aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk dari pada itu, yaitu neraka? Allah telah mengancamkannya kepada Qrang-orang yang kafir,”) yaitu adzab dan siksa neraka lebih dahsyat, lebih berat, lebih keras dan lebih besar dari apa yang kalian ancamkan kepada para wali Allah di dunia.

Firman-Nya: وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (“Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali,”) yakni neraka itu seburuk-buruk tempat tinggal, tempat singgah, tempat kembali, dan tempat berdiam. “Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. Al-Furqaan: 66).

Tafsir Kemenag: Allah menerangkan bahwa kepercayaan orang-orang musyrik itu salah, baik ditinjau dari segi wahyu, akal pikiran, maupun dari sikap orang-orang musyrik itu sendiri di kala mereka mendengar Ayat-Ayat Allah.

  1. Orang-orang musyrik Mekah menyembah selain Allah, dengan menyembah berhala-berhala yang mereka buat sendiri. Kepercayaan mereka itu tidak berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, padahal suatu kepercayaan yang benar adalah kepercayaan yang berdasarkan wahyu dari Allah. Kepercayaan mereka itu hanyalah berdasarkan adat kebiasaan nenek moyang mereka dahulu, kemudian mereka mengikuti dan mempercayainya.
  2. Mereka menyembah selain Allah, hal itu tidak berdasarkan pemikiran yang benar, dan tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. Mereka membuat sendiri berhala-berhala yang mereka sembah itu. Oleh karena itu mereka tidak akan mendapat seorang penolong pun yang akan menolong mereka untuk menegakkan pendapat dan pikiran mereka, atau yang akan menolakkan azab dari mereka di akhirat kelak.
  3. Apabila dibacakan kepada mereka Ayat-Ayat Allah, maka tampaklah pada air muka mereka tanda-tanda keangkuhan, kesombongan dan kekerasan hati, serta ucapan marah yang timbul di hati mereka. Manakala dibacakan Ayat-Ayat Al-Qur’an kepada mereka, mereka ingin menyerang dan memukul orang-orang yang sedang membaca Ayat itu. Seandainya mereka ingin mencari kebenaran, tentulah mereka mendengarkan Ayat-Ayat yang dibacakan itu, kemudian mereka merenungkan dan memikirkannya, dan kalau ada sesuatu yang tidak berkenan di hati mereka tentulah mereka menanyakan atau mencari alasan-alasan yang kuat untuk mematahkan kebenaran Ayat-Ayat Allah.
Baca Juga:  Surah Al-Hajj Ayat 28-29; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Kemudian Allah mengancam mereka bahwa kebencian dan kemarahan mereka karena mendengar Ayat-Ayat Allah itu sebenarnya adalah lebih kecil dari kepedihan azab yang akan mereka rasakan nanti di hari Kiamat.

Allah menegaskan ancaman-Nya kepada orang-orang musyrik itu dengan memerintahkan nabi Muhammad saw agar mengatakan kepada mereka, “Hai orang-orang musyrik, apakah kamu hendak mendengarkan berita yang lebih besar dan lebih jahat lagi dari kemarahan hatimu kepada orang-orang yang membaca Ayat-Ayat Allah, sehingga hampir saja kamu menyerang dan memukul mereka?”

Kemudian pertanyaan di atas langsung dijawab, bahwa berita besar dan lebih buruk dari kemarahannya itu ialah azab neraka yang telah dijanjikan kepada orang-orang kafir sebagai balasan dari perbuatan mereka itu waktu hidup di dunia. Neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali yang disediakan bagi orang-orang musyrik.

Tafsir Quraish Shihab: Apabila ada yang membacakan Ayat-Ayat Kami yang jelas kepada orang-orang musyrik itu–yaitu Ayat yang berisi bukti kebenaranmu, Muhammad, dan ketidak-benaran peribadatan mereka–kamu akan melihat secara sepintas tanda-tanda kedongkolan di wajah mereka.

Rasa dongkol yang tampaknya telah begitu mendarah daging hingga hampir-hampir membuat mereka menerkam setiap orang yang membacakan Ayat Allah kepada mereka. Untuk mencerca dan memberi peringatan, katakanlah kepada mereka itu, wahai Nabi,

“Apakah kalian mau mendengar jika aku beritahu kalian dengan sesuatu yang lebih menyakitkan daripada kedongkolan yang membakar jiwa kalian semua itu? Sesuatu itu adalah neraka yang dijanjikan Allah kepada orang-orang kafir seperti kalian, pada hari kiamat. Dan alangkah jeleknya tempat kembali dan tempat tinggal seperti itu.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Hajj Ayat 71-72 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S